Doa untuk Hujan - Idul Fitri - Gerhana

Selamat idul fitri gif
Pada hari pertama Idul Fitri, seseorang pergi ke Masjid 'id atau tempat salat dengan melakukan amalan yang dianjurkan sebagai berikut:

  • Wudhu total (Mandi).
  • Mengenakan pakaian terbaik (sebaiknya pakaian baru).

Untuk Idul Fitri, disunnahkan setelah makan kurma ganjil. Untuk Idul Adha adalah makan setelah shalat.

Disunnahkan untuk mengucapkan Takbir dengan suara keras ketika keluar rumah untuk melaksanakan Sholat Idul Fitri.

Sunnah Sholat Idul Fitri adalah salat di Mushallah (yaitu di tempat yang tidak tertutup) dan bukan di Masjid. Nabi ﷺ tidak pernah melaksanakan Sholat Idul Fitri di Masjid

Amalannya (Sunnah) menuju tempat salat 'id dengan berjalan kaki. Sesampainya di tempat salat orang tersebut duduk dan menunggu salat dimulai.

DOA Idul Fitri


1. Setelah kurang lebih 20 menit dari terbitnya matahari, imam berdiri untuk shalat dan dengan lantang menandakan masuknya shalat dengan mengucapkan "Takbiiratil lhraam" yaitu "ALLAHU AKBAR". Seluruh jamaah pun mengikutinya dengan membacakan "Takbiiratil-lhraam".

2. Seperti biasa, pada doa lainnya, orang tersebut kemudian mengucapkan doa pembuka yang disebut “DUA AL ISTIFTAAH”.

3. Setelah itu, Imam mengucapkan "ALLAHU AKBAR" sebanyak 6 kali lagi dan jamaah pun mengikuti demikian.

4. Setelah selesai melafalkan kata-kata keagungan yang berjumlah tujuh, Imam kemudian memohon perlindungan Allah (subhanahu wa ta'ala) dari setan yang terlaknat dengan suara lirih dengan mengucapkan "AUTHU B'LJBILLAHI MINASH SHAYTANIRRRAJIIM ". Dia kemudian akan menyebut nama Allah dalam hati dengan mengucapkan: "BISMILLAHIR-RAHMANI-R--RAHIIM" dan kemudian membaca "AL FATIHAH" (surat pembuka Al-Qur'an) dengan suara keras. Para pengikut (jamaah) kemudian akan mengucapkan "Ameen" bersama-sama dengan keras setelah Imam selesai membaca "Al Fatihah". Setiap pengikut kemudian akan membacakan "Al-Fatihah" dalam hati. Dianjurkan agar Imam setelah itu membacakan seluruh surah 87 Al-Qur'an yaitu "SA BIHISMA" (Maha Suci nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi) atau Surah 50 Surah Al-Qaf. Para pengikutnya wajib mendengarkan bacaan Imam.

5. Imam kemudian mengangkat tangannya setinggi bahu atau telinga sambil melakukan "Rukuu" sambil mengucapkan "ALLAHU AKBAR." Selanjutnya beliau mengangkat kepala dari rukuk sambil mengucapkan “SAMI’A ALLAHU LIMAN HAMIDA” disusul jamaah yang mengucapkan “RABBANNA WALAKAL HAMD”. Imam dan jamaah kemudian melanjutkan sujud sambil mengucapkan "ALLAHU AKBAR".

6. Setelah sujud, Imam akan melanjutkan posisi berdiri untuk rakaat kedua dan jamaah akan mengikutinya.

7. Setelah itu, Imam mengucapkan "ALLAHU AKBAR" sebanyak 5 kali dan jamaah pun melakukan hal yang sama.

8. Kemudian Imam membacakan "AL-FATIHAH" dan untuk rakaat kedua ini lebih diutamakan setelah itu membaca seluruh surah 88 Al-Qur'an yaitu "Al Ghasiya", (Bencana) atau Surah Al 54 -Qamr dan jamaah akan mendengarkan dengan penuh perhatian.

9. Selanjutnya Imam menyelesaikan posisi Rukuu (rukut) dan Sujuud (sujud) sesuai tata cara yang telah dibicarakan dan duduk kembali untuk mengucapkan kata-kata saksi “At-Tashahud”. Kemudian Imam mengakhiri shalat dengan kata-kata damai yaitu “ASSALAMU ALEYKUM WA RAHMATULLAH” dan tentunya seluruh jamaah akan mengikuti Imam dalam semua amalan tersebut sebagaimana adat dalam semua shalat.

Setelah mengakhiri salat, Imam akan naik ke mimbar untuk menyampaikan 'Khotbah Hari Raya', dan memulai dengan sembilan pembacaan "ALLAHU AKBAR" yang kemudian disusul oleh jamaah yang mengucapkan hal yang sama. Usai mendengarkan khotbah, jamaah bubar. Mendengarkan khutbah tidak wajib namun dianjurkan.

