
Tiga ayat Al-Qur’ān untuk membuktikan ISIS bukan Islam. BAGIAN akhir dari ayat ini mensyaratkan kondisi keempat sebelum memberikan izin melawan untuk membela diri—yaitu, umat Islam harus berjuang untuk melindungi kebebasan nurani universal. Jika tidak, perang tersebut tidak islami.
Setiap ayat Al-Qur’ān berikutnya yang berkaitan dengan “memerangi orang-orang kafir” harus dibaca/dipahami dengan kriteria di atas—berperang tanpa adanya kondisi-kondisi tersebut berarti melanggar Al-Qur’ān . ISIS teroris tidak memenuhi satu pun dari kriteria tersebut. Dengan demikian, setiap tindakan ISIS bertentangan dengan Islam.
Ketiga, QS ke-2—Al-Baqarah: 257,
“Tidak akan ada paksaan dalam agama .”
Allāh menurunkan ayat ini pada masa-masa akhir kenabian Nabi Muhammad saw. , di Madinah, setelah beliau “merebut-kembali-secara- damai ” Mekkah dan menjadi pemerintah de facto dari seluruh Arab. Pada saat Nabi Muhammad saw. bisa memaksa siapa pun untuk menjadi Muslim atau mati di ujung pedang, beliau saw. justru melakukan hal sebaliknya. Al-Qur’ān dengan tegas mengutuk segala bentuk paksaan dalam agama dan memastikan kebebasan universal nurani tetap bebas untuk orang-orang dari semua agama dan iman.
Bahkan, ayat berikut, QS 2:257, mengklarifikasi lebih lanjut bahwa mereka yang masih menolak Allāh hanya dapat dihukum oleh Tuhan—tidak ada manusia memiliki hak itu.
Sementara itu, ISIS menggunakan senjatanya untuk memaksa orang untuk tunduk kepada keyakinannya. Ini sangat bertentangan dengan Islam dan Nabi Muhammad saw... Tapi hal ini bukanlah sesuatu yang baru.
Khalifah Islam Ḥaḍrat Mirza Masroor Ahmad-atba Telah menyatakan ini dengan lantang berkali-kali
“Tindakan dan pernyataan dari ISIS dan ekstremis lain yang mengaku Islam, tapi menyebarkan kebencian dan kekerasan, sepenuhnya bertentangan dengan ajaran Islam yang damai.”
TERORIS ISIS telah membunuh lebih banyak Muslim daripada yang mereka lakukan terhadap orang lain. Selain itu, karena tokoh-tokoh fanatik jahil atau bebal seperti Wilders, Hirsi Ali, Harris, Jindal, dan White yang mengajukan tuduhan keji bahwa ISIS merupakan Islam, kekerasan dan ketakutan terhadap muslim di Barat meningkat.
Ini bukan pertanyaan tentang iman. Saya tidak memutuskan apakah teroris ISIS adalah “muslim sejati” atau bukan. Sebaliknya, saya menunjukkan bagaimana Islam dengan tegas menolak tindakan mereka.
Faktanya adalah tindakan ISIS tidak ada hubungannya dengan Islam. Sudah saatnya tokoh-tokoh fanatik anti-Islam berhenti mengabaikan akal sehat dan bergabung dengan umat Muslim untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih damai, penuh kasih, dan terpelajar.
Opini di tulisan ini milik penulis. Ditulis oleh Qashim Rashid di OnFaith ; penerjemah: Yadly Rozali .