Macan Tutul Dari Gunung Sawal di Tangkap Warga Pemukiman

Geegle  HayoO
foto Macan Tutul dari Gunung Sawal yang Berhasil di tangkap oleh warga

Warga kaki Gunung Sawal di wilayah tatar galuh Ciamis kembali menangkap seekor macan tutul atau Panthera Pardus Melas yang masuk ke permukiman. Seekor macan tutul jawa berjenis kelamin jantan tersebut masuk dalam perangkap yang dipasang Blok Sindangwangi, Desa Cikupa, Kecamatan Lumbung, Kabupaten Ciamis, Rabu 6 Oktober 2016 petang.

Satwa penghuni Gunung Sawal
Ini adalah salah satu satwa yang dilindungi dan itu masuk perangkap besi yang diberi umpan dengan seekor ayam. Perangkap tersebut dipasang tidak jauh dari kandang ayam milik Sardi, warga RT 5 RW 3 Dusun Cikupa. Macan warna kuning bertotol hitam tersebut ditengarai yang sejak empat bulan terkahir berkeliaran di kebun warga. Dugaan warga terkait dengan hilangnya puluhan ekor ayam, kelinci, dan marmut peliharaan warga.
Diperkirakan, macan tutul yang masuk perangkap tersebut baru baru berumur dua tahun, memiliki panjang 2 meter dari kepala hingga ekor. Tinggi badan 75 sentimeter dan berat sekitar 50 kilogram. "Sejak empat bulan terakhir ini puluhan ekor ayam, kelinci, serta marmut hilang. Warga juga merasa terteror, tidak tenang.

"Penangkapan ini merupakan penangkapan yang ketiga kalinya di kecamatan Lumbung untuk seekor Macan"  kata Asep Tatang (57), Kamis 6 Oktober 2016.
Asep yang ketika itu juga ikut merencanakan penangkapan mengungkapkan : penangkapan macan tutul pertama dilakukan tahun 2009. Kemudian pada 2015 warga menangkap macan kumbang, dan 2016 ini macan tutul. Ketiganya memiliki ukuran hampir sama. Semula, kata dia,

Warga mengira ayam dan ternak mereka yang hilang di akibatkan dimangsa oleh anjing hutan. Alasannya di kawasan hutan Gunung Sawal juga masih dijumpai adanya anjing hutan. Hal itu juga ada kemiripan pada bekas tapak kaki yang ada terlacak.
"Semula, kami mengira ternak dimakan anjing hutan. Terus terang kaget, begitu tahu yang masuk perangkap itu adalah seekor macan tutul. Kami juga melaporkan penangkapan itu kepada yang berwajib, macan itu kan binatang yang dilindungi," ujarnya.
Hal serupa juga dikemukakan Ketua Karang Taruna Desa Cikupa, Hasna Maulana Sidiq. Dia mengungkapkan beberapa warga sempat melihat macan tersebut. Akibatnya warga ketakutan ketika hendak masuk hutan sendirian. "Sekarang sedang musim panen cengkih. Sejak muncul pembicaraan ada yang melihat macan, warga jadi takut sendirian masuk ke dalam hutan," ungkapnya.
Terpisah Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Ciamis, Untung dan Kepala Resor Wilayah XIX Gunung Sawal BKSDA Wilayah III Ciamis Warid mengatakan secepatnya mengevakuasi macan tutul tersebut. Apabila terlampau lama tidak mendapat penanganan, dikhawatirkan kondisi binatang tersebut akan sakit dan lemah.
"Macan termasuk binatang yang dilindungi, sehingga harus dikembalikan ke negara. Kami berupaya secepatnya agar macan tersebut diamankan, dan diperiksa kesehatannya," tutur Untung. Dia merencanakan macan itu akan diserahkan kepada lembaga konservasi di Cikembulan Garut untuk penanganan selanjutnya.

Setelah melalui berbagai pemeriksaan, macan tersebut dilepasliarkan.
"Apakah nantinya dilepasliarkan di habitat semula atau tempat lain, tentunya harus menunggu hasil pemeriksaan menyeluruh. perlu ada persiapan khusus sebelum melepaskan binatang tersebut ke hutan," katanya. Untung juga tidak mau berspekulasi macan tersebut turun dan keluar hutan. Kemungkinan pertama, macan tersebut baru disapih atau pisah dari induknya, kemudian kalah bersaing wilayah dengan macan lainnya, atau faktor lainnya.
"Masih harus diteliti. Kondisi hutan Gunung Sawal masih bagus, belum begitu terusik oleh manusia. Selain macan, masih ada beberapa macam hewan dilindungi hidup di kawasan suaka margasatwa hutan Gunung Sawal," jelasnya.

Artikel Terbaik Serupa: