Wilujeung Sumping di Blog GeegleHayoO

Seperti Apa Program Rebo Nyunda di Ciamis?

2 min read

Rebo Nyunda atau Rabu Sunda adalah salah satu kegiatan mingguan di Kota Bandung yang bertujuan melestarikan budaya Sunda sebagai salah satu budaya lokal yang berkembang di Jawa Barat. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Rabu.

Di Ciamis, Rebo Nyunda sangat populer di Media Sosial karena Masyarakat Ciamis hampir semua pengguna SosMed sering melakukan Tradisi Rebo Nyunda dengan membuat Tagar "#ReboNyunda"

Salah satu Grup facebook Ciamis yang selalu aktif membudayakan Rebo Nyunda ini adalah "TSWC" atau Teupang Sono Wargi Ciamis.

Di Grup TSWC, Banyak sekali cara yang dilakukan oleh warga Kab. Ciamis saat melestarikan budaya sunda dengan acara Rebo Nyunda ini, Salah satunya yang paling sering dilakukan adalah mereka selalu berbagi Kata-kata atau kalimat singkat yang berbahasa sunda dengan konsep Lucu namun sangat bermakna (Papatah). 

Bahkan tak jarang juga ada orang yang membagikan dan Mengenalkan kebiasaan sundanya di daerah masing-masing itu seperti apa, dan kemudian itu juga kadang menciptakan sebuah perbedaan yang sangat unik. Walau pun berbeda, Tapi orang Ciamis selalu menganggapnya "Kita itu Sama" dan yang paling berharga dari Program Rebo Nyunda ini adalah Bertambahnya pengetahuan kita terhadap Kebudayaan di Tatar Pasundan.

Sejarah ReboNyunda

program rebo nyunda di sekolah dasar sudah banyak dilakukan dibandung

Rebo Nyunda adalah salah satu hari tematik yang digagas oleh Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, dalam rangka mengembalikan dan melestarikan budaya Sunda. Rebo Nyunda telah ditetapkan sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) No 2 Tahun 2012 tentang Penggunaan dan Pelestarian Bahasa, Sastra, dan Aksara Sunda. Selaras dengan berjalannya peraturan ini ada hal yang terlihat berbeda pada wajah Bandung di setiap hari Rabu.

Banyak pedagang yang menjajakan atribut sunda di sepanjang jalan di Bandung. Sudah banyak juga yang menggunakan ikat kepala Sunda (Iket), baju pangsi, dan aksesoris tambahan seperti pin kujang bagi laki-laki. Namun sayangnya hal ini tidak sama terlihat dengan atribut yang digunakan oleh perempuan. Hanya segelintir perempuan yang menggunakan atribut sunda yang terdiri dari kebaya serta batik sebagai bawahannya.

Untuk siswa SD, sudah hampir seluruhnya menerapkan anjuran sang wali kota. Namun, di SMP maupun SMA, tidak seluruhnya menggunakan pakaian adat Sunda pada hari Rabu. Bahkan untuk berbahasa Sunda pun, terutamanya di kalangan perempuan, sudah jarang terdengar yang memakai bahasa daerah itu, dan itu sangat memprihatinkan, karena remaja itu adalah calon penerus terdekat yang akan membangun, melestarikan budaya.

Tradisi Rebo Nyunda di kalangan Mahasiswa di Bandung khususnya Jatinangor itu tidak sampai melekat ke hati masyarakat sana, jarang dari mulai SD, SMP, SMA menggunakan atribut sunda, menurut warga yang ada disana mengatakan bahwa kebanyakan masyarakatnya berasal dari luar Jawa Barat, dan Mahasiswa nya juga. Justru itu dengan adanya program tersebut dapat mengenalkan budaya kita budaya sunda pada masyarakat lain sehingga timbul ketertarikan untuk menggunakannya.

Ayo anak muda !, mulai dari sekarangan kita tumbuhkan, lestarikan kebudaayaan kita, budaya sunda agar tidak punah dimakan jaman yang sangat memprihatinkan ini. karena sesungguhnya apabila sang penerus tidak ada, mau dengan siapa ? dan ditakutkan budaya kita itu malah diakui oleh  Negara lain.



Bersyukurlah Jika Semua Orang Bisa Tertawa Dan Senang Karena Kebodohanmu, Daripada Menjadi Orang Pintar Tetapi Selalu Menyusahkan Semua Orang...

Anda mungkin menyukai postingan ini

Posting Komentar

Bagaimana dengan Artikel ini?
Silahkan Anda Bebas Berpendapat!
((
___; )
(6