
Hallo selamat malam? Minggu malam tanggal 5 November 2017 ini sangat luar biasa yaa? Dengan tampaknya Bulan Purnama yang sempurna di langit.
Kebetulan di kamar saya ada jendela yang cukup baik untuk melihat ke atas langit. Jadi sekarang saya sedang tidur sambil melihat bulan indah dari jendela.
Dan sa'at-sa'at moment seperti ini, Saya selalu terbayang hal-hal indah yang sudah terjadi dalam hidup saya. Ooouuhh ma'af saya bukan pelamun ya, kalau melamun itu kan lebih ke Menghayal sebuah "Harapan yang tertunda" ya ngak?
Tapi saya sedang membangun kembali cerita di masa lalu hanya dengan "Fikiran". Bagiku ini sangat penting dan sangat penting! Dengan cara seperti ini, Saya bisa belajar kembali dan segera mengubah apa yang saya lakukan di masa lalu yang kurang baik.
Dulu Sebelum saya membangun Blog ini, Saya tidak pernah sedikit pun menulis. Karena jujur saya tidak suka menulis. Tapi, Karena pribadi saya yang gemar Berbagi saya pun merasa tertarik karena "Sebuah Blog" banyak yang mengatakan adalah tempat yang cocok untuk melakukan Sharing.
Yaa mungkin saya tidak mampu berbagi materi nyata yang dibutuhkan sehari-hari seperti Uang, Karena ma'af saya bukan orang punya. Tapi saya juga suka koq "Memberi". Tapi saya cuma bisa memberi dengan jumlah yang kecil karena kemampuan saya hanya seperti itu. Hehey...
Dan Islam pun mengajarkan kita jika ingin memberi atau menyumbang itu tidak harus dengan jumlah besar yang sangat fantastis, Tapi menyumbang yang baik itu adalah "Sedikit menyumbang, Namun sangat sering dilakukan".
Naah, jadi buat apa kalau kita menyumbang tapi dengan jangka waktu yang sangat lama bahkan kadang lupa dan pada akhirnya tidak berbagi. Tapi beda kalau kita menyumbangkan sesuatu dengan jumlah kecil, Tapi kita lakukan setiap hari. Contohnya "Memberi uang jajan untuk Adik" dan masih banyak lagi hal kecil dalam berbagi yang hasilnya sungguh luar biasa dan yang penting Pahala dari Allah SWT amin...
Ooohhh iyaa, Saya hampir lupa dengan judul asli Post saya hari ini. Judulnya kan "Cerita Gue saat Ngamen di jalanan Ciamis" tapi koq malah ngomongin so'al "Blog dan apalah apalah" hehey... Ngak papa llaaa yaa, Kan ini mungkin juga bermanfaat. Dan jika kamu suka membaca, Mungkin kamu tidak masalah menghadapi penulis. Kamu akan terus membaca dan menikmatinya.
Baiklah kita mulai ceritanya yaa! Apakah kamu masih sanggup dan masih tertarik untuk melanjutkan membaca Cerita Gue Saat Ngamen di Jalanan Ciamis ? Jika tidak, Silahkan mungkin kamu mau membaca judul post lain di Blog ini! Dan sebenarnya, Jari saya sudah pegel menulis dan fikiran saya terganggu oleh rasa Kantuk. Tapi ngak apa lah, Gimana nanti aja yaa? Yuuk kita Mulai...
Cerita Gue Saat Ngamen di Jalanan Ciamis
Mengamen adalah cara mencari uang yang sangat menghibur. Bener ngak? Apa pun alasannya, Berapa pun usia untuk ngamen, Pengamen akan tetap menghasilkan uang dan mendapatkan gelar Penghibur dengan berbagai karyanya saat mengamen.
Dan banyak juga hal buruk yang sering dibicarakan orang bagi Pengamen. Seperti "Hei kau tahu? Mengamen itu Haram" tapi sayangnya itu cuma mitos. Buktinya Kalau memang benar mengamen itu Haram, Lalu bagaimana dengan Artis yang suka menghibur di panggung? Bahkan mereka begitu sangat serius mencari uang dan menghibur dengan cara yang besar-besaran. Hhmmpp bagaimana pun juga tidak apa-apa lah karena pandangan orang kan berbeda, Tapi kita harus sama ketika membedakan hal yang benar dan salah.
Saya juga suka mengamen, Dan saya juga tidak memiliki kebencian terhadap artis. Karena, Jujur saya ingin sekali menjadi artis dengan sebuah Grup Band yang keren hehey. Jadi, tujuan saya ngamen adalah untuk melatih mental saya. Karena saya orangnya pemalu dan pendiam, "Ek kumaha jadi artis atuh upami kitu muah?"
