Wilujeung Sumping di Blog GeegleHayoO

Seorang Wanita Menceritakan Kisah Cintanya bersama Pria Miskin [Nyata]

3 min read

Cinta  pertama  selalu  adalah  cinta  yang  sangat  spesial. Sejauh apa pun kau melangkah dalam meninggalkan Cinta pertamamu, itu akan tetap menjadi cinta terbaikmu

Semua  yang  terjadi  pada  cinta  pertama  akan  menjadi  memori  yang  tidak  akan  pernah  terlupakan.

Baik  itu  kisah  yang  indah  atau  menyakitkan,  semuanya  akan  terbawa  seumur  hidup.

Cerita  ini  terjadi  di  kehidupan  seorang  wanita  yang  kisahnya  ada  disini.

Aku  adalah  seorang  wanita  biasa  yang  punya  kisah  hidup  yang  biasa.

Aku  lulusan  S1  yang  setelah  selesai  kuliah  pergi  keluar  dari  rumahku  untuk  cari  pekerjaan.

Di  dalam  kereta  ke  kota,  aku  bertemu  dengan  cinta  pertamaku.

Dia  periang,  gampang  diajak  bicara,  perhatian,  dan  baik  hati.

Sesampainya  kami  di  kota,  dia  juga  memberikanku  nomor  handphone,  supaya  bisa  tetap  ngobrol,  katanya.

Hampir  setiap  hari  dia  menelfonku,  menanyakan  kabarku,  menghiburku  waktu  aku  susah.

Seperti  seorang  koko  yang  perhatian  pada  adiknya.

Waktu  aku  ditipu,  dia  juga  orang  pertama  yang  datang  untuk  menolongku.

Waktu  aku  nggak  punya  apa-apa,  dia  mengajakku  untuk  tinggal  di  rumahnya.

Tinggal  di  sebuah  kamar  yang  kecil  yang  dia  siapkan  untukku.

Kasurnya  dia  berikan  untukku  sementara  dia  tidur  di  atas  tikar.

Keesokan  harinya,  dia  mengajak  aku  untuk  mencari  tempat  lain  yang  lebih  murah.

Dia  bahkan  menyisihkan  gajinya  untuk  membayar  DP  rumah  itu.

Dia  bukan  pekerja  kantoran  yang  gajinya  besar.

Dia  cuma  seorang  buruh  antar  yang  gajinya  bergantung  pada  ada  tidaknya  order.

Akhirnya  setelah  aku  mendapat  pekerjaan  yang  cukup  baik,  aku  mengajaknya  makan  dan  tanpa  kusangka.

Dia  menyatakan  perasaannya  padaku  dan  kami  pun  berpacaran.

Tapi  seiring  dengan  waktu,  aku  mulai  melihat  banyak  kebiasaan  buruknya.

Dia  jarang  mencuci  kaki,  tidak  pernah  membereskan  rumah,  dan  sering  pergi  keluar  dengan  temannya  untuk  minum  bir.

Kami  cukup  sering  bertengkar  hanya  karena  hal-hal  kecil.

Suatu  hari,  mamaku  meneleponku  dan  bertanya  apakah  aku  sudah  punya  pacar.

Waktu  itu  aku  berpikir,  keadaan  aku  dan  pacarku  sedang  tidak  baik.

Pekerjaanku  terlihat  lebih  baik  dan  harusnya  orangtuaku  tidak  akan  menyetujui  hubungan  kami.

Karena  itu  aku  bersikeras  mengatakan  kalau  aku  masih  sendiri.

Akhirnya  mamaku  mengenalkanku  pada  seorang  pria.

Aku  beberapa  kali  pulang  untuk  menemui  pria  itu,  sekedar  untuk  berkenalan.

Tapi  pacarku  itu  tidak  pernah  setuju  dan  kami  selalu  bertengkar  setiap  kali  aku  mau  pulang  ke  rumah  orangtuaku.

Akhirnya  di  tahun  2009,  aku  putus  dengan  pacarku  itu  dan  beberapa  bulan  setelahnya  aku  menikah  dengan  pria  yang  jadi  manager  di  tempat  kerjaku.

