Wilujeung Sumping di Blog GeegleHayoO

Subhanallah! Bocah 8th ikut Aksi Bela Islam dan Berjalan Kaki dari Ciamis ke Jakarta

3 min read
Bismillahirrahmanirrahim Subhanallah, Alhamdulillah.. Bocah santri 8 tahun yang ikut berjalan kaki dari Ciamis ke Jakarta demi menggantikan almahrum ayahnya dalam Aksi Bela Islam Super Damai 212 , Insya Allah akan mendapatkan wakaf berupa rumah makan dari pengusaha Riau. Informasi ini didapat dari laman facebook Agus Ponda dan mendapat respon positif dari para netizen. Kisah bocah (jihadis cilik) diceritakan Akun FB Dara Lana Tan berikut ini : Penantian saya dan orang-orang yang berbaris di sepanjang Jala Raya Cileunyi (Bandung), tidak sia-sia pun tidak surut walau hujan terus mengguyur. Begitu Jamaah Aksi Super Damai 212 dari Ciamis yang berjalan kaki muncul dari kejauhan, semua bersiap. Kami berdiri, berbaris panjang sekali di tepi jalan, menenteng kantongan kresek dan kardus berisi segala macam yang bisa kami berikan. Air minum dalam kemasan, hansaplast, jamu dalam kemasan sachet siap minum, masker untuk jaga-jaga jika nanti gas air mata disemburkan penguasa, sandal jepit, jas hujan dan pakaian ganti, plus sekantung plastik roti, donat, permen, buah, cemilan dlsb dalam satu plastik berbentuk paketan, kami bagikan. Mereka, menerima dengan sangat senang hati. Takbir bersahutan tiada henti. Hujan, banjir, tidak menyurutkan massa untuk berkumpul memanjang dari ujung Jalan Raya Cileunyi sampai Bundaran Cibiru, dan sepanjang Jalan Soekarno-Hatta sampai Kantor Perhutani Soekarno – Hatta. Yang membuat saya merinding , seorang santri kecil berusia 8 tahun, terlihat ikut berjalan bersama rombongan. TANPA ALAS KAKI, mengatupkan kedua telapak tangan dan menggigil kedinginan diguyur hujan. Segera saya “tewak” (renggut) dan tarik ke pinggir anak itu. “Sandalnya mana?” tanya saya. “Putus, Bu. Jadi saya buang…” katanya. Seorang dari kami menyodorkan sepasang sandal jepit baru. “Bawa baju ganti?” tanya saya lagi. Anak itu menggeleng. Saya tarik makin ke tepi, tepat di teras Bank BJB ini. Saya minta dia melepas plastik kantung yang dipakainya untuk menahan hujan. Ternyata baju seragam santri yang dipakainya pun basah kuyup. Segera kami sodori sehelai kaos panjang dan celana training panjang, lalu dia memakai jas hujan yang juga kami sodorkan. “Kenapa ikut?” tanya saya. “Ngagentosan (menggantikan) pun Bapa (ayah saya)…” jawab anak lelaki itu. “Bapak ade ka mana (Bapakmu ke mana)?” tanya saya sambil menggenggam kan beberapa lembar uang. “Atos ngatunkeun (sudah tiada)…” jawab seorang santri dewasa yang muncul di belakangnya. Ada rasa nyeri yang menyayat perut di bawah iga kanan saya. Entah apa yang ada di benak para penghina, penyinyir dan penista yang kedua orang tuanya masih lengkap, berusia dewasa, punya biaya, uang banyak, gagah perkasa dan dia MUSLIM, tapi bisanya cuma menyinyiri, menista dan menghina… Rombongan lewat, semua logistik paketan habis kami bagikan. Tinggal logistik dalam wadah kardus dan karung. Kami naikkan ke Ambulance dan mobil-mobil bertanda rombongan. Tetiba saya dibuat terkejut. Satu demi satu gadis-gadis berjilbab lebar itu bergantian memeluk saya dan saling berpelukan antar sesamanya dengan mata basah. Ucapan syukur dan tangis kegembiraan mereka, juga terasa menyayat hati saya. “Bu, ayo ikut…!” teriak anak gadis berjilbab lebar dan mengendarai sepeda motor. Saya diajak ikut mengiringi laju rombongan itu bersama anak-anak lain, dengan motor mereka. Bahagianya hari ini, melupakan derita nyeri di hari pertama datangnya “tamu bulanan” saya… *Dari akun FB Dara Lana Tan (not public, klo gak saling friend gak bisa dilihat) sumber : Portalpiyungan Hari ini Selasa 612 2016 dari laman facebook Agus Ponda. Agus menulis di akun facebooknya: Terisak lagi.... Insya Allah, dalam 2-3 jam ke depan, santri mujahid Ciamis yang paling kecil, yang berjalan kaki ke Jakarta menggantikan ayahnya yang telah meninggal, akan memperoleh wakaf sebuah cabang rumah makan Mayam Batujak dari seorang pengusaha rumah makan dari Riau. Saat ini pengusaha luar biasa itu sedang dalam perjalanan menuju Bayasari Ciamis. Mohon doanya agar beliau selamat di perjalanan dan sampai ke tempat tujuan bertemu mujahid cilik yang yatim itu serta kyai Nonop. Subhanallah, maha besar Allah! Seperti diberitakan sebelumnya yang membuat banyak orang terharu, bahwa seorang santri kecil berusia delapan tahun, terlihat ikut berjalan bersama rombongan. TANPA ALAS KAKI, mengatupkan kedua telapak tangan dan menggigil kedinginan diguyur hujan. Ia menggantikan almarhum bapaknya untuk ikut aksi 212 di Monas. Sandalnya putus karena menempuh perjalanan beratus kilometer. Seorang ibu yang melihatnya kemudian memberinya sandal baru, pakaian kering serta jas hujan untuk mengganti pakaian santrinya yang basah kuyup. Kisah ini menjadi viral di social media yang kemudian mengetuk hati seorang pengusaha rumah makan asal Riau untuk mewakafkan salah satu cabang rumah makannya untuk anak tersebut. Allahu Akbar!,,,
Sumber : Akun facebook Seseorang
Bersyukurlah Jika Semua Orang Bisa Tertawa Dan Senang Karena Kebodohanmu, Daripada Menjadi Orang Pintar Tetapi Selalu Menyusahkan Semua Orang...

Anda mungkin menyukai postingan ini

Posting Komentar

Bagaimana dengan Artikel ini?
Silahkan Anda Bebas Berpendapat!
((
___; )
(6