((
___; )
((
Dan akhirnya saya Mengamen...
Pertama kali saya mengamen itu jujur saya tidak merasakan apa-apa. Seperti malu? Takut? Atau apalah... Saya enggak malu dan takut waktu itu, yang saya rasakan hanya kesenangan. Saya sangat senang karena bisa menghibur dan bernyanyi di hadapan orang.
Tapi waktu itu saya sangat ragu-ragu, mungkin karena aneh kali yaa? Saya tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika mengamen, Saya hanya bernyanyi dan terus bernyanyi dengan menyusuri jalanan. Dan woow itu sangat menyenangkan.
Waktu itu, Pertama kali ngamen ada 5 orang termasuk saya. Hahhh banyak sekali? Ya karena kalo sedikitan mah malu katanya hahahh... Dan mungkin bukan cuman saya yang untuk pertama kalinya mengamen. 4 teman saya juga semua nya sama. Hahahh ini sangat lucu bukan, Tapi kita semua pemberani.
Apa yang saya suguhkan untuk mengamen?
Karena saya suka bermain gitar dan Suara saya juga ngak jelek-jelek amat. Jadi saya ngamen menjadi Badut. Hahahh ngak.. Ngak pecanda, Iya jadi waktu ngamen itulah yang saya bawa sama temen-temen.
Dimana saya mengamen?
Oohh iyaa, Saya kan orang Ciamis jadi saya ngamen di Bandung hahahh ngak.. Ngak, Saya ngamen di Ciamis juga. Rumah saya di kampung Cibeunying Tonggoh desa Cisadap deket gunung ardilaya itu looh. Dan temen-temen saya juga sekampung.
Rencananya sih ngamennya mau jauh, Tapi kita cuman sampai ke Sadananya. Saya juga ngak ngerti, Padahal jarak rumah saya di Cibeunying ke sadananya ngak jauh-jauh banget. Tapi waktu terasa sangat cepat, Kita pergi pagi Pkl 08:00 dan baru sampai sadananya sudah jam 16:00. Hhmmpp mungkin karena jalan kaki ya? Dan kita kan ngamen sampai ke pelosok-pelosok bukan hanya mengikuti arah jalan umum.
Berapa penghasilan ngamen saya untuk pertama kalinya?
Alhamdulillah banget looh hasilnya, Kita juga ngak nyangka hasilnya bisa sebesar itu. Hasil ngamen pertama kali dari Cibeunying ke Sadananya dengan waktu kurang lebih 8jam. Kita dapet Rp. 150.000. Wwoohhoow cukup besar untuk anak 17tahunan yang belum ngerti uang yang coba-coba ngamen.
Tapi temen-temen saya banyak yang ngeluh dan nyesel, Karena dengan hasil ngamen sebesar itu tidak sebanding dengan jumlah pengamennya hahahh. "Duitna mah meunang geude, Ngan hanyakalna loba'an teuing nya nu ngamennya" begitu katanya temen-temen.
Tapi kan saya bilang ini sudah cukup barudak, Jajan kenyang, Main wareug. Kurang apa lagi coba? Akhirnya temen-temen ketagihan dan ngajak saya supaya besoknya kita ngamen lagi! Katanya. Dan jangan ajak si anu dan si anu! Mereka saling meledek dan bercanda. Hahahh...
Bagaimana reaksi orang?
Reaksi orang sangat beragam. Dari yang Memuji Baik, sampai yang marah. Dan . Dari situ saya tahu bahwa perjuangan pengamen untuk bisa menjadi pengamen tidak lah mudah. Kita harus bersabar dan terus bersabar apa pun reaksi orang terhadap pengamen.
Waktu itu saya pernah dimarahin orang, Hanya gara-gara "Sakit Gigi" hahahh... Orang tersebut bilang "Sing neleu kaayaan atuh ngamen teh!, Hariwang yeuh keur nyeuri huntu aing / Harus lihat keadaan dong kalo ngamen itu! Berisik saya lagi sakit gigi nih!" katanya.
Padahal kita kan ngak tahu kalo dirinya sedang sakit gigi, yang saya tahu orang harus keluar dan mendengar saya bernyanyi. Ternyata itu salah men, Bapak itu ada benarnya juga. Bahwa kalo kita ngamen jangan sampai mengganggu dan meresahkan.
Dan hari-hari berikutnya ketika kita ngamen, Kita lebih berhati-hati dan memilah milih Rumah dan kondisi yang akan kita Amenin. Biasanya, Semuanya kita sapu bersih rumah-rumah.
Namun banyak juga orang-orang yang baik ketika melihat saya mengamen. Karena jujur, Orang Ciamis itu orangnya baik-baik.
Hal Menyedihkan yang pernah terjadi ketika Saya Mengamen
Yang paling saya ingat, Waktu itu saya pernah alamin hal menyedihkan dan juga sekaligus ujian terbesar saat saya mengamen. Jadi, Waktu itu saya ngamen di Ciamis tapi saya tidak tahu daerahnya dimana. Yang jelas daerah tersebut masih seperti Hutan dan Rumah-rumah pun hanya ada satu dua.
Kita pun sempat bimbang, karena takut tersesat. Ditambah saya dan teman-teman kelaparan. Uang ngamen sih dapet banyak, Tapi tidak ada warung untuk saya beli makanan. Kita berusaha mencari jalan keluar dengan mencari orang untuk bertanya. Tapi hasilnya sia-sia, Dan yang kita dapat hanya ketakutan yang menjadi-jadi. Hutan geuleudegan serta Hujan pun membasahi kami dan hari semakin gelap.
Bagi saya sih ini tidak masalah, Karena saya sangat suka alam hutan. Tapi rasa khawatir dan takut saya muncul, Ketika salah satu teman saya menangis. Ia ketakutan dan terus meminta ingin pulang. Saya juga takut pasti orang tua mencemaskan kita.
Dan saya pun berdo'a kepada Allah supaya membantu kami dari kesusahan ini, Dan seketika itu saya mendengar suara "Adzan" Allahuakbar entah kenapa suara Adzan tersebut sangat membuat saya bahagia. Seolah Adzan tersebut memanggil kita dan saya pun berusaha mencari dimana suara adzan tersebut.
Ditengah perjalanan, Kami melihat seorang Nenek yang tinggal di Rumah Gubuk. Saya pun bertambah senang melihat ini. Kemudian sebelum kita bertanya, Nenek tersebut berbicara lebih dulu. Beliau dengan raut wajah yang ramahnya bertanya pada kami. "Bade kamarana jang? / Mau kemana nak?"
Katanya.
Saya pun mulai menjelaskan apa yang terjadi dengan saya. Saya juga tidak malu untuk mengatakan semuanya pada si nenek. Seolah dalam sekejap aku menganggapnya seperti Nenek sendiri.
Dan ketambah lagi nama beliau itu Tasih yang sama sekali dengan nama Nenek ku yang sudah meninggal tapi saya belum tahu wajah almarhum nenek saya.
Lagi Lagi si Nenek membuat hatiku senang dan bahagia
Perut kami yang sedang keroncongan kini sudah kenyang karena buah-buahan dan Ubi Hangat yang di suguhkan si nenek. Dan Lagi-lagi si nenek membuat hatiku senang dan bahagia, Alhamdulillah ternyata si nenek tahu kemana arah jalan pulang saya bahkan si nenek tahu dimana itu cibeunying (nama tempat tinggal rumah saya).
Akhirnya saya dan temannya saya bergegas pamit untuk melanjutkan kembali perjalanan pulang. Sebagai tanda terimakasih, Saya pun berniat untuk memberikan semua hasil ngamen saya hari itu untuk si nenek. Tapi si Nenek menolak keras menerima uangnya.
"Aaahhh kanggo naon jang nini mah, Kop weh jang bekeul ujang dijalan da jauh keneh / Aaahhh untuk apa uang itu bagi nenek nak, Buat bekal kamu saja nak dijalan. Kan masih jauh" Katanya.
Aku tidak tahu harus berterimakasih dengan cara apa lagi kepada si nenek, Aku cuman bisa memeluknya dan mendo'akan supaya beliau selalu sehat di umur tuanya. Dan semoga Allah SWT membalas kebaikan apa yang dilakukan si nenek terhadap sesama umatNYA yang sedang kesusahan ini.
Naaaahh itu lah sedikit cerita tentang pengalamanku saat Ngamen. Jika kamu adalah seorang pengamen jangan ragu untuk berbagi pengalamanmu dengan menuliskannya di komentar okay?
(6
___; )
((
Dan ingat jangan suka membenci pengamen yaa, Karena mereka bukanlah penjahat. Mereka adalah penghibur yang rela turun kejalan dan menghampirimu.
Dan tolong hapus tulisan yang menempel di dinding Warung / Restoran yang bertuliskan "Ngamen Gratis" . Karena saya rasa itu sangat memalukan. Seperti "Ongkoh ulah tapi hayang / Mau tapi ngak mau bayar". Kenapa ngak gamblang aja tulis "Dilarang Mengamen" kan jelas.
Coba dech buat kalimat penolakan yang lebih baik dan sopan!
Bersambung...