Waktu kejadian, Mang Aung yang tinggal sendirian di rumah bilik tersebut  terkurung puing  rumahnya yang tiba-tiba ambruk. Tapi korban selamat, luput dari  maut, bahkan tidak kena luka sedikitpun.

Padahal atap genteng berjatuhan saat rumahnya ambruk Rabu pagi tersebut.

“Alhamdulillah, Mang Aung selamat. Malah tidak ada luka sedikitpun. Beliau tidak sampai pingsan, tidak panik, terlihat tadi cuma sempat meneteskan air mata saja,” ujar Plt Kades Sindangasih, Ahmad Suyud kepada Tribun Rabu (2/11).

Begitu mengetahui rumah Mang Aung ambruk, tetangga dan warga sekitar berdatangan ke lokasi. Warga yang mengetahui saat kejadian, Mang Aung masih dalam rumah tiba-tiba berteriak memanggil nama Mang Aung.

“Sempat berapa kali dipanggil, Aung.. Aung..Begitu ada sahutan dari dalam rumah yang runtuh itu. Warga langsung melakukan evakuasi. Dengan menjebol dinding bilik, dekat posisi Mang Aung berada. Rupanya, waktu kejadian tadi pagi, Mang Aung sedang tidur-tidur, masih pakai sarung,” katanya.

Setelah berhasil dievakuasi warga dari puing-puing runtuhan rumah yang menggurungnya, menurut Ahmad Suyud, Mang Aung terlihat masih segar bugar, tidak ada luka.

“Beliau tidak sampai pingsan, tidak panik. Mungkin karena orangnya pendiam. Tapi terlihat, beliau sempat meneteskan air mata. Yang penting beliau selamat,” ujar Ahmad Suyud.

Bahkan setelah warga berdatangan, bergotong royong menyingkirkan puing-puing rumahnya yang runtuh. Mang Aung pun sempat ikutan.

“Tadi setelah kejadian warga langsung evakuasi puing-puing runtuhan rumah korban. Ada juga babinsa dan petugas. Kami sudah langsung lapor ke kecamatan, TKSK, bahkan ke BPBD dan PUPR. Tadi juga datang petugas dari BPBD, pendamping PUPR berikut TKSK/Tagana,” katanya.

Menurut Ahmad Suyud, kondisi rumah  bilik ukuran  ukuran 5 x 6 meter persegi yang dihuni Mang Aung seorang diri tersebut sudah lapuk.

“Tadi pagi waktu kejadian memang tidak ada angin dan hujan. Tapi kemarin dari sore sampai malam hujannya kan lebat,” ujar Ahmad Suyud.

Sebenarnya rumah bilik yang dihuni Mang Aung yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani tersebut, pernah diajukan untuk diperbaiki lewat program Rutilahu.