Mengejutkan! buku baru Paul Bloom Against !Empathy
yang berpendapat bahwa empati tidak hanya terlalu dibesar-besarkan namun sebenarnya berbahaya bagi moralitas.
Meskipun menurut ku Empati pada akhirnya berkontribusi terhadap Etika, Bloom membuat beberapa poin penting tentang sifat dan nilainya :
- Pertama, dia dengan hati-hati membedakan konsep empati yang asli dan bermanfaat dari konsep yang jauh lebih luas. Empati tidak hanya mengenali emosi orang lain seperti penderitaan, tapi juga membutuhkan perasaan beberapa pendekatan terhadap apa yang dirasakan orang lain. Belas kasih dan simpati adalah reaksi emosional terhadap penderitaan orang lain namun tidak mengharuskan mu untuk menderita sendiri. Sebaliknya, berempati untuk seseorang berarti Kau merasakan beberapa aspek penderitaan. Bloom menjelaskan bahwa dia tidak menentang belas kasihan, simpati, kebaikan hati, dan perhatian, hanya anggapan bahwa mereka bergantung pada perasaan apa yang kau rasa benar.
- Kedua, Bloom secara menyeluruh mendokumentasikan bahwa empati memiliki keterbatasan serius karena bias dan berpikiran yang sempit. Orang-orang melompati ke dalam tindakan amal untuk menanggapi kasus penderitaan hidup yang dapat mereka tanggungi empati, seperti korban kejahatan kekerasan di tempat mereka sendiri. Tapi mereka mengabaikan kasus penderitaan yang sama pentingnya yang tidak begitu dekat dengan mereka, seperti jumlah besar kelaparan di luar negeri.
Teori Etika utama, baik religius seperti agama Islam dan sekuler seperti utilitarianisme, menegaskan bahwa moralitas seharusnya Universal, memperluas kewajiban moral kepada semua orang, tidak hanya untuk orang-orang yang Kau kebetulan memiliki kesempatan untuk berempati.
Selain itu, empati bisa menjadi strategi buruk bagi perawat seperti Dokter, perawat, dan terapis. karena dapat menyebabkan kelelahan dan mengabaikan solusi berbasis bukti terhadap masalah orang. Empati bahkan bisa digunakan secara langsung untuk kejahatan jika penyiksa menggunakan identifikasi dengan penderitaan korban untuk menimbulkan lebih banyak rasa sakit. Jadi empati bukanlah obat-semua untuk kegagalan moral.
Meskipun demikian, empati memang memberi kontribusi penting terhadap perilaku moral baik dalam memfasilitasi penilaian etis dan memotivasi tindakan yang tepat.
Alternatif yang disarankan Bloom untuk empati
adalah belas kasih yang rasional, namun rute dari rasionalitas untuk belas kasihan itu bermasalah.
Teori etika yang saat ini dianggap sebagai panduan rasionalitas praktis sulit diterapkan. Utilitarianisme dan bentuk konsekuensial lainnya mengatakan bahwa apa yang membuat sebuah tindakan benar atau salah adalah dampaknya terhadap semua orang yang Relevan / Layak. Tapi menghitung semua efek ini sehubungan dengan rasa sakit, kesenangan , kebahagiaan, perkembangan, atau kebutuhan setiap orang yang terlibat adalah beban kognitif yang besar.
Alternatif Deontologi adalah pendekatan terhadap etika yang menggunakan prinsip berdasarkan hak dan kewajiban untuk menentukan tindakan, namun prinsip-prinsip ini sering menimbulkan konflik:
- Misalnya, sulit bersikap jujur dan baik saat teman bertanya kepada mu, "Apakah sweater baruku terlihat bagus?"
Sebagai alternatif, berempati dengan orang-orang memberi mu rute yang lebih langsung untuk memikirkan bagaimana kau harus memperlakukan mereka, mendorong penerapan peraturan emas untuk memperlakukan orang lain sebagaimana yang ingin diperlakukan pada diri sendiri.
Kau mungkin tidak ingin menderita seperti orang dengan siapa Kau berempati, jadi mudah untuk melihat bahwa penderitaan itu salah.
Belas kasih muncul lebih alami dari empati dari pada penalaran deduktif.
Selain itu, identifikasi dengan korban membuat lebih mudah untuk memotivasi tindakan yang baik dari pada yang dapat dilakukan melalui abstraksi rasional konsekuensialisme dan deontologi. Hanya penalaran tentang konsekuensi dan prinsip tidak memiliki kekuatan emosional untuk tindakan yang berasal dari merawat seseorang melalui empati.
Universalitas etika dapat dipupuk
Caranya! dengan mempraktikkan cara empati yang disengaja di samping mode otomatis. "Apa maksudnya Empati mode otomatis?"
Modus otomatis beroperasi tanpa sadar menirukan keadaan fisiologis melalui ekspresi wajah dan bahasa tubuh . Mode yang disengaja atas sadar dan lisan, menggunakan kata-kata untuk menarik kesejajaran antara situasi orang lain dan pengalaman mu sendiri. Proses ini dapat dengan mudah disosialisasikan ke berbagai macam orang, bukan hanya orang tertentu yang sedang menderita.
Generalisasi semacam itu adalah dasar kontribusi yang telah dibuat literatur terhadap perubahan sosial dengan membantu orang menghargai situasi orang lain yang tampaknya berbeda dari diri mereka sendiri.
Berikut adalah beberapa buku hebat yang telah memperluas lingkaran moral orang-orang melalui berempati dengan karakter mereka:
- Kabin Paman Tom ,
Les Misérables , T Grapes of Wrath ,
Diary of Anne Frank , dan Black Like Me .
Bloom dengan senang hati menunjukkan bahwa empati sastra bukanlah hal yang baik, misalnya :
- jika seseorang berempati dengan Hitler di Mein Kampf dan memutuskan untuk menjadi seorang Nazi. Tapi secara keseluruhan, terlepas dari keterbatasannya, aku pikir empati telah memberi kontribusi pada pemahaman dan perilaku moral jauh lebih banyak dari pada biaya.
Untuk efek penuh, empati perlu dikombinasikan dengan alasan berdasarkan konsekuensi dan prinsip untuk memperbaiki bagaimana manusia memperlakukan dengan satu sama lain.
Empati tanpa alasan itu Buta, tapi akal tanpa empati itu kosong.