
Beberapa orang sudah mengungkapkan pertanyaan yang sama tentang masa hidup umat Islam . Mereka ingin mengetahui apakah benar umur umat Islam hanya akan mencapai 1500 tahun [berdasarkan penanggalan Islam ?].
Tanggal 1 Muharram jatuh pada Rabu 19 - 7 - 2023. Usia umat islam diperkirakan hanya akan sampai pada tahun 2078 atau 1500H. Jadi jika dijumlahkan 1500 - 1445 = 55. Tapi benarkah itu?
Di bawah ini adalah jawaban atas pertanyaan tersebut yang aku ambil dari situs islamqa.info . Ini membahas keaslian hadits yang menyebutkan tentang 1500 tahun usia umat Islam serta kontradiksinya dengan ajaran dasar Islam tentang hari kiamat atau " Kiamat" .
Sebelum aku sebutkan jawabannya, berikut adalah salah satu “hadits” yang disebutkan oleh Suyuti:
Nabi saw.: bersabda “HIDUP MASYARAKATKU TIDAK akan BERLANGSUNG JAUH LEBIH DARI 1500 TAHUN.”
(Suyooti, Al-Kashf 'an Mujawazat Hadhihi al-Ummah al-Alf, 'Al-Hawi lil-Fatawi' , Suyuti. 2/248, (Arab) 4/262, Ahmad Ibn Hanbal, Kitab al-`Ilal , P 89).
Perlu dicatat bahwa Imam Ahmad memasukkan hadits ini dalam kitab hadits lemahnya , Kitab al-'Ilal kayak di atas.
Berikut adalah pembahasan lengkap tentang hadits tersebut:
Pendapat yang dimaksud dalam pertanyaan tersebut dikemukakan oleh al-Suyooti (semoga Allah merahmatinya) dalam kitabnya al-Haawi, 2/249-256, di mana ia berbicara bahwa dunia ini bakal berlangsung selama tujuh ribu tahun dan bahwa Nabi (damai dan berkah Allah besertanya) diutus pada akhir milenium keenam.
Akhir milenium keenam berarti sudah setengah jalan. Berdasarkan itu umur umat ini lebih dari seribu tahun dan kurang dari 1500 tahun.
Dia berkata: “Jangka waktu tidak mungkin sama sekali seribu lima ratus tahun.â€
Yaitu, jangka waktunya harus kurang dari seribu lima ratus tahun.
Kemudian dia menyebutkan hadits-hadits dan riwayat-riwayat yang dia kutip sebagai dalil yang mendukungnya, sebagian di antaranya adalah Israa'eeliyyaat (riwayat dari sumber-sumber Yahudi) yang tidak dapat dijadikan dalil, dan sebagian lainnya adalah dha'eef (lemah), dan para ulama memutuskan bahwa itu adalah dusta dan rekayasa (mawdu').
Bukti bahwa pandangan ini salah adalah sebagai berikut:
1. Jika pandangan ini benar, maka setiap orang bakalan tahu kapan terjadinya Kiamat.
Ini bertentangan dengan apa yang disebutkan dalam ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits Nabi (damai dan berkah Allah besertanya) yang secara pasti menyatakan bahwa waktu Kiamat tidak diketahui siapa pun kecuali Allah. Allah berfirman (tafsir artinya):
“Orang-orang bertanya kepadamu tentang Kiamat, katakanlah: “Hanya Allah yang mengetahuinya. Apa yang kamu tahu? Mungkin saja Kiamat sudah dekat!”
[al-Ahzaab 33:63]
Ibnu Katsir berkata (6/527):
Di sini Allah memberi tahu Rasul-Nya (damai dan berkah Allah besertanya) bahwa dia tidak memiliki pengetahuan tentang Kiamat dan bahwa andai orang bertanya kepadanya tentang itu, dia harus merujuk masalah itu kepada Allah (yaitu, berbicara bahwa hanya Allah yang tahu itu).
Al-Shanqeeti berkata (6/604):
Diketahui bahwa innama (diterjemahkan disini sebagai “hanya”) mengandung arti eksklusivitas, sehingga yang dimaksud ayat tersebut adalah bahwa Kiamat hanya diketahui oleh Allah saja.
Dan Allah berfirman (penafsiran artinya):
“Mereka bertanya kepadamu (hai Muhammad) tentang Kiamat — kapan waktu yang ditentukan? kamu tidak memiliki pengetahuan untuk berbicara apa-apa tentang hal itu. Kepunyaan Tuhanmu (pengetahuan tentang) istilahnya? Engkau (hai Muhammad) hanyalah pemberi peringatan bagi orang-orang yang takut”.
[al-Naazi’aat 79:42-45]
Ibnu Katsir (4/736) berkata:
yaitu pengetahuan tentang itu tidak diberikan kepada kamu atau kepada siapa pun dalam ciptaan, melainkan urusannya harus diserahkan kepada Allah, karena Dialah Yang mengetahui dengan pasti kapan itu akan terjadi.