Hanya  karena  aku  tidak  tahan  dengan  pertengkaran  yang  terus  terjadi  antara  aku  dan  mantan  pacarku.

Kalau  dipikir-pikir,  keputusanku  waktu  itu  terlalu  buru-buru.

Waktu  masa-masa  kami  belum  menikah,  manager  yang  sekarang  menjadi  suamiku  ini  setiap  hari  mengirimiku  bunga.

Selain  itu  sering  menraktirku  makan,  mengajakku  nonton  bioskop,  sesekali  memberikanku  hadiah,  dan  hal-hal  ini  membuat  hatiku  luluh.

Tapi  setelah  menikah  dia  memintaku  untuk  jadi  ibu  rumah  tangga  penuh  waktu,  nggak  pernah  lagi  ada  hal-hal  romantis  yang  dia  lakukan.

Bahkan  aku  pernah  tahu  secara  tidak  sengaja  kalau  dia  masih  berhubungan  dengan  mantan  istrinya.

Tidak  jarang  dia  membawa  pulang  anak  dari  istrinya  untuk  dijaga  olehku.

Pernah  suatu  kali  saat  aku  sedang  menjaga  anaknya,  mereka  pergi  kencan  ke  bioskop  dan  hal  ini  membuatku  marah  besar.

Aku  bertengkar  dengan  suamiku,  bahkan  memarahi  mantan  istrinya.

Sejak  itu  mereka  tidak  pernah  lagi  berhubungan,  tapi  sikap  suamiku  berubah  total.

Aku  lebih  muda  16  tahun  dari  mantan  istrinya,  lebih  cantik,  dan  lebih  bisa  dandan,  masakan  dia  lebih  memilih  mantan  istrinya?

Di  tahun  2014,  aku  memergoki  suamiku  sedang  berhubungan  dengan  mantan  istrinya  lagi.  Emosiku  langsung  memuncak  dan  aku  minta  cerai  saat  itu  juga.

Akhirnya  di  tahun  2015,  aku  menjadi  sales  di  sebuah  perusahaan  kecil  yang  prospeknya  tampak  baik.

Suatu  hari  saat  aku  sedang  dinas,  aku  tak  menyangka  aku  bertemu  dengan  mantan  pacarku.

Dia  sudah  menjadi  seorang  pengusaha  besar  dan  saat  ini  menjadi  klien  utama  kantor  kami.  Aku  terkejut,  tapi  dia  tampak  tenang.

Dia  menanyakan  kabarku  dan  kami  sedikit  bernostalgia.

Akhirnya  dia  mengatakan  kalau  dia  sudah  memiliki  seorang  pacar  dan  mereka  akan  menikah  tahun  depan.

Hatiku  rasanya  pedih,  tapi  apa  daya,  semua  sudah  terjadi,  dan  hari  itu,  kami  tidak  berbisnis,  kami  hanya  bernostalgia.

Dia  berkata,  "Jujur,  aku  banyak  mengalami  sakit  hati  waktu  kita  putus.  Tapi  kalau  bukan  karena  kamu,  aku  nggak  yakin  aku  bisa  sukses  hari  ini."

Setelah  kami  berpisah,  aku  mengirimnya  sebuah  SMS,  "Apakah  kamu  masih  sayang  sama  aku?  Walaupun  sedikit  aja?"

"Cinta  atau  nggak  cinta,  sayang  nggak  sayang,  semuanya  udah  berlalu."

Melihat  jawabannya,  aku  tahu  aku  sudah  kehilangan  seseorang  yang  benar-benar  mencintaiku.

Aku  menangis,  sadar  aku  masih  mencintainya.  Tapi  semua  sudah  berlalu  dan  kehidupanku  harus  berjalan.

Bersyukurlah Jika Semua Orang Bisa Tertawa Dan Senang Karena Kebodohanmu, Daripada Menjadi Orang Pintar Tetapi Selalu Menyusahkan Semua Orang...

Anda mungkin menyukai postingan ini

Posting Komentar

Bagaimana dengan Artikel ini?
Silahkan Anda Bebas Berpendapat!
((
___; )
(6