Nono (40), ayah dari
Keluarga Cahyono Putra, Siswa SMK di Ciamis yang Meninggal Usai Divaksin. ©2021 Merdeka.com/Mochammad Iqbal |
Cahyono saat ditemui wartawan di rumahnya di Kampung Cihurip, Desa Sukamanah mengatakan bahwa keluarga masih cukup bersedih atas kepergian anak laki-lakinya itu. Walau begitu, ia menganggap bahwa kejadian tersebut adalah musibah dan tidak menyalahkan kegiatan vaksinasi.
Ia bercerita bahwa sebelum divaksinasi Covid-19 anaknya baru sembuh dan dalam proses pemulihan akibat penyakit lambung yang dideritanya. Namun karena semangat anaknya untuk mengikuti kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM), Cahyono memilih untuk divaksinasi.
“Sekolah memang tidak mewajibkan siswa untuk divaksin, tapi kalau belum divaksinasi katanya tidak boleh ikut pembelajaran tatap muka dan harus daring. Jadinya anak saya mau ikut,” ujarnya, Jumat (24/9).
Kepada orang tuanya, Cahyono, anaknya mengaku sudah menyampaikan keluhan memiliki Riwayat penyakit lambung dan baru sembuh, namun vaksinasi tetap dilakukan. Setelah menjalani vaksinasi, rupanya anaknya merasa lemas dan pusing.
Nono mengungkapkan bahwa usai divaksinasi, anaknya pulang diantar oleh temannya menggunakan motor. Saat sampai di rumahnya, ia melihat anaknya pucat, lemas, dan hampir pingsan.
“Satu hari setelah disuntik vaksin anak saya meninggal dunia di dalam kamar tidur Kamis (2/9) dini hari," ungkapnya.
Sementara itu, Ani Anggraeni (40) ibu kandung Cahyono menyebut bahwa sebelum divaksin anaknya masih mengkonsumsi sisa obat penyakit lambungnya. Saat masa pemulihan itu, anaknya mengaku harus divaksinasi, padahal ia mengaku sudah menyampaikan kondisi Cahyono kepada pihak sekolah.
Setelah sempat pucat dan lemas usai divaksinasi, menurut Ani kondisi anaknya sempat pulih. Di malam harinya, Cahyono sempat berkumpul dengan keluarga sambil makan.
Saat subuh datang, anaknya sempat bangun dan menyatakan mau sholat namun ada ayahnya yang juga sedang sholat subuh. Ani pun saat itu sempat membersihkan peralatan di dapur sampai kemudian ia mendengar suara tangisan dari kamar anaknya.
“Saya langsung ke kamar anak saya dan melihat seperti sesak nafas. Tidak lama setelah itu, anak saya meninggal dunia di kamar. Tentunya kami sangat sedih kehilangan anak saya. Tapi kami hanya bisa pasrah,” sebutnya.
Meninggalnya Cahyono Putra usai vaksinasi didalami langsung oleh Komisi Daerah (Komda) Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Dari informasi yang dihimpun merdeka.com, Cahyono diduga menyembunyikan riwayat penyakit yang dialaminya.
Salah seorang sumber di Ciamis menyebut bahwa Cahyono saat menjalani screening tidak menyebutkan perjalanan pengobatan yang sudah dilakukan. Hal tersebut dikuatkan dengan lembaran screening yang diterima oleh merdeka.com.
“Karena untuk penerima vaksinasi Covid-19 yang usianya dibawah 18 tahun ini sangat ketat. Jadi semuanya dipastikan. Nah Cahyono ini mengaku kepada dokter yang melakukan screening mengaku kondisinya baik-baik saja,” singkatnya.