Assalamu’alaikum. Wr.Wb.
Para pengendara yang memarkirkan di alun-alun ciamis terutama pengendara Motor sering mengeluh karena Motornya sering Hilang.

Bukan hilang dicuri orang, Melainkan motor yang awalnya dibelakang misalnya kemudian tukang parkir memindahkannya kedepan atau bahkan jauh ditempat semulanya. mungkin dengan alasan membereskannya, Karena saat pengendara awal yang berada di baris depan kemudian pulang atau keluar, Dan motor yang dibelakangnya harus mengisi tempat kosong bekas motor awal tadi yang keluar.
Karena itulah para pemarkir sering kebingungan dan cemas dengan keberadaan Motornya. Seperti yang dialami oleh seorang pemuda bernama Dani asal Cibeunying. Dani mencari-cari dimana motornya, Bahkan ia sampai menangis dan melapor pada Polisi Ciamis.
"Pak Motor abi leungit siah (Pak Motor Saya hilang tuuh)" Kata dani ketika melapor pada Polisi.
"Teuing eta tadi dimana? Teangan! (Tau!!! itu tadi dimana" Jawab Polisi sembari melihat kecemasan Dani.
Akhirnya dani menemukan Motornya yang ternyata benar motornya sudah berpindah tempat.
Dan Kenapa parkir di sekitar Alun-Alun Ciamis tidak menggunakan karcis? Hal itu cukup mengganjal di pikiran saya setelah malam Minggu kemarin menghabiskan malam di pusat Kota Ciamis itu. Ya, cukup lama hampir sekitar 3jam saya memperhatikan aktivitas tukang parkir dan motor yang keluar masuk.
Saat itu saya dengan teman-teman duduk di sekitar tulisan Alun-Alun Ciamis yang posisinya memang persis dekat tempat parkir motor. Saat sedang memperhatikan kondisi di Taman Raflesia ini, perhatian saya tersedot oleh banyaknya kendaraan terutama motor yang parkir di sana.
Dari pengamatan saya, aktivitas keluar masuk motor di kantong parkir itu cukup tinggi. Tapi yang saya heran adalah si tukang parkir itu tak memegang karcis parkir. Maka semua pemilik motor yang parkir di sana tak mendapakan karcis tanda mereka telah membayar retribusi parkir. Alhasil tarif parkir pun seperti yang seenaknya, ada yang 1 ribu tapi ada juga yang memberi 2 ribu tapi tidak diberi kembalian oleh si tukang parkir.
Setahu saya, retribusi parkir itu adalah salah satu sumber PAD, lantas bagaimana mengukur pendapatan parkir di Alun-Alun Ciamis bocor atau tidak jika tidak ada karcisnya? Padahal jika malam Minggu, hari Minggu atau hari libur hampir dipastikan parkir di sana sangat ramai.
Saya juga pernah mendengar cara menetukan pendapatan parkir dengan uju petik, tapi apakah uji petik itu rutin dilakukan ulang, misalnya satu tahun kemudian dilakukan uji petik lagi? Karena bisa jadi keramaian di kantong parkir itu berubah, tahun kemarin sepi sekarang jadi ramai misalnya.
Tulisan ini dibuat oleh orang yang sebenarnya awam tentang perparkiran. Ini hanya bentuk kegelisan seorang warga Ciamis yang mencintai tanah kelahirannya dan mendambakan daerahnya lebih maju.
Kolab with Warta Priangan
Walaikumsalam. Wr.Wb.