Wilujeung Sumping di Blog GeegleHayoO

Petani di Desa Cisadap Kesulitan Mendapatkan Pupuk Bersubsidi - Apa Perbedaan Pupuk Subsidi dan Non-Subsidi?

3 min read
Petani di Desa Cisadap

Petani di Dusun Cibeunying, Desa Cisadap, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis mengaku kesulitan dalam mendapatkan pupuk bersubsidi.

Salah satu petani bernama Dede Iwan (43) mengaku terkendala dengan ketersediaan saat membeli pupuk bersubsidi dalam waktu pengiriman yang dijanjikan selama tiga hari.

“Kalau pupuk yang pakai kartu itu belinya ke Mawat. Tapi kendalanya saat saya membeli sekarang dan dibayar sesuai kebutuhan, pengirimannya dijanjikan selama tiga hari. Namun, dalam waktu tiga hari itu tidak kunjung tersedia, pupuknya masih kosong,” kata Dede, Senin (22/1/2024).
Foto Toko Mawat Imbanagara
Akibatnya, para petani lainnya terpaksa harus membeli pupuk non subsidi yang harganya lebih mahal.

“Jadi kebanyakan petani padi di Desa Cisadap membeli pupuknya yang non subsidi,” tambahnya.

Menurut Dede, para petani di Desa Cisadap ini bukan memiliki banyak uang untuk membeli pupuk non subsidi, tapi hal itu dilakukan karena terpaksa dengan kondisi sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi.

“Dari pada beli pupuk bersubsidi harus menunggu lama, sedangkan tanaman padi harus diberikan pupuk segera, apa boleh buat petani padi terpaksa membeli pupuk non subsidi walaupun harganya mahal,” ungkap Dede.

Sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi di Desa Cisadap, keluhan sejumlah petani ini pun sudah diketahui pihak Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan Pemerintah Desa.

Dede menambahkan, para petani dalam pembelian pupuk subsidi dengan menggunakan kartu memiliki kapasitas yang berbeda-beda tergantung luas lahan yang dimilikinya.

“Kalau jatah saya pembelian per tahun itu untuk pembelian jenis pupuk korea sebanyak 99 kilo dan SP 36 dibawah 50 kilo. Semua itu terkadang masih kurang untuk tiga musim,” imbuhnya.

Dede berharap, terkendalanya pupuk subsidi ini dapat segera menghasilkan solusi, agar petani tidak kesulitan mendapatkan pupuk subsidi yang selama ini terjadi. (*)



Perbedaan Harga dan Kualitas dari Pupuk Subsidi dan Non-Subsidi

Perbedaan Pupuk Subsidi dan Non-Subsidi
Penggunaan pupuk dalam pertanian sangat penting karena pupuk merupakan sumber nutrisi untuk tanaman dan juga dapat menjaga tanaman dari serangan hama. Namun, di lapangan petani seringkali kesulitan dalam membeli pupuk karena tidak memiliki modal yang cukup. Secara umum, pupuk subsidi merupakan seluruh jenis pupuk yang penyaluran dan pengadaannya memperoleh subsidi dari pemerintah. 

Produsen pupuk bersubsidi merupakan perusahaan yang resmi ditunjuk oleh pemerintah. Produsen mendapatkan bantuan dana dari pemerintah untuk pengadaan pupuk yang bersubsidi sehingga pupuk dapat dijual dengan harga lebih murah kepada petani. Dengan disparitas harga yang cukup tinggi antara pupuk subsidi dan non-subsidi, apakah kualitas yang ditawarkan sepadan? 

Simak perbedaannya di bawah ini! 

1. Lama Penyerapan

Perbedaan dalam kualitas juga bisa dilihat, jika membandingkan kedua pupuk ini. Pupuk subsidi cenderung menyebabkan masa penyerapan yang lebih lama, dan berbeda dengan pupuk non subsidi. Hal ini dikarenakan kandungan bahan, dimana pupuk subsidi cenderung memiliki kandungan yang sama. Sedangkan pupuk non subsidi biasanya lebih bervariasi, sehingga penyerapan yang disebabkan lebih cepat. 

2. Perbedaan Harga dan Target Pasar

Harga pupuk subsidi cenderung lebih murah dibandingkan pupuk non-subsidi karena pendanaan yang berasal dari pemerintah, dibanding pupuk non subsidi. Biasanya, perbedaan harga berselisih sekitar kurang lebih Rp3000,00 per kilogram. Selain itu, pupuk bersubsidi biasanya diperuntukkan petani yang tergabung dalam kelompok tani dan telah terdaftar dalam sistem e-RDKK sedangkan pupuk non-subsidi ditargetkan untuk perusahaan atau pelaku usaha. 

3. Warna dan Kemasan Pupuk

Secara fisik, perbedaan yang dapat dilihat adalah dari warna kedua pupuk. Warna pupuk subsidi dan non-subsidi dibuat berbeda, guna meminimalisir terjadi penyelewengan dalam penggunaan pupuk subsidi. Contoh yang dapat diambil adalah pupuk urea subsidi cenderung memiliki warna merah muda atau pink, sedangkan pupuk urea non-subsidi berwarna putih. Perbedaan selanjutnya terletak pada kemasan pupuk tersebut. Kemasan pupuk subsidi memiliki ciri pada karungnya, yaitu terdapat tampilan logo Pupuk Indonesia di bagian depan karung dan bertuliskan ‘Pupuk Bersubsidi Pemerintah’. 

4. Kualitas Pupuk

Meski harga pupuk non-subsidi cenderung lebih mahal, namun kualitas yang ditawarkan pupuk non-subsidi mampu menghasilkan panen yang berlimpah ruah jika tanaman dirawat dengan baik. Oleh karena itu, untung yang didapat mampu menutupi harga beli pupuk yang dikeluarkan di awal. Pupuk non-subsidi juga terjamin mutunya karena memiliki ijin edar yang dikeluarkan oleh Departemen Pertanian. 

Perbedaan harga tentu berpengaruh pada kualitas yang didapatkan. Namun, apapun pilihan pupuknya, sudah sepatutnya tanaman dirawat dan dibudidayakan secara maksimal. Maju terus pertanian Indonesia! 

Referensi: Neura Farm, Saprotan Utama
Bersyukurlah Jika Semua Orang Bisa Tertawa Dan Senang Karena Kebodohanmu, Daripada Menjadi Orang Pintar Tetapi Selalu Menyusahkan Semua Orang...

Anda mungkin menyukai postingan ini

Posting Komentar

Bagaimana dengan Artikel ini?
Silahkan Anda Bebas Berpendapat!
((
___; )
(6