Kisah Menakjubkan Dari Lukisan Yesus dan Seorang Muslim

Geegle  HayoO
Lukisan Yessus dan Seorang Pria Berpeci

Perdebatan semua yang ada di Dunia selalu terjadi, Dari mulai masalah Pendapat, Kepemilikan, Jabatan, Bahkan Agama pun orang masih memperdebatkan. Memang baik untuk menghasilkan Kebenaran. Tapi Kebenaran bukan bermulai dari debat saja bukan?

Kalau masih ada orang yang bertanya bagaimana kehidupan masyarakat di Indonesia yang berasal dari suku, budaya, serta
agama yang berbeda, maka perlihatkanlah foto yang diunggah oleh pemilik akun Facebook Agung Rangkuti Zayadi di bawah ini. Menggunakan kamera seadanya, foto ini nyatanya memiliki sejuta makna bagi masyarakat di seluruh negeri ini.


Tentang Toleransi dari Ujung Negeri

begitulah judul yang ditulis oleh Agung untuk menggambarkan cerita di balik pengambilan foto yang kini tengah diperbincangkan netizen ini. Tak hanya mengunggah foto, ia pun secara rinci menceritakan bagaimana foto tersebut bisa didapat.
“Foto ini diambil secara tidak sengaja beberapa hari yang lalu oleh adik angkat saya, Aulio. Hari itu Aku bersiap untuk berbuka puasa dan meminta Aulio menerangi Aku dengan flash kamera handphone , karena cahaya pelita kurang membantu penerangan. Secara tidak sengaja Aulio memencet tombol potret, cekreeeeek,”  tulis Agung dalam foto yang diunggah pada 4 Juli 2016 tersebut.
Jangan dulu menilai buruk, cobalah tengok kisah nyata dari pria berpeci yang tengah duduk di bawah lukisan Yesus ini. (Foto: Facebook/Agung Rangkuti Zayadi)
Agung yang tercatat sebagai salah satu pengajar muda dalam gerakan Indonesia Mengajar ini memang tinggal jauh dari rumah, tepatnya di Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua. Namun, pria lulusan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini beruntung karena memiliki orangtua asuh yang merawatnya seperti anaknya sendiri, meskipun mereka berbeda keyakinan.
“Pakaian yang Aku kenakan sangat berbeda dengan simbol yang tertempel di dinding rumah, tapi inilah yang Aku alami. Sangat terlihat toleransi yang terjadi dalam keluarga kecil angkat Aku di desa penempatan,”  tulisnya lagi.
Dalam ceritanya Agung menjelaskan bagaimana keluarga angkatnya serta anak-anak di desa setempat memanjakannya dengan menyiapkan makanan sahur ataupun berbuka puasa. “Mama yang selalu menyiapkan makanan untuk berbuka puasa. Bapak dan Aulio yang hampir selalu ikut makan sahur. Murid-murid yang bergantian mengantarkan ikan hasil nyolo. Atau suasana rumah yang sangat hening ketika Aku melaksanakan ibadah sholat maghrib, isya, tarawih dan jumat seorang diri,”  tambahnya.

Agung Rangkuti Jayadi Bersama Adik Angkatnya di facebook

Diakhir tulisannya Agung Rangkuti Zayadi mengungkapkan kebahagiaannya tinggal bersama keluarga yang dengan tulus merawatnya tanpa memandang dari mana ia berasal, apalagi perbedaan soal agama yang ada pada mereka. “Beruntung bisa merasakan Ramadhan bersama keluarga Protestan Aku yang sangat taat. Beruntung bisa mendapatkan banyak pembelajaran budi pekerti luhur dari orang di daerah pedalaman yang sering kali kita, orang kota, menganggap mereka sebelah mata,”   ceritanya.
“Semoga dari foto ini kita semua, orang-orang yang sering melabeli diri sebagai manusia berpendidikan, bisa belajar dan merefleksikan tentang
toleransi dan perbedaan dalam kebersamaan,”   Tutup postingnya di facebook.

Artikel Terbaik Serupa: