Wilujeung Sumping di Blog GeegleHayoO

Tentara Filipina ini Rela di BOM demi Menghancurkan Musuhnya

2 min read

Dia  sudah  terpojok  karena  dikepung  pemberontak.
Kemudian,  prajurit  ini  meminta  komandannya  untuk  mengebom  lokasinya  berada  untuk  membunuh  musuh  di  sekitarnya.

Beberapa  minggu  telah  berlalu  setelah  dimulainya  pengepungan  Marawi,  banyak  orang  Filipina  masih  berduka  atas  nyawa  yang  hilang.  Tentara  dan  warga  sipil  mengalami  penderitaan  yang  besar.

Tragedi  kematian  membuat  seluruh  bangsa  berkabung

Keberanian  ditunjukkan  seorang  tentara  yang  menyentuh  banyak  orang  Filipina.  Kisahnya  ini  perlu  diceritakan  dan  dibagikan  karena  aksi  heroiknya  penuh  inspirasi.  Petugas  Kelas  Satu  Pribadi  (PFC)  berusia  24  tahun  bernama  Dhan  Ryan  Bayot  dikirim  ke  sebuah  detasemen  di  Barangay  Lilod  bersama  8  tentara  lainnya  dari  Batalyon  Infanteri  ke-51.  Mereka  seharusnya  dikirim  ke  sana  atas  permintaan  wali  kota  yang  rumahnya  berada  di  dekat  daerah  tersebut.

Yang  mengejutkan  mereka,  mereka  langsung  diserang  begitu  sampai  di  daerah  tersebut.
Tembakan  datang  dari  mana-mana,  termasuk  wali  kota.  Tidak  jelas  apakah  rumah  tersebut  telah  diambil  alih  oleh  kelompok  pemberontak,  atau  pengawal  wali  kota  telah  berpaling  untuk  membantu  pemberontak.

Setelah  serangan  tersebut,  lima  sahabat  Bayot  meninggal  karena  luka  tembak.  Sementara  tiga  orang  berhasil  melarikan  diri  selama  keadaan  kacau  itu,  meninggalkan  Bayot  sendirian  berperang.

Ketiga  tentara  yang  melarikan  tersebut  ditembak  pemberontak  dan  menewaskan  satu  orang  dan  melukai  dua  lainnya.
Meskipun  Bayot  mencoba  meminta  bantuan,  sulit  untuk  memperkuat  serangan  melewati  blokade  musuh.

Bayot  tahu  jalan  keluar  dan  merasa  dia  akan  mati  di  sana.
Sebuah  halaman  Facebook  yang  disebut  'Sa  Ngalan  ng  Gobyerno'  menceritakan  kisah  Bayot.

"Kali  ini,  merasakan  bahwa  kematian  sudah  lebih  dekat  daripada  diselamatkan,  dia  kemudian  memberikan  koordinatnya,  dan  meminta  komandannya  untuk  mengebom  lokasinya  sehingga  musuh  yang  mengelilinginya  akan  terkena."

"Bombahin  na  lang  ninyo  ang  lokasi  ko  Sir!"  [Bom  saja  lokasi  saya  Sir!]  "Apakah  kata-kata  terakhir  yang  mereka  dengar  dari  dia?"

Tubuhnya  kemudian  diambil  oleh  sebuah  tim  yang  juga  termasuk  ayahnya  sendiri  Sgt  Larry  Bayot  dari  Divisi  Reconnaissance  Company  Divisi  Infantri  1.

Menurut  ayah  Bayot,  anaknya  tidak  menderita  luka  fatal,  namun  wajahnya  cacat  parah,  dengan  bolong  yang  dalam  memotong  lehernya.
Dipercaya  bahwa  kelompok  pemberontak  mencoba  memenggal  Bayot  begitu  dia  kehabisan  amunisi.

Jenazahnya  dan  enam  rekannya  diambil  pada  28  Mei  2017,  empat  hari  setelah  mereka  terbunuh.

Presiden  Filipina  Rodrigo  Duterte  memberi  ayah  Bayot  medali  anumerta  untuk  anaknya,  uang  tunai  P250  ribu,  dan  sebuah  janji  untuk  mendanai  pendidikan  keluarga  anggota  keluarga  yang  masih  hidup.

Bersyukurlah Jika Semua Orang Bisa Tertawa Dan Senang Karena Kebodohanmu, Daripada Menjadi Orang Pintar Tetapi Selalu Menyusahkan Semua Orang...

Anda mungkin menyukai postingan ini

Posting Komentar

Bagaimana dengan Artikel ini?
Silahkan Anda Bebas Berpendapat!
((
___; )
(6