
Kedatangan emak-emak ini menyusul keresahan mereka terhadap empat orang yang diduga pelaku pencabulan terhadap anak di bawah umur yang dikabarkan masih bebas dari pengawasan.
Yang membuat miris, korban yang masih berusia 11 tahun itu sudah tidak memiliki ibu dan ayah dalam kondisi sakit.
"Ini merupakan kepedulian kami kepada korban, bayangkan bila hal ini terjadi pada keluarga keluarga bapak dan kami menuntut agar semua pelaku yang masih mengambil tindakan pencegahan dan bentuk hukum," ucap Neni salah satu emak-emak yang ikut dalam aksi.
Neni menambahkan, korban sebelumnya sempat sekolah di salah satu sekolah negeri di Cicapar. Namun, pascaperistiwa pencabulan tersebut, korban kini enggan sekolah dan memilih mengurung diri di rumahnya.
Warga setempat bergiliran memberikan bantuan materi dan non materi kepada korban yang juga seorang penyandang disabilitas mental. Neni dan puluhan emak-emak lainnya, menuntut agar pelaku pencabulan segera menghubungi polisi karena emak-emak dihantui rasa cemas dan khawatir hal serupa menimpa anak mereka.
Diduga salah satu pelaku bekerja di kantor Desa Cicapar
Sementara itu menurut Panit Reskrim Polsek Banjarsari, Bripka Agus Gunawan mengatakan, kadang-kadang ada empat orang yang diduga pelaku. Namun, pihak keluarga korban peristiwa keempat yang dilupakan dibebaskan.
"Awalnya pengaduan dari keluarga korban namun pihak pengaduan dan pelaku sempat menghubungi polisi. Kami tidak akan berhenti sampai di sini dan kasus ini akan dilimpahkan ke unit Perlindungan Anak dan Perempuan (PPA) Satreskrim Polres Ciamis," ucap Panit Reskrim Polsek Banjarsari, Bripka Agus Gunawan kepada awak media.
Sebelumnya, warga Desa Cicapar dihebohkan oleh peristiwa ditahannya empat orang warga yang terlupakan melakukan pencabulan terhadap anak di bawah umur yang penyandang disabilitas mental.
Namun, beberapa hari kemudian semua pelaku terlihat kembali beraktivitas di kampung mereka sehingga hal tersebut menimbulkan keresahan warga terutama kalangan emak-emak.
TvOne - (atw/ebs)