"Kita harus tabayun dulu, karena peristiwa-peristiwa setelah vaksin ini pasti ada anomali. Anomali itu begini, kalau peristiwanya mayoritas itu berarti sebuah sistem yang harus diwaspadai," kata pria yang akrab disapa Emil itu, Jumat (10/9).
Menurut Emil, saat ini pihaknya tengah memastikan penyebab dari kejadian tersebut. Diharapkan kejadian serupa tidak terjadi lagi.
"Tapi kalau jumlahnya satu atau dua, kemungkinan si penerima vaksin punya kelainan yang tidak terdeteksi atau komorbid yang kita tidak pahami," kata Emil.
"Karena tujuan vaksin kan melindungi dari sakit dan menjauhkan diri dari kematian. Nah ini saya mau tabayun dulu kira-kira kenapa-kenapanya sehingga kita bisa belajar dan merespon supaya tidak terulang lagi," ujarnya.Saat ini, kata Emil, vaksinasi Covid-19 masih dilakukan untuk siswa-siswi di kabupaten dan kota di Jabar. Sebab vaksinasi dilakukan untuk melindungi masyarakat dari pandemi Covid-19.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar Nina Susana Dewi mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih mencari tahu penyebab pasti kematian siswa SMK swasta di Ciamis sehari setelah menjalani vaksinasi itu.
"Saya membaca laporan ada yang meninggal. Tapi apakah itu terkait langsung dengan vaksin atau tidaknya, masih menunggu laporan kajian Komda KIPI Jabar," ujar Dewi.
Sebelumnya, kabar meninggalnya pelajar tersebut dikonfirmasi oleh ayah Cahyono, Nono.
Secara kronologis, Cahyono datang ke lokasi vaksinasi pagi hari. Ia baru mendapat giliran disuntik vaksinasi siang menjelang sore.Nono menyebut anaknya meninggal dunia sehari setelah melaksanakan vaksinasi Covid-19 di SMAN 1 Sindangkasih, Rabu 1 September lalu.
Saat sampai di rumah, Cahyono mengeluh pusing, lelah, dan sakit lambung. Ia sempat meminta makan dengan daging ayam. Cahyono lantas mencoba untuk beristirahat.
Komisi Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Jawa Barat sudah menerima laporan terkait peristiwa tersebut.Sehari kemudian, Kamis (2/9) subuh, orang tua sempat melihat Cahyono kejang-kejang. Mereka menghubungi dokter untuk memeriksa sang anak. Namun ketika dokter datang, Cahyono meninggal.
"Sedang diaudit," kata Ketua Komda KIPI Jabar Kusnandi Rusmil melalui pesan singkat, Jumat (10/9).