Sakit Jiwa VS Kerasukan
Menurut data WHO penduduk Indonesia yang mengidap gangguan jiwa sekitar 26 juta jiwa.
13,2 juta jiwa diantaranya mengalami depresi.
Dalam kesempatan seminar di beberapa kota saya mendapatkan banyak pertanyaan, bagaimana membedakan gangguan jiwa (terutama depresi dan skizofrenia) dengan kerasukan setan.
Sebab banyak gejala yang mirip.
Sementara orang bingung, banyak orang meggunakan jasa dukun atau orang pintar yang dianggap bisa mengusir setan.
Banyak masalah gangguan jiwa dianggap sebagai kutukan sehingga setan perlu diusir.
Kalau diagnosa salah maka penanganan atau terapi juga bermasalah.
Membedakan gangguan jiwa khususnya skizofrenia dengan kerasukan setan, bagi awam tidaklah mudah.
Dalam buku saya “Membedakan Gangguan Jiwa dan Kerasukan Setan” terbitan Gramedia Pustaka Utama (2009) saya menjelaskan ada beberapa perbedaan dan persamaan kerasukan setan dan gangguan jiwa skizofrenia.
A. Perbedaan Kerasukan setan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, yang membedakannya dengan gangguan skizofrenia
1. Ada bukti pengetahuan dan intelektualitas baru yang sebelumnya tidak dimiliki korban. Si penderita bisa bicara dalam bahasa asing yang tidak pernah ia pelajari sebelumnya.
2. Ia tidak mengenal identitas dirinya dengan benar, muncul “kepribadian baru”. Si penderita kadang memperkenalkan diri sebagai setan — penyebutan diri sebagai setan biasanya sebagai orang pertama.
Korban berbicara sebagai orang ketiga.
Dia suka menyebut dirinya sebagai setan atau sekelompok roh yang hebat.
Pada penderita skizofrenia, kesadaran akan realitas bisanya terganggu.
Ia tidak dapat mengenali dirinya, bahkan tidak menyadari bahwa dirinya sakit.
Ia juga biasanya tidak sampai menyebut dirinya sebagai setan.
3. Dia memiliki keinginan yang kuat untuk mengutuk/menghujat Allah. Juga membenci kegiatan doa atau ibadah.
4. Ia memiliki kekuatan yang besar sehingga dapat mematahkan rantai yang mengikatnya. Padahal dia sangat kurang makan dan punya kesehatan yang buruk.
5. Orang tersebut biasanya langsung sembuh/normal setelah setan diusir dari dalam dirinya. Perubahan dan kesembuhannya mendadak.
Ini tidak mungkin pada skizofrenia yang membutuhkan proses dalam pengobatan.
6. Di saat proses penyembuhannya terjadi pemindahan okultis (roh) dari tubuh si penderita ke bagian (mahluk) lain.
B. Gejala kerasukan setan yang mirip dengan skizofrenia adalah :
2. Ia tidak mengenal identitas dirinya dengan benar, muncul “kepribadian baru”. Si penderita kadang memperkenalkan diri sebagai setan — penyebutan diri sebagai setan biasanya sebagai orang pertama.
Korban berbicara sebagai orang ketiga.
Dia suka menyebut dirinya sebagai setan atau sekelompok roh yang hebat.
Pada penderita skizofrenia, kesadaran akan realitas bisanya terganggu.
Ia tidak dapat mengenali dirinya, bahkan tidak menyadari bahwa dirinya sakit.
Ia juga biasanya tidak sampai menyebut dirinya sebagai setan.
3. Dia memiliki keinginan yang kuat untuk mengutuk/menghujat Allah. Juga membenci kegiatan doa atau ibadah.
4. Ia memiliki kekuatan yang besar sehingga dapat mematahkan rantai yang mengikatnya. Padahal dia sangat kurang makan dan punya kesehatan yang buruk.
5. Orang tersebut biasanya langsung sembuh/normal setelah setan diusir dari dalam dirinya. Perubahan dan kesembuhannya mendadak.
Ini tidak mungkin pada skizofrenia yang membutuhkan proses dalam pengobatan.
6. Di saat proses penyembuhannya terjadi pemindahan okultis (roh) dari tubuh si penderita ke bagian (mahluk) lain.
B. Gejala kerasukan setan yang mirip dengan skizofrenia adalah :
1. Ada keinginan yang kuat untuk bunuh diri. Umumnya mereka punya konsep diri yang sangat rendah (merasa diri tidak berguna).
Mereka mempunyai masalah yang besar dalam kepribadian dan tingkah lakunya.
Mereka umumnya mempunyai siksaan batin yang berat karena problema kehidupan yang berat.
