Kelahiran Nabi Muhammad S.A.W :
1. Lahir suci tanpa darah.
2. Tali pusat sudah terpotong ketika lahir oleh Allah SWT.
3. Lahir sudah dikhatankan oleh Allah SWT.
4. Nama Muhammad S.A.W diberi oleh Allah SWT bukan dari manusia.
5. Nabi Muhammad SAW Diutus untuk semesta alam, bukan untuk kaum tertentu saja.
6. Digelar al-Amin oleh masyarakat jahiliyyah karena amanah & jujur.
7. Nabi Muhammad S.A.W kekasih ALLAH..subhanallah
Allah mengutus Nabi Muhammad sebagai rahmat tidak hanya untuk umat Islam saja, tetapi untuk seluruh umat manusia.
Marilah berharap semoga Tuhan menganugerahkan kepada kita semua saudara Muslim dan semua individu yang berpikiran luas di dunia berkat untuk memahami dan menghargai nilai berkah ini dan fenomena besar ini dan mencoba untuk bergerak maju di jalan lurus. Dunia menunjukkan kepada kita.
Keberadaan Nabi Suci yang Agung begitu signifikan sehingga Allah Ta'ala menganggapnya sebagai berkah yang besar bagi seluruh umat manusia:
"Tuhan menganugerahkan nikmat yang besar kepada orang-orang beriman ketika Dia mengutus di antara mereka seorang nabi dari antara mereka sendiri" [Al-Qur'an, 3: 164].
Dalam Sahifa al-Sajjadiyyah, Imam Sajjad (damai dan salam besertanya) berdo'a kepada Allah Ta'ala dan berkata,
Segala puji bagi Allah yang menganugerahkan kepada kita - bukan kepada generasi sebelumnya dan bangsa sebelumnya - nikmat yang besar dengan mengirimkan Muhammad , Rasul-Nya. [Sahifa al-Sajjadiyyah, Dua 2].
Al-Qur'an dan pernyataan para Imam Maksum (as) mengakui bahwa Allah telah memberikan kita nikmat yang besar dengan mengirimkan hadiah besar ini. Ini sangat signifikan.
Rahmat untuk semua makhluk
adalah deskripsi yang digunakan Allah Ta'ala untuk merujuk kepada Nabi Muhammad SAW. Allah SWT tidak mengatakan bahwa Nabi Suci adalah rahmat bagi sekelompok orang atau bagi suatu bangsa tertentu di dunia ini melainkan Allah SWT mengatakan bahwa Nabi Muhammad adalah "rahmat bagi semua ciptaan". Dia adalah rahmat bagi semua orang. Dia memberikan pesan yang dia terima dari Allah Ta'ala kepada manusia sebagai hadiah. Dia menyediakan jalan ini untuk semua orang di dunia.
Tentu saja, ada beberapa orang yang memiliki kekuasaan, uang, dan emas. Mereka tidak mau membiarkan orang-orang mendapat manfaat dari perjamuan besar belas kasih ilahi ini. Mereka menentang kekuatan rakyat. Itulah sebabnya mereka berdiri melawan gerakan ilahi ini. Dalam keadaan seperti itu, Allah Ta'ala berfirman,
Wahai Nabi, takutlah kepada Allah, dan jangan mendengarkan orang-orang kafir dan orang-orang munafik
[Al-Qur'an, 33: 1].
Tuhan berkata kepadanya bahwa dia tidak boleh mengikuti mereka dan bahwa dia harus waspada terhadap mereka. Di tempat lain Dia berkata,
Wahai Nabi, berperanglah dengan keras terhadap orang-orang kafir dan orang-orang munafik, dan bersikaplah tegas terhadap mereka
[Al-Qur'an, 9: 73].
Allah SWT berkata kepada Nabi Suci bahwa dia harus memerangi orang-orang kafir dan orang-orang munafik. Allah SWT mengatakan kepadanya bahwa dia harus "melawan", bukan "membunuh" mereka. Allah SWT tidak menyuruh, "Bunuhlah orang-orang kafir dan orang-orang munafik". Tidak selalu perlu untuk "membunuh", tetapi jihad selalu diperlukan.
Kadang-kadang jihad itu politik, kadang-kadang budaya, kadang-kadang jihad lunak, kadang-kadang jihad keras, kadang-kadang dengan senjata, dan kadang-kadang dengan ilmu. Semua ini adalah jihad, tetapi dalam semua bentuk jihad ini, kita harus memperhatikan bahwa jihad dilakukan terhadap musuh, musuh kemanusiaan. Hal ini dilakukan terhadap musuh yang memaksakan keberadaan mereka yang berat dan kepentingan rakus mereka pada kemanusiaan dengan mengandalkan kekuatan mereka, uang mereka dan intimidasi mereka.
Berkompromi dengan mereka tidak masuk akal: "Takutlah kepada Allah, dan jangan dengarkan orang-orang kafir dan orang-orang munafik."
Ayat-ayat Al-Qur'an tentang Nabi Suci kita Muhammad SAW dan tentang ajaran yang Allah SWT berikan kepadanya – Tuhan mengajarinya, langkah demi langkah dan kata demi kata, bagaimana membangun komunitas Islam baru – sangat banyak.
Saran saya kepada diri saya sendiri, kepada para pemuda kita, dan kepada para pendukung urusan agama serta kepada semua orang yang memiliki urusan umat di tangan mereka adalah untuk memperhatikan semua ayat ini dan melihat semua konsep ini di dalam Al-Qur'an.
Konsep-konsep tersebut membentuk suatu koleksi, suatu koleksi yang lengkap. Masalah kita adalah bahwa kita mengabaikan kumpulan lengkap ajaran ilahi kepada Nabi Muhammad SAW dan deskripsi yang Allah buat tentang Nabi. Jika kita menjaga koleksi lengkap ini dalam pandangan, maka perilaku yang benar dan jalan lurus yang diambil Nabi Suci akan muncul di depan kaki kita:
Sesungguhnya, kamu berada di jalan yang lurus
[Al-Qur'an, 43: 43].
Jalan lurus ini harus ditemukan!
Wallahualam Bissawab...