Jika seseorang tersesat dalam mimpi, itu berarti dia akan lalai, dan jika dia menemukan jalannya setelah itu, itu berarti dia akan menerima petunjuk seseorang dan menerimanya.
Arti Mimpi Merantau
Sebetulnya yang dimaksud dengan merantau ialah sebuah tindakan yang tentunya meninggalkan kampung halamannya dengan tujuan utamanya ialah mencari kehidupan yang baru untuk menuntut ilmu serta paling umum adalah mencari pengalaman kerja.
Sedangkan seringkali merantau banyak dilakukan oleh beberapa suku bangsa di Indonesia, Misalnya saja suku bangsa Bugis, Minangkabau, Madura, Banjar, Jawa dan sebagainya, semua itu menuju ke beberapa wilayah di Indonesia. Sedangkan Minangkabau sudah populer semenjak dulu sebagai suku bangsa yang suka merantau, kemudian diikuti oleh suku-suku lainnya.
Nah, dalam kesempatan ini Chakly ingin mengulas arti mimpi yang tentunya berhubungan dengan merantau, oleh karena itu terimakasih mungkin karena pertanyaan mimpi kamu yang membawamu bisa sampai di tulisan ini.
Berikut adalah arti mimpi yang berhubungan dengan Merantau atau pun Berkelana:
1. Arti Mimpi Merantau Untuk ABG atau masih berumur Belasan tahun
2. Arti Mimpi Merantau Untuk Orang Dewasa Menurut Islam
Nah, beda mimpi ini dengan mimpi diatas, lantaran mimpi ini memberi sebuah firasat yang kurang bagus, dan mimpi ini berarti orang tersebut akan menerima duduk perkara dalam pekerjaannya.
3. Arti Mimpi Akan Pergi Merantau Tapi Ragu
Patut bangga bagi yang mengalami mimpi tersebut, lantaran berdasarkan spesialis tafsir meramalkan seseorang yang mengalami mimpi akan pergi tapi ragu itu artinya rejeki tak akan kemana-mana, atau arti lain akan menerima rejeki tak terduga. Insya Allah.
Dari keempat penjelasan diatas, belum sepenuhnya benar. karena manusia itu diciptakan sangat berbeda-beda. maka tidak akan bisa menyama ratakan semua sebuah mimpi seseorang. Namun yang perlu kita ingat dan syukuri adalah sebuah mimpi yang didalamnya mengandung rasa kegembiraan dan kebaikan karena itu adalah mimpi yang diberikan Allah SWT langsung kepada kita sebagai sebuah kabar gembira atau pun maksud baik yang di kehendaki-NYA.
Mimpi tak sekadar bunga tidur, tetapi juga ada aspek religinya di sana. Islam pun memberikan pedoman dalam menghadapi mimpi, entah mimpi baik atau buruk.
Nabi Muhammad SAW juga cukup sering meriwayatkan tentang mimpi. Tafsir Ibnu Abbas As-Syuara 219 dan Sucinya Nasab Rasulullah
عن أَبي سعيد الخدريِّ أنَّه سمِع النَّبيَّ ﷺ يقول: إِذَا رَأى أَحدُكُم رُؤْيَا يُحبُّهَا فَإنَّما هِيَ مِنَ اللهِ تَعَالَى فَليَحْمَدِ اللهَ عَلَيهَا وَلْيُحُدِّثْ بِها وفي رواية: "فَلا يُحَدِّثْ بَها إِلاَّ مَنْ يُحِبُّ، وَإذا رَأَى غَيَر ذَلك مِمَّا يَكرَهُ فإنَّما هِيَ منَ الشَّيْطانِ فَليَسْتَعِذْ منْ شَرِّهَا وَلا يَذكْرها لأَحَدٍ فَإنَّهَا لا تضُّره
Hadits dari Abu Said al-Khudri. Ia mendengar Nabi SAW bersabda:
"Jika salah seorang di antara kalian memimpikan sesuatu yang ia senangi, sebenarnya mimpi tersebut berasal dari Allah. Maka hendaklah ia memuji Allah karenanya dan ceritakanlah. Adapun jika ia bermimpi sesuatu yang tidak disukai maka itu berasal dari setan. Dan hendaklah ia meminta perlindungan dari keburukannya, dan jangan menceritakannya kepada orang lain sehingga tidak membahayakannya."
Merujuk kepada hadits di atas, Syekh Muhammad bin Shalih al- Utsaimin menjelaskan, mimpi yang baik berasal dari Allah SWT.
Jika bermimpi sesuatu yang menyenangkan, hendaknya menceritakan kepada orang lain. Hanya, orang yang akan mendegarkan cerita itu hendaknya orang yang disenangi agar ia tidak ditipu.
Dalam hadits lainnya yang bersumber dari Abu Hurairah RA:
عن أبي هريرةَ قَالَ: سَمِعتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يقول: لَمْ يَبْقَ مِنَ النُبُوَّة إِلاَّ المبُشِّراتُ. قالوا: وَمَا المُبشِّراتُ؟ قَالَ: الُّرؤْيَا الصَّالِحةُ
"Tiada yang tersisa dari kenabian selain kabar-kabar gembira. Para sahabat bertanya, 'Apa itu kabar-kabar gembira?' Dia menjawab, 'Mimpi yang baik.'"
Mimpi sebagai bagian dari kenabian ditafsirkan al-Utsaimin, yakni mimpi merupakan bagian dari wahyu meski bukan wahyu sepenuhnya.
Sementara itu, mimpi buruk yang juga disebut dengan al- Hulm berasal dari setan. Mimpi buruk di sini, yakni memperlihatkan sesuatu hal menakutkan kepada seseorang. Contohnya, membunuh ayah sendiri, terbakar api menyala, atau mimpi menyeramkan lainnya.
Dalam hadits ini, Rasulullah SAW pun memberikan dua cara untuk mengobati efek negatif mimpi buruk ini:
عن جابر عن رَسُولِ الله ﷺ قَالَ: إذَا رَأى أحَدُكُم الرُّؤيا يَكْرَهُها فلْيبصُقْ عَن يَسَارِهِ ثَلاَثًا، وْليَسْتَعِذْ بِاللهِ مِنَ الشَّيَطانِ ثَلاثاَ، وليَتَحوَّل عَنْ جَنْبِهِ الَّذِي كَانَ عَلَيْهِ رواه مسلم.
Pertama, berlindung kepada Allah dari keburukannya. Kedua, tidak menceritakan kepada siapa pun. Nabi SAW dalam hadis lainnya pun mewasiatkan agar kita meludah ke sisi kiri tempat tidur saat bermimpi buruk.