Untuk meringankan atau melupakan beban yang berat itu ia tidak merawat atau kadang menyiksa tubuhnya sendiri.
2. Adanya waham (delusi), halusinasi, bicara terdisorganisasi (sering menyimpang), perilaku yang aneh, gejala negatif (pedataran afektif, tidak ada kemauan) dan terjadinya disfungsi sosial/pekerjaan.
3. Penderita mudah curiga, cenderung depresi, cemas, tegang, gampang marah, dan perasaannya mudah berubah.
Sebagian mengalami gangguan makan dan sulit tidur.
4. Ada masanya penderita kehilangan energi dan motivasi, lebih susah mengingat dan berkonsentrasi.
Penderita biasanya merasa segala sesuatu di sekitarnya berubah, sehingga ia merasa asing di lingkungannya sendiri.
5. Umumnya mereka langsung tidak bisa berfungsi dengan baik dalam kehidupan sosialnya, sebab mengalami halusinasi, yakni si penderita mendengar, melihat, mencium, atau merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada.
Juga mengalami waham (delusi), yakni penderita meyakini sesuatu yang tidak wajar dan aneh.
6. Ia menjadi pasif dan tidak ada perhatian pada keluarga atau lingkungannya, penderita hidup dalam dunianya sendiri.
Tidak mau mengurus diri (tidak mau makan, tidak mau mandi).
Ia juga kehilangan perasaan atau emosinya menjadi datar.
Bingung apakah seseorang itu betul2 kerasukan roh halus, atau hanya sedang stress, depresi, mengalami gangguan kejiwaan, atau sekedar pura2 saja? Lihat detil untuk menguji apakah seseorang itu betul2 kesurupan/kerasukan atau tidak.
Cara paling mudah, ambilah gunting atau silet, dan coba potong sebagian rambutnya.
Bila putus, maka saya bisa meyakinkan, kalau orang itu tidak kerasukan/kesurupan roh halus.
Kenapa orang yang kerasukan tidak bisa dipotong rambutnya?
Begini penjelasan mudahnya.
Orang yang sedang kerasukan atau kesurupan, berarti sedang dalam penguasaan roh halus, yang biasanya dari golongan jin.
Penguasaan roh halus tersebut mengakibatkan meningkatnya unsur ruh yang ada dalam diri orang tersebut.
Mengenai konsep ruh ini, silahkan lihat artikel mengenai Pelatihan Rasa.
Ruh yang maksimal tidak akan mengakibatkan perlukaan, sakit dsb.
Untuk contoh atau gambaran paling mudah, silahkan lihat atraksi seperti kuda lumping, atau acara2 spiritual di Bali, dimana para pemainnya telah mengalami kesurupan/kerasukan oleh roh halus yang mengakibatkan mereka kebal? Oleh karena itu cara paling mudah adalah menguji apakah ia betul2 sudah berada dalam penguasaan roh halus dengan menguji kekebalannya.
Yang paling aman tentunya dengan menggunting rambutnya.
Jadi, jangan terus percaya seseorang itu kerasukan atau kesurupan, coba dulu uji dengan cara diatas.
Banyak orang yang sedang depresi atau stress mengalami masalah kejiwaan yang tampak seperti orang kesurupan.
Dari berapa kasus yang seperti orang kesurupan, perbandingannya adalah 1:100.
Artinya, dari 100 orang, hanya 1 orang saja yang betul2 kesurupan atau kerasukan, selebihnya hanya stress, depresi, atau gejala masalah kejiwaan lainnya.
Penyeban masalah kejiwaannya bisa macam2, dari masalah rumah tangga, percintaan, pekerjaan, sakit jiwa dsb.
Orang yang sedang dalam kondisi ini, tidak akan mempan dibaca2kan ayat Al-Qur’an, atau ritual pengusir syaitan lainnya..
hehehe..
Cara yang paling mudah menanganinya, biarkanlah ia sampai capek sendiri, kalau sudah capek ia akan reda sendiri, atau bawa saja kerumah sakit atau poliklinik terdekat, biasanya akan diberikan suntikan obat penenang.
Kemudian bila sudah tenang, ajaklah bicara, atau konsultasikan keahli jiwa, atau orang yang dianggap bisa menenangkan hati.
Kalau sudah sampai pengertian ini, dan sudah menguji dengan cara diatas, janganlah lagi percaya dengan dukun atau paranormal yang memvonis kalau ia kerasukan.
Itu SAMA SEKALI tidak betul !!
Semoga bermanfaat.
Mereka mempunyai masalah yang besar dalam kepribadian dan tingkah lakunya.