Jabir meriwayatkan: “Nabi ﷺ biasa kembali dari Idul Fitri melalui jalan yang berbeda dari yang biasa digunakan untuk pergi ke sana.” [Bukhari]

Sholat Idul Fitri sama untuk Idul Fitri & Idul Adha


MENAWARKAN SELAMAT

Adab Idul Fitri juga mencakup ucapan selamat dan harapan baik yang diucapkan oleh orang-orang, apa pun kata-katanya, seperti saling mengucapkan TAQABBALA ALLAH MINNA WA MINKUM (Semoga Allah menerima (amal shaleh) dari kami dan kalian) atau “Idul Fitri mubaarak ” dan ungkapan ucapan selamat lainnya yang diperbolehkan.

Diriwayatkan bahwa Jubayr bin Nufayr berkata: Ketika para sahabat Nabi ﷺ bertemu satu sama lain pada hari Idul Fitri, mereka akan berkata satu sama lain, “Semoga Allah menerima (amal shaleh) dari kami dan dari kalian.” Ibnu Hajar mengatakan, sanadnya adalah hasan. Al-Fath, 2/446.

WANITA YANG AKAN Salat Idul Fitri


Tidak wajib bagi wanita, namun sunnah. Wanita hendaknya salat ini di tempat salat bersama umat Islam, karena Nabi ﷺ memerintahkan mereka untuk melakukan hal itu.

Menurut riwayat yang diriwayatkan oleh al-Tirmidzi: Rasulullah ﷺ biasa mengeluarkan gadis-gadis, gadis-gadis remaja, wanita-wanita yang mengasingkan diri dan wanita-wanita yang sedang haid pada dua hari raya Idul Fitri, namun wanita-wanita yang sedang haid itu harus menjaganya.

menjauh dari tempat shalat dan menyaksikan berkumpulnya kaum muslimin. Salah satu dari mereka berkata, “Ya Rasulullah, bagaimana jika dia tidak memiliki jilbab?” Beliau bersabda, “Kalau begitu biarlah adiknya meminjamkan salah satu jilbaabnya.” (Disepakati).

Berdasarkan uraian di atas, maka jelas bahwa keluar rumah dan menunaikan salat Idul Fitri bagi perempuan adalah sunah yang dibolehkan, namun dengan syarat tidak boleh keluar rumah dalam keadaan terbuka atau memperlihatkan diri secara sembarangan, sebagaimana diketahui dari bukti lainnya.

Dengan ini kita menyelesaikan kursus. Semoga Allah memberkati kita semua dengan Ramadhan dan memberikan kita semua Hidayah untuk memanfaatkan bulan yang penuh berkah ini dengan sebaik-baiknya.

Gerhana

Doa Gerhana


(SALATUL KUSOOF)


Pada masa Jaahiliyyah, masyarakat dahulu meyakini bahwa gerhana terjadi untuk menandai kelahiran atau kematian seseorang yang agung, namun Rasulullah ﷺ menyatakan keyakinan tersebut salah dan menjelaskan hikmah Ilahi di balik terjadinya gerhana:

Ibnu Masood al-Ansaari berkata: gerhana matahari terjadi pada hari meninggalnya Ibrahim bin Rasulullah ﷺ, dan orang-orang berkata, Gerhana matahari disebabkan meninggalnya Ibrahim. Rasulullah ﷺ bersabda: “Matahari dan bulan adalah dua tanda dari Allah, dan keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian atau kelahiran seseorang. Jika kamu melihatnya, segeralah mengingat Allah dan berdoa”. (Bukhari & Muslim)

Menurut hadits lain di al-Saheehayn: Berseru kepada Allah dan berdoa sampai [gerhana] selesai.

Juga Al-Bukhaari (1059) dan Muslim (912) meriwayatkan bahwa Abu Musa (ra dengan dia) berkata: Matahari telah gerhana, dan Nabi ﷺ bangun dalam keadaan cemas, mengira bahwa itu adalah Hari Kiamat. Dia datang ke masjid dan mulai shalat, berdiri, ruku’ dan sujud dalam waktu terlama yang pernah saya lihat dia melakukannya, dan dia ﷺ berkata: “Tanda-tanda yang diturunkan ini tidak terjadi atas kematian atau kelahiran seseorang, melainkan Allah yang mengirimkannya. mereka untuk menimbulkan rasa takut pada hamba-hamba-Nya. Jika kamu melihat salah satunya, maka segeralah mengingat-Nya, berseru kepada-Nya dan memohon ampun kepada-Nya.”

Allah menyebabkan gerhana terjadi pada dua tanda besar ini, matahari dan bulan, untuk mengajar hamba-hamba-Nya dan menunjukkan kepada mereka bahwa benda-benda ini diciptakan dan tunduk pada ketidaksempurnaan dan perubahan seperti halnya makhluk ciptaan lainnya. Demikianlah Dia menunjukkan kepada mereka kesempurnaan-Nya dan bahwa hanya Dialah yang berhak disembah, sebagaimana firman Allah (tafsir maknanya): “Dan di antara tanda-tanda-Nya adalah malam dan siang, serta matahari dan bulan. Jangan sujudlah kepada matahari dan janganlah kepada bulan, tetapi sujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kamu (benar-benar) beribadah kepada-Nya.” (Fusilat 41:37)

Sayangnya masyarakat saat ini telah bertindak ekstrim dan menjadikannya sebuah pameran di mana orang-orang pergi ke lapangan terbuka dengan berkacamata untuk melihat gerhana padahal sunnahnya adalah salat dan berdzikir saat terjadi gerhana. Hendaknya kita berusaha membedakan diri kita dari orang-orang yang lalai atau orang-orang yang tidak beriman dengan cara ikut serta dalam shalat. Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang melaksanakan Sunnah.

Masyarakat takut akan bahaya sinar ultra violet karena komplikasi yang ditimbulkannya dan kemungkinan dapat membakar mata serta merusak sel-selnya dan merusak lensa. Mereka takut sinar infra merah dapat membakar mata tanpa ada yang merasakannya.

Kita harus takut pada hari dimana mata akan terbakar ketika seseorang dapat merasakannya!

Ya Allah, buatlah kami bertakwa kepada-Mu dan buatlah kami rela bertawakal kepada-Mu. Beri kami kekuatan untuk menaati-Mu dan jangan mempermalukan kami dengan membiarkan kami tidak menaati-Mu. Bantulah kami untuk mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah kepada-Mu dengan baik. Semoga Allah memberkati Nabi kita Muhammad ﷺ.

BAGAIMANA MEMBAWA DOA INI


Tata cara pelaksanaan salat gerhana diriwayatkan oleh Aa’ishah R.A. dalam hadits riwayat Al-Bukhari (1046) dan Muslim (2129) adalah sebagai berikut

Jamaah membacakan takbir pembuka (takbirat al-ihram) dan doa pembuka (du'aa' al-istiftaah), kemudian ia berlindung kepada Allah (Aodhbillah…).

Kemudian dia membaca al-Fatihah, diikuti dengan pembacaan panjang-panjang Surat apa pun.

Lalu dia membungkuk, membuatnya panjang.

Kemudian dia bangkit dari rukuknya dan berkata: Sami'a Allahu liman hamidah, Rabbana wa laka al-hamd (Allah mendengar orang-orang yang menyerunya; Tuhan kami, segala puji bagi-Mu).

Kemudian dia membacakan surat al-Fatihah lagi, dilanjutkan dengan bacaan panjang lainnya namun tidak sepanjang bacaan pertama.

Kemudian dia membungkuk lagi, membuatnya panjang namun tidak sepanjang yang pertama kali.

Kemudian dia bangkit dari rukuknya dan berkata: Sami'a Allahu liman hamidah, Rabbana wa laka al-hamd (Allah mendengar orang-orang yang menyerunya; Tuhan kami, segala puji bagi-Mu), dan berdiri lama sekali.

Kemudian dia sujud dua kali, membuat masing-masing sujud menjadi panjang, dan duduk lama di antara kedua sujud tersebut.

Kemudian dia bangun untuk rakaat kedua, dan melakukan hal yang sama seperti pada rakaat pertama, rukuk dua kali dan seterusnya, namun setiap gerakannya tidak sepanjang rakaat pertama. Kemudian dia membaca tashahhud dan taslim.

MEMBERI SEDIH


Dalam hadits riwayat Bukhari, ‘Aa’ishah R.A berkata: “Matahri terjadi gerhana pada masa Rasulullah ﷺ, maka Rasulullah ﷺ memimpin orang-orang dalam shalat….. Kemudian selesai, dan gerhana pun usai. Beliau bersabda kepada manusia, mula-mula memuji Allah, kemudian beliau ﷺ bersabda: ‘Matahari dan bulan adalah dua tanda tanda Allah. Mereka tidak mengalami gerhana karena kematian atau kehidupan siapa pun. Jika kamu melihatnya, maka berdoalah kepada Allah, ucapkan Takbir (“Allahu akbar”), berdoa dan bersedekah.' Lalu dia ﷺ berkata, 'Wahai umat Muhammad, demi Allah tidak ada yang lebih cemburu daripada Allah ketika hamba-Nya , laki-laki atau perempuan, melakukan zina (zina atau zina). Wahai umat Muhammad, jika kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu akan sedikit tertawa dan banyak menangis.’”

