Tangkapan layar video viral jemaah ciput merah putih di Masjid Agung Ciamis. (Foto: Istimewa)
Ciamis - Viral di media sosial video jemaah di Masjid Agung Ciamis memakai ciput dan peci warna merah-putih. Dalam video itu terdapat tulisan Masjid Agung Ciamis Jawa Barat.
Terlihat dalam video, sejumlah jemaah ibu-ibu yang mengenakan mukena, memakai ciput berwarna merah putih sedang berzikir. Namun tidak semua jemaah, ada juga ibu-ibu yang tidak memakai ciput tersebut. Sedangkan di depan ada jemaah laki-laki juga memakai peci berwarna merah putih.
Selain viral di media sosial, video itu juga beredar di aplikasi perpesanan WhatsApp. Bahkan ada yang sampai mengaitkan dengan kegiatan dari salah satu ormas Islam.
Pengurus DKM Masjid Agung Ciamis pun menjelaskan kejadian yang ada dalam video viral tersebut. Ketua DKM Masjid Agung Ciamis Wawan S Arifien membenarkan kegiatan tersebut dilaksanakan di Masjid Agung Ciamis. Namun dalam kegiatan zikir itu, Masjid Agung Ciamis hanya menyediakan tempat bukan sebagai penyelenggara atau panitia.
"Banyak yang bertanya tentang video viral itu. Kejadiannya 5 Juni 2024 dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Ciamis. Itu acaranya Pemda Ciamis kerja sama dengan Pesantren Sirnarasa pimpinan Mama Gaos. Kami diminta mempersiapkan tempat, yang membawa acara dari Pesantren Sirnarasa," ujar Wawan, Selasa (6/8/2024).
Menurut Wawan, kegiatan manaqiban atau zikir tersebut biasa dilaksanakan Pesantren Sirnarasa di Masjid Agung Ciamis setiap bulan. Namun pesertanya tidak sebanyak yang ada dalam video dan tidak memakai kostum merah itu.
"Manaqib biasa dilaksanakan setiap bulan. Tapi lebih ke masalah kostum. Saya juga baru ngeh ada kostum semacam itu. Terutama ibu-ibu yang pakai ciput. Konotasinya seperti yang dipakai agama lain," jelasnya.
Wawan pun menegaskan yang menjadi persoalan dalam video itu hanya berhubungan dengan pakaian atau kostum. Terutama ibu-ibu yang memakai ciput. Sedangkan untuk ibadahnya, zikir, salat, tablig akbar dan lainnya tidak ada yang salah.
"Ibadahnya tidak ada yang salah segala macamnya. Itu saya rasa hanya kostumnya. Kalau untuk peci merah putih, di Mesir juga banyak," ungkapnya.
Wawan pun sempat menanyakan kepada panitia mengenai kostum tersebut. Menurut penjelasan panitia, dikatakan Wawan, bahwa itu simbol bendera merah putih dan juga fatwa dari Mama Gaos sebagai guru dari pesantren.
"Saya tidak terlalu dalam untuk mempermasalahkan itu, sebab manaqib Pesantren Sirnarasa itu juga dilaksanakan setiap bulan di Masjid Agung tapi tidak pakai kostum itu. Hanya pada saat kegiatan Hari Jadi memakai kostum itu," ungkapnya.
DKM Masjid Agung Ciamis pun menyayangkan kepada pembuat konten yang menuliskan Masjid Agung Ciamis Jawa Barat yang seharusnya dikonfirmasi.
"Kami DKM Masjid Agung hanya memfasilitasi tempat. Sebab ada juga zikir yang lainnya seperti pengajian ibu-ibu. Masa kami menolak orang yang mau berzikir di Masjid Agung. Kami kan yang penting pakaian sopan bersih. Kalau misal ingin lebih jelas maksud dan tujuan pakai kostum itu hubungi panitianya," jelasnya.
Sementara itu, Kabag Kesra Setda Ciamis Ihsan Rasyad membenarkan kegiatan itu dalam rangka Tasyakur Binimat dalam rangka Hari Jadi Ciamis ke 382. Pemkab Ciamis kerja sama dengan komponen elemen masyarakat, salah satunya melaksanakan pengajian dengan Pesantren Sirnarasa. "Iya benar kegiatannya 5 Juni dalam rangka Hari Jadi Ciamis," katanya.
Sementara itu, seorang Ustaz di Pesantren Sirnarasa Danial Lutfi Al Mahzuumi menyebut tidak perlu menanggapi video viral Ciput merah putih yang disebut menyerupai yang dipakai agama lain. "Kalau ingin jelas semuanya datang saja ke sumbernya Pesantren Sirnarasa," pungkasnya. (DetikJabar)
Terlihat dalam video, sejumlah jemaah ibu-ibu yang mengenakan mukena, memakai ciput berwarna merah putih sedang berzikir. Namun tidak semua jemaah, ada juga ibu-ibu yang tidak memakai ciput tersebut. Sedangkan di depan ada jemaah laki-laki juga memakai peci berwarna merah putih.
Selain viral di media sosial, video itu juga beredar di aplikasi perpesanan WhatsApp. Bahkan ada yang sampai mengaitkan dengan kegiatan dari salah satu ormas Islam.
Pengurus DKM Masjid Agung Ciamis pun menjelaskan kejadian yang ada dalam video viral tersebut. Ketua DKM Masjid Agung Ciamis Wawan S Arifien membenarkan kegiatan tersebut dilaksanakan di Masjid Agung Ciamis. Namun dalam kegiatan zikir itu, Masjid Agung Ciamis hanya menyediakan tempat bukan sebagai penyelenggara atau panitia.
"Banyak yang bertanya tentang video viral itu. Kejadiannya 5 Juni 2024 dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Ciamis. Itu acaranya Pemda Ciamis kerja sama dengan Pesantren Sirnarasa pimpinan Mama Gaos. Kami diminta mempersiapkan tempat, yang membawa acara dari Pesantren Sirnarasa," ujar Wawan, Selasa (6/8/2024).
Menurut Wawan, kegiatan manaqiban atau zikir tersebut biasa dilaksanakan Pesantren Sirnarasa di Masjid Agung Ciamis setiap bulan. Namun pesertanya tidak sebanyak yang ada dalam video dan tidak memakai kostum merah itu.
"Manaqib biasa dilaksanakan setiap bulan. Tapi lebih ke masalah kostum. Saya juga baru ngeh ada kostum semacam itu. Terutama ibu-ibu yang pakai ciput. Konotasinya seperti yang dipakai agama lain," jelasnya.
Wawan pun menegaskan yang menjadi persoalan dalam video itu hanya berhubungan dengan pakaian atau kostum. Terutama ibu-ibu yang memakai ciput. Sedangkan untuk ibadahnya, zikir, salat, tablig akbar dan lainnya tidak ada yang salah.
"Ibadahnya tidak ada yang salah segala macamnya. Itu saya rasa hanya kostumnya. Kalau untuk peci merah putih, di Mesir juga banyak," ungkapnya.
Wawan pun sempat menanyakan kepada panitia mengenai kostum tersebut. Menurut penjelasan panitia, dikatakan Wawan, bahwa itu simbol bendera merah putih dan juga fatwa dari Mama Gaos sebagai guru dari pesantren.
"Saya tidak terlalu dalam untuk mempermasalahkan itu, sebab manaqib Pesantren Sirnarasa itu juga dilaksanakan setiap bulan di Masjid Agung tapi tidak pakai kostum itu. Hanya pada saat kegiatan Hari Jadi memakai kostum itu," ungkapnya.
DKM Masjid Agung Ciamis pun menyayangkan kepada pembuat konten yang menuliskan Masjid Agung Ciamis Jawa Barat yang seharusnya dikonfirmasi.
"Kami DKM Masjid Agung hanya memfasilitasi tempat. Sebab ada juga zikir yang lainnya seperti pengajian ibu-ibu. Masa kami menolak orang yang mau berzikir di Masjid Agung. Kami kan yang penting pakaian sopan bersih. Kalau misal ingin lebih jelas maksud dan tujuan pakai kostum itu hubungi panitianya," jelasnya.
Sementara itu, Kabag Kesra Setda Ciamis Ihsan Rasyad membenarkan kegiatan itu dalam rangka Tasyakur Binimat dalam rangka Hari Jadi Ciamis ke 382. Pemkab Ciamis kerja sama dengan komponen elemen masyarakat, salah satunya melaksanakan pengajian dengan Pesantren Sirnarasa. "Iya benar kegiatannya 5 Juni dalam rangka Hari Jadi Ciamis," katanya.
Sementara itu, seorang Ustaz di Pesantren Sirnarasa Danial Lutfi Al Mahzuumi menyebut tidak perlu menanggapi video viral Ciput merah putih yang disebut menyerupai yang dipakai agama lain. "Kalau ingin jelas semuanya datang saja ke sumbernya Pesantren Sirnarasa," pungkasnya. (DetikJabar)