Al-Sa’di berkata: Karena ilmu tentang Hari Kiamat tidak bermanfaat bagi agama atau tujuan duniawi orang, melainkan kepentingan mereka terletak pada tersembunyi dari mereka, ilmu tentang itu sudah disembunyikan dari seluruh ciptaan dan Allah sudah menjaga ilmu itu. kepada diri-Nya sendiri. Dia berbicara (interpretasi makna):
“Milik Tuhanmu (pengetahuan tentang) istilah itu?â€
[al-Naaz’iat 79:44]
Hadits yang menunjukkan bahwa waktu Kiamat cuman diketahui oleh Allah termasuk hadits Jibril yang terkenal di mana dikatakan bahwa Nabi (damai dan berkah Allah besertanya) berkata kepada Jibril, ketika dia bertanya kepadanya tentang Kiamat:
“Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.†Diriwayatkan oleh Muslim.
2 – Riwayat-riwayat yang dikutip oleh al-Suyooti (semoga Allah merahmatinya) sebagai dalil digolongkan sebagai dha'if (lemah) oleh para ulama, dan memang mereka memutuskan bahwa itu bohong.
Ibn al-Qayyim berbicara dalam al-Manaar al-Muneef (1/80), di mana ia menyebutkan cara-cara di mana sebuah hadits dapat diketahui sebagai mawdu’:
“(Salah satunya): andai hadits bertentangan dengan makna yang jelas dari Al-Qur’an, seperti hadits yang menceritakan bahwa dunia ini bakalan berlangsung selama tujuh ribu tahun dan bahwa kita sekarang berada di milenium ketujuh . Ini adalah salah satu kebohongan yang paling jelas. Karena andai itu benar maka semua orang bakal tahu bahwa cuman tinggal dua ratus lima puluh satu tahun lagi sampai Kebangkitan dari zaman kita [yakni zaman Ibn al-Qayyim]. Tapi Allah berfirman (penafsiran artinya):
“Mereka bertanya kepadamu tentang Kiamat (Hari Kiamat): “Kapankah waktunya?†Katakanlah: “Ilmu yang ada di sisi Tuhanku (Sendiri). Tidak ada yang bisa mengungkapkan waktunya kecuali Dia. Berat bebannya menembus langit dan bumi. Itu tidak akan menimpamu kecuali secara tiba-tiba.†Mereka bertanya kepadamu seolah-olah kamu memiliki pengetahuan yang baik tentangnya. Katakanlah: “Ilmu tentang dia hanya di sisi Allah (Sendiri)…â€
[al-A'raaf 7:187]
Ibn Katheer berkata dalam al-Nihaayah fi’l-Fitan wa’l-Malaahim (1/25):
Tidak ada (suara) hadits di mana Nabi (damai dan berkah Allah besertanya) menentukan kapan Kiamat bakal terjadi, melainkan dia menyebutkan beberapa dari tanda-tanda dan tanda-tandanya.
Dia juga berbicara (28/2):
Sehubungan dengan pernyataan dalam kitab-kitab Israa'eeliyyeen dan Ahli Kitab yang berbicara bahwa dunia ini bakal berlangsung selama beberapa milenium, lebih dari satu ulama sudah menyatakan bahwa ini salah, dan itu datang tidak mengherankan bahwa mereka keliru. Ada sebuah hadits yang mengatakan, “Dunia ini adalah salah satu minggu-minggu akhirat” tetapi sanadnya juga tidak shahih. Hal yang sama berlaku buat setiap hadits yang menyebutkan waktu tertentu buat Hari Kebangkitan - tidak ada sanad mereka yang dapat dibuktikan.
Al-Sakhaawi berkata dalam al-Maqaasid al-Hasanah (hal. 444):
Segala sesuatu yang diriwayatkan tentang waktu tertentu buat Hari Kebangkitan tidak memiliki dasar sama sekali atau sanadnya tidak dapat dibuktikan.
3 – Apa yang dikatakan al-Suyooti sendiri menunjukkan bahwa pandangan ini salah.
Dia menyebutkan bahwa Mahdi bakal muncul setelah seribu dua ratus tahun, tetapi seribu empat ratus tahun sudah berlalu dan Mahdi belum juga muncul.
Dia berbicara bahwa manusia bakalan tinggal selama seratus dua puluh tahun setelah matahari terbit dari barat, maka Kiamat akan dimulai. Ini berarti bahwa matahari seharusnya terbit dari barat selama lebih dari dua puluh tahun!
Dia berbicara bahwa Dajjal akan muncul setelah seratus tahun, dan Mesias ‘Eesa ibn Maryam bakal turun dan membunuhnya, dan dia akan tinggal setelah itu selama empat puluh tahun, tetapi di sini kita berada di abad terakhir – menurut apa yang dia katakan, dan Dajjal belum muncul dan Almasih 'Isa bin Maryam belum turun.
Dia berbicara bahwa beberapa tanda besar kayak Dajjal, turunnya 'Isa dan terbitnya matahari dari barat akan terjadi lebih dari dua ratus tahun sebelum Kiamat dimulai.
Semua hal ini menunjukkan bahwa pandangan ini salah, dan bahwa pengetahuan tentang Kiamat harus dirujuk kepada Allah, dan Allah memerintahkan kita (penafsiran dan artinya)
“Orang-orang bertanya kepadamu tentang kiamat, katakanlah: “Hanya Allah yang mengetahuinya. Apa yang Anda tahu? Bisa jadi Kiamat sudah dekat!â€
[al-Ahzaab 33:63]
Dan Allah tahu yang terbaik.
Sumber: Alhabib Blog