PERATURAN


Disunnahkan salat Kusoof secara berjamaah, karena hal tersebut dilakukan oleh Nabi ﷺ, namun diperbolehkan salatnya sendiri-sendiri, seperti halnya salat naafil lainnya. Namun, shalat berjamaah lebih baik.

Disunnahkan bagi imam untuk menyapa orang-orang setelah shalat, memperingatkan mereka agar tidak lalai dan tersesat, dan menyuruh mereka untuk banyak berdoa dan memohon ampun.

Jika shalat berakhir sebelum gerhana terjadi, maka ingatlah Allah (dzikir) dan serukan doa kepada-Nya sampai gerhana berakhir. Doanya tidak boleh diulang. Jika gerhana berakhir sebelum salat, maka salatnya harus cepat selesai, namun tidak boleh dihentikan atau terputus secara tiba-tiba.

Dalam hal ini perempuan disamakan dengan laki-laki, karena makna umum dari teks-teks tersebut. Maka baginya diwajibkan atas dirinya sebagaimana diwajibkan bagi laki-laki, yakni shalat, berdo’a kepada Allah, memohon ampun kepada-Nya, bersedekah, dan sebagainya.

Jika seorang wanita mempunyai suatu halangan yang menghalanginya untuk shalat, maka dalam keadaan itu dia masih dapat melakukan hal-hal lain: berdzikir kepada Allah, bersedekah, memohon ampun kepada Allah, mengingat-Nya, dan amalan lainnya yang dapat mendekatkan diri kepada Allah. .

Hujan islamic gif

DOA UNTUK HUJAN


SALATUL ISTISQA

Doa meminta hujan adalah sunnah yang sah, dibuktikan dengan amalan Rasulullah ﷺ dan para penerusnya (para khalifah radhiyallahu 'anhu).

BAGAIMANA CARA BERDOA


Sholat dua rakaat seperti sholat Idul Fitri (Abu Dawood)

Sholat ini wajib dilakukan dua rakaat tanpa adzan dan iqamah. Pembacaan Alquran di kedua rakaat diucapkan dengan suara keras.

Setelah Sholat, imam menyampaikan satu khotbah di mana ia memohon ampun dan membacakan Al-Quran berulang-ulang. Setelah itu dia berdoa (doa shahih Nabi ﷺ) dengan keteguhan, menunjukkan kerendahan hati, ketidakberdayaan dan menunjukkan betapa tidak berdayanya orang di hadapan Allah.

Hendaknya diawali dengan dakwah dan mengingatkan manusia dengan hal-hal yang melembutkan hati, seperti berbicara tentang taubat dari dosa dan menjauhi harta haram dengan mengembalikannya kepada pemiliknya yang sah. Sebab dosa adalah penyebab jarangnya hujan, namun taubat, memohon ampun dan bertakwa adalah penyebab diterimanya shalat dan diterimanya nikmat dan berkah (Allah). Ia juga harus mendorong mereka untuk bersedekah, karena hal itu juga merupakan alasan belas kasihan.

WAKTUNYA ISTISQA


Disunnahkan (menjalankan Shalat) setelah matahari terbit dan setinggi tombak; yaitu sekitar 20 menit setelah matahari terbit, yang merupakan waktu Sholat Idul Fitri (Salat yang dilakukan pada hari pertama Idul Fitri). Namun karena adanya keterbatasan, Salat Al-Istisqa dapat dilaksanakan kapan saja pada waktu-waktu yang diperbolehkan salat sunah (Nawafel).

LOKASI


Sunnahnya adalah melaksanakannya di luar ruangan dan bukan di dalam masjid, sesuai dengan Sunnah Nabi ﷺ, kecuali jika ada keperluan lain.

PERATURAN


Sebaiknya ada hari tertentu yang disisihkan untuk melaksanakan Salatul Istisqa agar masyarakat dapat mempersiapkannya.

Disunnahkan ketika hendak melaksanakan salat, yaitu dengan bersikap rendah hati, pasrah, mengabdi dan tunduk, sambil memperjelas kebutuhan seseorang akan Allah. Oleh karena itu, tidak diperbolehkan mempercantik diri atau keluar rumah dengan membawa wewangian. Ibnu Abbas berkata sambil menggambarkan cara Nabi ﷺ pergi mencari hujan:

Memohon ampun yang banyak dan banyak berdoa, sambil kedua tangan terangkat, selama khutbah.

Dibolehkan bagi umat Islam berdoa meminta hujan di negeri orang kafir.

Semoga Allah menjadikan kita semua termasuk orang-orang yang mengajak orang lain kepada kebaikan dengan menyebarkan Dien Allah dan membantu kita di jalan mulia ini.

Semoga Allah membantu kita semua Mempelajari Kebaikan untuk diterapkan dalam hidup kita dan Keburukan untuk dijauhi!

Artikel Terbaik Serupa: