KISAH INSPIRATIF ANAK TANPA TANGAN KANAN DAN KAKI
Sebuah kisah inspiratif datang dari seorang anak Kabupaten Ciamis. Tio Satrio adalah anak berusia 14 tahun yang lahir tanpa dua tangan dan dua kaki. Meski memiliki keterbatasan fisik, hal ini tidak melemahkan semangat belajarnya. Dengan mulutnya, dia bisa menulis. Tio dan orang tuanya tinggal di Dusun Cibogor di Desa Panawangan, Kabupaten Ciamis Kecamatan Panawangan. Tio duduk di kelas empat Sekolah Luar Biasa Firdaus (SLB). Meski berbeda dengan anak lain, anak bungsu dari pasangan Wawan (63) dan Mimi (58) ini terlihat ceria dan tidak malu atau minder dengan kondisinya.
Tampak di SLB Firdaus Panawangan
Ketika Tio mengobrol dengan teman-temannya. Tio menunjukkan kemampuan menulis lisannya. Hasil tulisan Tio tidak jauh berbeda dengan tulisan tangan, dan mudah dibaca. Setelah beberapa tahun meneliti, Tio mampu menghitung dan mengingat pesan teks dalam Alquran.
Nulis sudah biasa bisa, bermain bersama teman-teman kalau di sekolah biasa, senang kalau ada di sekolah. Tapi kalau di rumah tidak ada hanya sama ibu dan sama ayah saja,”
Diakui Theo, mata pelajaran favoritnya saat belajar adalah matematika karena bisa berhitung. Theo juga menyukai kursus agama Islam. Dapat menghafal dan membaca lusinan pesan singkat Alquran dengan lancar. Bahkan Tio mengaku ingin belajar Alquran dan belajar Islam lebih lancar. Dia bercita-cita menjadi seorang ustaz. Ia berkata: “Tujuannya menjadi Ustad agar bisa memberi manfaat kepada orang lain. Seperti mengajarkan Alquran kepada orang lain, ia juga bisa mengajar.” Theo mengaku tak malu dengan kondisi fisiknya. Sebaliknya, dia menyukainya dan tetap bersyukur.
Meski tubuhnya terbatas, dia tetap bisa hidup seperti orang normal
“Kenapa harus malu? Karena pada dasarnya semua orang itu sama di mata Tuhan. Ini juga pemberian tuhan jadi harus disyukuri. Yang membedakan itu kan hanya amal. Tio mah tetap bersyukur,” jelasnya.
Saat pulang sekolah atau libur, seperti halnya anak lain, Tio suka menonton televisi dan main playstation. Ia memainkannya dengan menggunakan dagu dan bahunya.
Di saat yang sama, Ketua SLB Firdaus Budiwati mengakui bahwa mendidik Theo tidaklah sulit. Menurutnya, Tio adalah pria yang cerdas dan ceria. Ia menjelaskan: “Semua mata kuliah yang ia ajarkan dapat dipelajari dengan baik. Oleh karena itu, tidak terlalu sulit bagi kita untuk mengajarinya. Kendala yang kita hadapi masih dapat kita atasi.”
Video Tio