Semua anak bangsa diharapkan masih bisa bersama-sama merawat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika harus tetap menjadi pegangan utama.
Tobias Ranggie, menilai, upaya menjadikan Republik Indonesia sebagai negara Islam,
Sama saja mengkhianati sejarah perjuangan para pendiri Bangsa Indonesia.
“Itu artinya sama saja dengan membuat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bubar dan tinggal nama. Kalimantan dan Papua, pasti akan menolak keras upaya sejumlah pihak mengubah Indonesia menjadi negara Islam,”
kata Tobias di Pontianak, Rabu (23/11/2016) Silam.
Tobias menanggapi Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menilai kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubenur DKI Jakarta non aktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) adalah kasus kecil yang sebenarnya tidak perlu diributkan. Kalaupun dipersoalkan, tinggal diselesaikan melalui proses hukum yang berlaku.
Namun kasus ini menjadi ramai dan besar karena dipakai sekelompok orang sebagai pintu masuk membangkitkan kembali cita-cita dan perjuangan membentuk negara Islam. Kasus itu menjadi momentum untuk perjuangan menjadikan bangsa ini sebagai negara Islam.
"Ini pintu masuk bagi kelompok yang ingin mendirikan negara Islam. Ini yang berbahaya dan patut diwaspadai,"
Kata Ketua Lakpesdam PBNU, Rumadi Ahmad, dalam seminar bertema Kebhinekaan Dalam Perspektif Konstitusi UUD 1945 di Jakarta, Rabu (23/11).
Tobias mengatakan, semenjak era demokratisasi ditandai kejatuhan Presiden Soeharto tanggal 21 Mei 1998, isu mengubah Indonesia menjadi negara Islam, terus menyeruak ke permukaan.
Dikatakan Tobias, tumpuan harapan masyarakat sekarang adalah ketegasan, ketegaran dan keberanian untuk tidak populer dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), untuk mencegah upaya sejumlah pihak menjadikan Indonesia sebagai negara Islam.
Tobias menuturkan, sejak awal masyarakat di daerah melihat, aksi demonstrasi di Jakarta, Jumat, 4 Nopember 2016 dan direncanakan dilanjutkan pada Jumat, 2 Desember 2016, sudah tidak murni lagi tentang kasus Ahok. Melainkan syarat muatan politik lain, karena disertai ungkapan vulgar di hadapan publik anti terhadap non Islam, sehingga sangat wajar Kepala Polisi Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Pol Tito Karnavian dan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, bersikap sangat keras yang disertai ancaman, apabila demonstrasi susulan bertujuan makar.
“Apapun alasannya, Habib Rizieq dan Sri Bintang Pamungkas yang secara nyata-nyata mau menggulingkan pemerintahan yang sah, harus diproses hukum, demi rasa keadilan masyarakat yang pluralistik,”
Ungkap Tobias.
Dari Jakarta, Rumadi menjelaskan sampai sekarang,
masih ada kelompok muslim yang terus memperjuangkan terbentuknya negara Islam. Mereka tidak terima fakta saat ini yaitu Indonesia bukan negara Islam. Mereka juga tidak terima Pancasila sebagai dasar negara dan asas tunggal bangsa ini. Kelompok-kelompok tersebut terus mencari momentum untuk mendapatkan legitimasi atas apa yang mereka perjuangkan.