Fenomena alam aneh di Ciamis Langit seperti terbelah
Fenomena Alam Ciamis - Petang di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis (27/7) menunjukkan pemandangan tak biasa. Sekitar pukul 18.15 WIB, muncul awan berwarna oranye yang terlihat seperti membelah langit.
Pemandangan 'langit terbelah' ini membuat kagum warga Ciamis. Pemandangan ini terlihat di Lingkungan Sikuraja, Kelurahan Linggasari, Kecamatan Ciamis dari pukul 18.00 sampai pukul 18.30 WIB. Namun setelah hari mulai gelap, awan tersebut mulai hilang.
Ternyata, pemandangan 'langit terbelah' ini bisa dijelaskan secara sains. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, ada dua kemungkinan di balik fenomena tersebut.
Penyebab 'Langit Terbelah' di Ciamis
Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung Teguh Rahayu menjelaskan, kemungkinan pertama fenomena itu terjadi karena adanya awan Arcus yang muncul di langit Ciamis, Kamis sore kemarin. Awan Arcus adalah jenis awan rendah yang terbentuk pada ketinggian sekitar 2 kilometer di atas permukaan Bumi.
"Apabila dilihat lebih teliti, awan yang terbentuk di wilayah Ciamis tersebut tergolong ke dalam jenis awan Arcus, berjenis awan Roll," kata Rahayu dalam detikJabar, dikutip Jumat (28/7/2023). https://news.detik.com/berita/d-6846054/heboh-langit-di-ciamis-bak-terbelah-ini-penjelasan-bmkgbr />
Awal Roll terbentuk akibat adanya pertemuan massa udara hangat yang bertemu dengan massa udara dingin. Kondisi ini memaksa massa udara hangat untuk naik ke atas karena lebih ringan. Kemudian di sepanjang batas pertemuan dua massa udara, terbentuklah awan Roll.
"Secara karakteristik, awan Roll dapat terbentuk secara independen tanpa adanya awan hujan atau Cumulonimbus (Cb). Hal tersebut terjadi karena disipasi yang cepat dari awan Cb meninggalkan proses updraft dan downdraft yang menyebabkan terbentuknya awan Roll yang berbentuk memanjang," ujarnya.
Sedangkan kemungkinan kedua, fenomena langit terbelah itu disebabkan karena contrails (Condensation Trails) atau jejak kondensasi. Contrails ini terbentuk ketika pesawat melintas di atmosfer, terutama troposfer atas, dan meninggalkan uap air di lapisan tersebut.
"Maka partikulat (PM) yang dihasilkan oleh pesawat tersebut akan terkondensasi bersama dengan uap air di lapisan tersebut membentuk awan yang lurus melintang di horizon," tuturnya.
Namun Rahayu mengungkapkan, jika melihat kondisi atmosfer melalui satelit, terlihat adanya kelembaban udara yang tinggi dan rendah di sekitar Jawa Barat bagian timur atau di sekitar Tasik dan Ciamis.
"Maka peluang terbesar, fenomena tersebut adalah awan Roll yang terbentuk akibat pertemuan massa udara hangat (kelembapan udara tinggi) dan massa udara dingin (kelembaban udara rendah)," ungkap Rahayu.
Fenomena yang Biasa Terjadi
Rahayu juga mengatakan, fenomena awal Roll adalah fenomena yang biasa terjadi. Menurutnya awan Roll itu tidak berkaitan sama sekali dengan prekursor bencana maupun langit terbelah.
"Masyarakat diimbau untuk tidak panik melihat fenomena awan tersebut, karena awan Roll merupakan fenomena biasa dalam dinamika atmosfer," pungkasnya.