Sabar tak ada batasnya. kalimat ini terasa begitu mudah diucapkan oleh siapa pun yang tidak tengah mengalami badai kehidupan. Bahkan, sering kali kata sabar itu tak ada gunanya ketika iman merosot tajam lalu mengakhiri hidup dengan jalan yang tidak wajar. Serem yah. Jauh-jauh deh sama hal begitu.
Hidup ini indah. Begitu juga dengan sabar. Belajar dan latihan sabar setiap hari itu ada benarnya. Lama-lama bisa jadi terbiasa. Bersyukurlah bila kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang bersabar. Orang sabar bukan hanya disayang Tuhan, tapi juga disayang semua orang. Iya kan?
Sudah beribadah dan berdoa tetapi tak kunjung dikabulkan Tuhan, seringkali membuat hati kita teramat kecewa dan enggan beribadah lagi. Kita jadi bosan berdoa karena Tuhan tak segera mengabulkan. Padahal tidak semua yang disegerakan itu baik untuk kita. Tuhan pasti punya alasan sendiri tentang waktunya dan itu adalah mutlak hak Tuhan sebagai Yang Maha Mengabulkan. Sabar saja, Tuhan kan Maha Mengatur dan tidak mungkin melanggar janji-Nya.
Sebenarnya tanpa kita selalu memuja-Nya, Tuhan tetaplah Yang Maha Agung. Tanpa kita merayunya, Tuhan tetaplah Yang Maha Indah. Jika kita tak mau dekat dengan-Nya, Tuhan tak pernah menjauhi kita. Bila kita membeci-Nya, Tuhan tetap mau menyayangi kita. Tak mau sembahyang? Tidak mengurangi sedikit pun kasih sayang-Nya terhadap kita.
Tuhan tak butuh kita, tetapi kitalah yang butuh Tuhan. Bila kita tidak mau beribadah hanya karena kecewa ada beberapa permintaan kita yang belum dikabulkan, maukah kita datang pada-Nya walau hanya untuk berucap SYUKUR atas karunia yang sering kali luput dari mata dan hati kita sejak kita dilahirkan ke dunia ini? Cukup besarkah jiwa kita untuk mengakui bahwa jumlah anugerah-Nya tak pernah bisa terlampaui oleh otak kita bila sengaja ingin menghitungnya?
Meyakini sesuatu yang tidak terlihat oleh kasat mata kita memang bukanlah hal yang mudah. Tetapi sebagai manusia, kita sudah diberi akal untuk bisa belajar memahami-Nya dan diberi hati supaya bisa meyakini-Nya. Bukankah itu adalah salah satu nikmat yang Tuhan berikan? Bisakah kita dustai hati dan menyangkal semuanya?
Sebagai penutup, saya mau berbagi sesuatu yang selama ini nyaris luput dari perasaan saya. Ini tentang hal yang terindah. Yah, bahwa hal paling termanis dan terindah dalam keseharian saya adalah ketika saya berdoa. Mengapa? Karena saya percaya saat itu saya tengah bicara pada satu-satunya yang paling mencintainya saya dalam kehidupan ini. Indah bukan?
Kita selalu butuh Tuhan, sampai kapan pun. Sejak kita dihidupkan, dimatikan lalu dibangkitkan kelak di alam kemudian. Tuhan Maha Segalanya, minta apa saja selalu boleh. Tuhan juga Maha Pemalu, malu bila tidak mengabulkan pinta hamba–Nya padahal Tuhan punya semuanya. Nah, bila Tuhan saja pemalu, masa kita sebagai hamba-Nya tidak tahu malu?
Pahami 3 Perkara Dalam Islam ini Sebelum Kamu Membenci Tuhan

Dari Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah meridhai kalian dalam tiga perkara dan benci kepada kalian dalam tiga perkara. Allah meridhai kalian jika kalian beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu, jika kalian berpegang teguh kepada agamanya dan tidak berpecah belah, dan jika kalian saling menasihati kepada orang yang diserahkan kepadanya urusanmu. Dan Allah membenci kalian dari sikap percaya kepada informasi yang tidak tentu sumbernya, banyak bertanya (tentang perkara yang tidak perlu) dan memboroskan harta." (HR Ahmad).
Hadis di atas menjelaskan tentang orang yang akan mendapatkan ridha Allah jika melakukan tiga perkara. Pun demikian, orang yang akan mendapatkan kebencian dari Allah dalam tiga perkara. Pertama, perkara yang bisa mendatangkan ridha Allah adalah beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya. Dalam Alquran, Allah SWT berfirman: "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun." (QS an-Nisa: 36).
Kedua, perkara yang bisa mendatangkan ridha Allah adalah orang yang berpegang teguh kepada agama-Nya dan tidak berpecah belah. Inilah makna firman Allah yang berbunyi: "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai (Ali Imran: 103). Ketiga, Allah juga meridhai kepada orang yang saling menasihati dalam melaksanakan kewajiban.
Sebaliknya, Allah membenci manusia yang melakukan tiga perkara. Pertama, kepada orang yang mudah menerima kabar yang tidak jelas sumbernya. Hari ini kita disuguhkan dengan berbagai informasi tanpa batas, baik yang ada di media konvensional maupun media sosial. Penyebaran informasi yang cepat kadang membuat kita lupa untuk mencari tahu sumbernya.
Fenomena hoaks hari ini sungguh sangat memilukan. Hoaks bisa memecah persatuan. Ada banyak saudara sesama anak bangsa yang memutuskan silaturahim disebabkan perselisihan. kemarahan terjadi karena dipengaruhi oleh opini yang berisi kebohongan. Oleh sebab itu, telitilah setiap berita yang datang supaya tidak mendatangkan musibah dikalangan suatu kaum (QS al-Hujurat: 6).
Perkara kedua yang dibenci Allah adalah orang yang banyak bertanya tentang sesuatu yang tidak perlu hingga dapat menyusahkan orang lain untuk beramal. Imam an-Nawawi mengategorikan tiga macam pertanyaan. Salah satu pertanyaan yang dilarang adalah jenis pertanyaan yang ketiga. Pertanyaan ini mengenai sesuatu yang tidak penting dan kalau ditanyakan maka bisa jadi memberatkan.
Perkara ketiga, Allah membenci Muslim yang boros dalam membelanjakan harta. Boros yang dimaksud dalam Islam adalah mengeluarkan harta untuk hal yang sia-sia, terutama mengeluarkan harta untuk hal yang haram. Mengenai hal ini, Allah SWT berfirman: "Janganlah kamu menghamburhamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya." (QS al-Isra: 26-27).