Mereka umumnya mempunyai siksaan batin yang berat karena problema kehidupan yang berat.
Untuk meringankan atau melupakan beban yang berat itu ia tidak merawat atau kadang menyiksa tubuhnya sendiri.
2. Adanya waham (delusi), halusinasi, bicara terdisorganisasi (sering menyimpang), perilaku yang aneh, gejala negatif (pedataran afektif, tidak ada kemauan) dan terjadinya disfungsi sosial/pekerjaan.
3. Penderita mudah curiga, cenderung depresi, cemas, tegang, gampang marah, dan perasaannya mudah berubah.
Sebagian mengalami gangguan makan dan sulit tidur.
4. Ada masanya penderita kehilangan energi dan motivasi, lebih susah mengingat dan berkonsentrasi.
Penderita biasanya merasa segala sesuatu di sekitarnya berubah, sehingga ia merasa asing di lingkungannya sendiri.
5. Umumnya mereka langsung tidak bisa berfungsi dengan baik dalam kehidupan sosialnya, sebab mengalami halusinasi, yakni si penderita mendengar, melihat, mencium, atau merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada.
Juga mengalami waham (delusi), yakni penderita meyakini sesuatu yang tidak wajar dan aneh.
6. Ia menjadi pasif dan tidak ada perhatian pada keluarga atau lingkungannya, penderita hidup dalam dunianya sendiri.
Tidak mau mengurus diri (tidak mau makan, tidak mau mandi).
Ia juga kehilangan perasaan atau emosinya menjadi datar.
Bingung apakah seseorang itu betul2 kerasukan roh halus, atau hanya sedang stress, depresi, mengalami gangguan kejiwaan, atau sekedar pura2 saja? Lihat detil untuk menguji apakah seseorang itu betul2 kesurupan/kerasukan atau tidak.
Cara paling mudah, ambilah gunting atau silet, dan coba potong sebagian rambutnya.
Bila putus, maka saya bisa meyakinkan, kalau orang itu tidak kerasukan/kesurupan roh halus.
Kenapa orang yang kerasukan tidak bisa dipotong rambutnya?
Begini penjelasan mudahnya.
Orang yang sedang kerasukan atau kesurupan, berarti sedang dalam penguasaan roh halus, yang biasanya dari golongan jin.
Penguasaan roh halus tersebut mengakibatkan meningkatnya unsur ruh yang ada dalam diri orang tersebut.
Mengenai konsep ruh ini, silahkan lihat artikel mengenai Pelatihan Rasa.
Ruh yang maksimal tidak akan mengakibatkan perlukaan, sakit dsb.
Untuk contoh atau gambaran paling mudah, silahkan lihat atraksi seperti kuda lumping, atau acara2 spiritual di Bali, dimana para pemainnya telah mengalami kesurupan/kerasukan oleh roh halus yang mengakibatkan mereka kebal? Oleh karena itu cara paling mudah adalah menguji apakah ia betul2 sudah berada dalam penguasaan roh halus dengan menguji kekebalannya.
Yang paling aman tentunya dengan menggunting rambutnya.
Jadi, jangan terus percaya seseorang itu kerasukan atau kesurupan, coba dulu uji dengan cara diatas.
Banyak orang yang sedang depresi atau stress mengalami masalah kejiwaan yang tampak seperti orang kesurupan.
Dari berapa kasus yang seperti orang kesurupan, perbandingannya adalah 1:100.
Artinya, dari 100 orang, hanya 1 orang saja yang betul2 kesurupan atau kerasukan, selebihnya hanya stress, depresi, atau gejala masalah kejiwaan lainnya.
Penyeban masalah kejiwaannya bisa macam2, dari masalah rumah tangga, percintaan, pekerjaan, sakit jiwa dsb.
Orang yang sedang dalam kondisi ini, tidak akan mempan dibaca2kan ayat Al-Qur’an, atau ritual pengusir syaitan lainnya..
hehehe..
Cara yang paling mudah menanganinya, biarkanlah ia sampai capek sendiri, kalau sudah capek ia akan reda sendiri, atau bawa saja kerumah sakit atau poliklinik terdekat, biasanya akan diberikan suntikan obat penenang.
Kemudian bila sudah tenang, ajaklah bicara, atau konsultasikan keahli jiwa, atau orang yang dianggap bisa menenangkan hati.
Kalau sudah sampai pengertian ini, dan sudah menguji dengan cara diatas, janganlah lagi percaya dengan dukun atau paranormal yang memvonis kalau ia kerasukan.
Itu SAMA SEKALI tidak betul !!
Semoga bermanfaat.