CIAMIS,(PR).- Sebanyak 16 keluarga korban pergerakan tanah di wilayah Dusun Pamekaran, Desa Payungagung, Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis mengungsi di balai desa setempat. Mereka meninggalkan rumah karena terancam longsor.
Peristiwa pergerakan tanah yang mengancam 132 jiwa tersebut sudah berlangsung sekitar seminggu terkahir. Warga yang tidak mengungsi atau tinggal di rumah, diminta agar lebih meningkatkan kewaspadaan, terutama saat turun hujan.
“Saat ini ada 16 KK yang tinggal dipengungsian,karena rumahnya terancam longsor. Pergerakan tanah masih terus terjadi, sehingga mengantisipasi hal tidak diinginkan, warga harus mengungsi ke tempat aman, di Balai Desa Payungagung,” tutur Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabuoaten Ciamis, Ani Supiani, Senin, 5 Maret 2018.
Saat ini, lanjutnya, pengungsi membutuhkan bantuan selimut, terpal serta karpet. Barang tersabut sangat dibutuhkan, terutama pada malam hari karena suhu udara di kawasan pengungsian dingin. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, BPBD bekerja sama dengan Badan Amil Zakat Infak dan Shodaqoh (Baznas) Kabupaten Ciamis.
“Kami bekerjasama dengan Baznas untuk membantu meringankan beban pengungsi. Kebutuhan selimut, terpa serta karpet sudah dipersiapkan, tinggal disalurkan kepada yang membutuhkan bantuan tersebut. Kami sangat terbantu oleh Baznas,” ujarnya.
Darurat logistik
Ani mengaku, saat ini BPBD Kabupaten Ciamis mengalami darurat logistik dan sembako. Kondisi tersebut mengakibatkan sejumlah pengungsi belum menerima bantuan. Salah satunya yakni sebanyak 125 korban pergerakan tanah dan longsor di wilayah Kecamatan Rajadesa, belum menerima bantuan.
“Stok hanya tersisa sekitar 150 paket logistik sembako. Kami juga sudah mengajukan permohonan bantuan kepada BNPB. Beberapa korban gempa d wilayah Kecamatan Pamarican juga masih membutuhkan bantuan,” ungkap Ani.
Upaya lain yang dilakukan BPBD, yakni minta bantuan beras kepada Bidang Ketahanan pangan, Dinas Pertanian Kabupaten Ciamis. Bantuan beras tersebut sangat dibutuhkan untuk menambah persediaan logsitik yang saat ini semakin menipis.
“Kami mendapat bantuan beras sebanyak 1,3 ton. Sejak Januari 2018, kami sudah menyalurkan 850 paket bantuan logistik, untuk oorban bencana yang tersebar di sembilan kecamatan, sedangkan tahun ini hanya ada 1.000 paket bantuan,” katanya.***