BMKG menyatakan peringatan dini tsunami menyusul gempa 6,9 SR yang terjadi pada Jumat, 15 Desember 2017, di Jawa Barat, berakhir. Dengan begitu, potensi terjadinya tsunami telah terlewati.
Pencabutan peringatan itu disampaikan BMKG pada pukul 02.28 WIB. Warga yang sebelumnya diperingatkan untuk menjauhi bibir pantai bisa kembali aman.
Sebelumnya, sejumlah gempa susulan terjadi dengan kekuatan berkisar antara 2,9 SR hingga 3,3 SR dengan skala gempa yang semakin mengecil. Kondisi permukaan laut di Pantai Pangandaran juga kembali normal sekitar pukul 02.00 WIB setelah sempat turun sesaat usai terjadinya gempa.
Meski begitu, sejumlah warga sudah diperintahkan mengungsi ke tempat yang lebih aman. Dilansir Antara, Kepala Desa Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Iwan Herdiawan menuturkan pascagempa 6,9 Skala Richter pada Jumat malam, warga telah mengungsi ke daratan tinggi yang salah satunya ke kawasan Purbahayu.
"Masyarakat kami imbau agar tetap waspada dan mereka sudah mengungsi ke daerah Purbahayu, itu daerah arah ke gunung," kata Iwan Herdiawan, Sabtu dini hari.
Iwan menuturkan guncangan gempa kali ini jauh lebih besar jika dibandingkan dengan gempa pada 2006 di Kabupaten Pangandaran yang disusul dengan tsunami. "Waktu itu kekuatan gempanya tidak sebesar yang sekarang. Waktu terjadi tsunami Pangandaran, gempanya tidak yang sebesar seperti saat ini," kata dia.
Menurut dia, hingga saat ini pihaknya terus mencoba menenangkan warga namun mengimbau agar selalu tetap waspada. "Secara teori, kalau terjadi tsunami itu intervalnya gempa dulu baru setelah 10 menit kemudian terjadi tsunami, tapi interval ini sudah terlewati, tapi tetap kami imbau untuk waspada," kata dia.