Kita mungkin sudah sering mendengar tentang adanya transplantasi liver, ginjal ataupun organ tubuh lainnya.
Dengan kemajuan terknologi yang semakin berkembang termasuk di bidang biologi, hal ini tentunya sangat memungkinkan manusia untuk melakukan ekpserimen tersebut.
Tidak lazim hewan seperti monyet, tikus atau hewan lainnya dijadikan sebagai uji coba eksperimen tersebut.
Namun, pernahkan anda mendengar tentang transplantasi kepala manusia? Wih, ngeri amat bukan?! Seorang ahli saraf asal Italia, Sergio Canavero secara mengejutkan mengumumkan akan melakukan transplantasi kepala manusia untuk pertama kali di dunia.
Perkataan yang diucapkannya tahun lalu ini mengundang kritik dari berbagai kalangan yang menyetujui dan tentunya ada juga yang menentang hal gila ini.
Operasi ini telah dijadwalkan akan dilakukan pada bulan Desember 2017.
Relawan yang berani melakukan hal ini adalah seorang ilmuan komputer asal Rusia berumur 31 tahun yang bernama Valery Spiridonov .
Transplantasi kepala adalah operasi bedah pencangkokan ataupun pemindahan kepala dari satu organisme ke tubuh organisme lainnya.
Operasi ini dilakukan dengan cara memotong kepala pasien dan dipindahkan ke tubuh yang baru.
Dalam sejarah eksperimen sendiri, pemindahan kepala ini memang telah berhasil dipraktekkan pada monyet, tikus atau hewan lainnya oleh ahli bedah.
Namun, pemindahan ini tidak bertahan lama yang berarti gagal.
Tahun ini, untuk pertama kalinya transplantasi kepala akan dilakukan pada manusia.
Meskipun belum ada bukti keberhasilan dari eksperimen-eksperimen sebelumnya, banyak ilmuan saraf yang sangat meragukan dan tidak percaya akan keberhasilan dari transplantasi ini.
Kritik pun banyak bermunculan mengenai “etika” tetapi terlepas dari itu kontroversi ini, kita mungkin masih ingat dulu manusia pernah menggunakan hewan untuk mengeksplorasi luar angkasa.
Hal ini tentunya memberikan penambahan baru tentang luar angkasa, demikian juga dengan berbagai organ transplant yang pernah dilakukan oleh orang-orang dalam menyelamatkan kehidupan seseorang Eksperimen dalam sains menjadi bagian dari perkembangan proses ilmu Sains itu sendiri yang tujuannya sangat bermanfaat untuk membuat taraf hidup manusia lebih baik.
Metode ilmu sains akan terus belajar dan memperbaiki kesalahan yang terjadi meski terdapat kontroversi seperti eksperimen kepala manusia yang akan dilakukan tahun ini.
SEJARAH TRANSPLANTASI KEPALA
Eksperimen transplantasi kepala pertama kali dilakukan dalam ilmu media pada 21 Mei tahun 1908 pada hewan yaitu anjing oleh Charles Claude Guthrie.
Eskperimen ini kemudian dikembangkan oleh Sergei Brukhonenko , ilmuan asal Soviet, yang membuat sebuah alat yang disebut auto jektor.
Percobaan ini terkenal dimana alat tersebut melekat pada kepala yang terpenggal pada anjing dan dikomentasikan dalam sebuah film dokumenter.
Kepala anjing tersebut dalam keadaan setengah sadar dan merespon setiap ransangan kecil yang diberikan seperti bunyi dari palu atau tetesan air.
Percobaan ini memberi sebuah potensi bagaimana menjaga kepala donor untuk tetap masih hidup sementara tubuh penerima donor dalam tahap dipersiapkan.
Namun, penelitian tersebut berujung tidak dilanjutkan.
Pada tahun 1950, Dr. Vladimir Demikov , melakukan beberapa eksperimen dalam transplantasi kepala anjing termasuk pernah melakukan eksperimen 2 kepala anjing pada salah satu tubuh anjing tersebut.
Dia memotong kepala salah satunya, dan menyatukan kepalanya pada tubuh yang berbeda sehingga tubuh anjing tersebut memiliki 2 kepala.
Eksperimen pun berakhir gagal karena adanya respon penolakan kekebalan dari anjing.
Eksperimen ini memberikan nilai yang sangat berpengaruh pada ilmu medias dan berkaitan dengan transplantasi organ.
Dia pun merintis berbagai transplantasi ini dari tahun 1940-an sampai 1950-an.
Pada tanggal 14 Maret 1970, sekelompok ilmuan dari Case Western Reserve University School of Medicine di Celveland, Ohio, yang dipimpin oleh Profesor Robert J. White . Seorang ahli bedah saraf dan profesor operasi neurologi yang terinspirasi dari pekerjaan Vladimir Demikov.
Robert pun melakukan operasi yang kontroversial untuk mentransplantasikan kepala salah satu monyet ke tubuh monyet lainnya.
Prosedur ini sukses namun sampai batas tertentu, dengan hasil hewan tersebut dapat mencium bau, rasa, mendengar, dan melihat dunia di sekitarnya, tapi dia pun mati setelah hidup selama sembilan hari. Tubuhnya menolak untuk menerima kepala baru.
RENCANA MENGERIKAN UNTUK TRANSPLANTASI KEPALA MANUSIA
Tibalah rencana transplantasi kepala pada manusia dimana Sergio Canavero seorang ahli bedah asal Italia yang menyita banyak perhatian media di tahun 2015.
Dia menyatakan akan mampu melakukan transplantasi kepala manusia secara sukses di tahun 2017.
Dia menjelaskan nantinya kepala pasien akan didinginkan dulu hingga 15 derajat celsius.
Setelah itu, kepala si pendonor dan pasien akan diputus kepalanya dari sumsum tulang belakang mereka pada saat bersamaan, dengan menggunakan pisau paling tajam untuk memperoleh potongan yang rapi.
Kepala pasien akan ditempatkan ke tubuh donor dan dilekatkan dengan menggunakan polyethylene glikol.
Kepala pasien akan dilekatkan pada tubuh pendonor dengan menggunakan lem tersebut untuk menyatukan dua ujung tulang belakang secara bersamaan.
Otot-otot dan suplai darah akan dijahit sebelum pasien koma karena setelah operasi selesai, pasien akan diperkirakan dalam kondisi koma sekitar empat mingguan.
Kondisi didasarkan agar tidak terjadi gerakan sama sekali antar badan dan tubuh di dalam proses penyembuhan yang sempurna.
Penerima tidak akan langsung bisa bangun dan berjalan segera setelah operasi karena adanya pemulihan kerusakan pada sumsum tulang belakang yang nantinya akan memakan waktu hingga 12 bulan.
Nantinya setelah melewati 12 bulan, pasien akan bisa merasakan otot pada wajahnya dan bahkan bisa berbicara dengan suara yang sama.
Pada bagian tulang belakang pasien akan diransang dengan elektroda untuk mempekuat koneksi saraf.
Dr. Canevaro memperkirakan pasien akan dapat berjalan seutuhnya dalam waktu satu tahun setelah operasi.
Nantinya dia tidak akan sendiri dalam melakukan proyek mengerikan ini.
Dia akan bekerja sama dengan Dr Xiaoping Ren, seorang ahli bedah saraf dari Harbin Medical University di China.
Ren dan timnya pernah berhasil melakukan transplantasi 18 kepala tikus pada media massa.
Mereka juga diklaim pernah melakukan transplantasi pada monyet hidup di China.
Kepala tikus yang ditransplantasikan memiliki fungsi otak yang normal.
Mereka mampu melihat, minum, berkedip bahkan menggoyangkan kumis mereka.
Namun, para tikus tersebut mengalami lumpuh dari leher hingga ke bawah.
Mereka hanya dapat bertahan hingga sekitar 3 jam.
Demikian juga perincian dari bukti monyet yang diklaim masih tidak jelas dan tidak terbukti secara ilmiah untuk memenuhi verifikasi bukti keilmiahannya.
KERAGUAN BESAR TERHADAP TRANSPLANTASI KEPALA MANUSIA
Banyak kritik yang dilontarkan terhadap eksperimen Dr.
Canavero ini.
Salah satunya datang dari Prof.
Dr Eduardo Rodriguez yang bekerja di Reconstructive Plastic Surgery NYU Langone Medical Centre di New York, mengatakan bahwa sangat diragukan untuk mengganti kepala untuk tetap memiliki sistem saraf pusat yang bekerja normal.
Menurutnya, penggabungan syaraf pada tulang belakang tidaklah mudah dan bahkan tidak mungkin bekerja secara normal Dr Eduardo Rodriguez dan timmnya sendiri pernah melakukan transplantasi wajah yang paling komprehensif di dunia pada tahun 2012 kepada seorang pasien yang menderita luka akibat tembakan senjata api yang membuat wajahnya hancur.
Meskipun operasinya berjalan sukses dan dapat mengembalikan beberapa fungsi saraf-saraf serta otot-otot pada wajah pasien, dia mengakui bahwa operasi tersebut tidak berjalan secara sempurna.
Selain itu juga terdapat penolakan dari sistem imun tubuh.
Jika sistem imun tubuh mengenali bagian tubuh yang bukan berasal dari tubuh itu sendiri maka sistem imun akan menyerangnya.
Hal ini akan beresiko untuk mematikan organ yang ditransplantasikan.
Meski ada pengobatan yang bisa menekan kerja sistem imun, tubuh yang baru dari pendonor akan tetap menolak organ-organ asing.
Sejauh ini belum pernah ada bukti dari dokter yang berhasil menyambung sumsum tulang belakang, seperti eksperimen Dr.
White di tahun 1970 dulu, dimana adanya penolakan kepala pada tubuh yang baru sehingga sumsum tulang belakang dari monyet tidak berhasil disambung yang akhirnya monyet tersebut lumpuh dan mati.
Meskipun teknik Canavero akan menggunakan polyethylene glikol, senyawa yang dikenal karena kemampuannya dalam memadukan membran sel lemak, namun itu belum teruji secara ilmiah.
PERKIRAAN BIAYA UNTUK ESKPERIMEN
Prosedur ini diperkirakan akan memakan waktu operasi selama 36 jam dimana akan melibatkan sebanyak 150 orang, seratus diantaranya adalah dokter dari berbagai spesialis.
Biaya yang dibutuhkan diperkirakan mencapai 20 juta Dolar AS.
Meski sudah dikonsep secara matang, para peneliti dari seluruh dunia tetap bersih keras untuk mengkritik ide gila dari ahli bedah yang memiliki sapaan “ Dr. Frankenstein ”.
Meskipun begitu, Canevaro tetap fokus untuk persiapannya dalam melakukan tranplantasi tersebut.
Dia sangat yakin akan mampu melakukan perasi transplantasi kepala pertama di dunia ini yang akan dilakukan pada bulan Desember 2017 untuk melakukan hal gila ini.
Bagi yang ingin melihat infonya dalam bentuk Video yang berdurasi 4 Minit ini, Silahkan kalian bisa meng-klik disini...