Wilujeung Sumping di Blog GeegleHayoO

Masalah yang selalu Menimpa Pondok Pesantren Nurussalam di Kujang-Cikoneng Ciamis

2 min read

Pengurus  Pondok  Pesantren  (Ponpes)  Nurussalam  di  Kampung  Cintaharja,  Desa  Kujang,  Kecamatan  Cikoneng,  Kabupaten  Ciamis,  membantah  pernyataan  polisi  yang  bahwa  pesantren  tersebut  adalah  lokasi  latihan  perakitan  bom  oleh  terduga  teroris  bernama  Anton,  yang  ditangkap  di  Banyumas,  Selasa  (31/12/2013)  lalu.  Pihak  pesantren  merasa  dirugikan  karena  nama  baiknya  secara  tak  langsung  telah  dicemarkan.

Wakil  Pimpinan  Ponpes  Nurussalam,  Maksum  Abdurohman,  menyatakan,  pernyataan  kepolisian  dinilai  tak  berdasarkan  fakta  dan  bukti.  Selama  ini,  pesantrennya  hanya  berfungsi  sebagai  lembaga  pendidikan  Islam  di  wilayah  Ciamis.  Pesantren  ini  mengajarkan  pendidikan  keagamaan  dan  formal  sesuai  kurikulum  Kementerian  Agama.

"Di  sini  itu  tempat  lembaga  pendidikan  agama  formal  dan  terbuka  untuk  umum.  Lihat  saja  oleh  semua  rekan,  bangunan  di  sini  enggak  ada  yang  tertutup,  semua  orang  bisa  keluar  masuk  pesantren  ini.  Bagaimana  dikatakan  sebagai  lokasi  pelatihan  perakitan  bom,  pagar  dan  satpam  pun  kami  tidak  ada,"  jelas  Maksum  saat  ditemui  di  lokasi  pesantren,  Kamis  (2/1/2014).

Maksum  mengaku,  pesantrennya  memang  selalu  disebut-sebut  terlibat  setiap  ada  kegiatan  aksi  teroris.  Bahkan,  ada  beberapa  orang  aparat  yang  selalu  datang  dan  meminta  data  pesantren.  Pihaknya  pun  langsung  memberikan  dan  mengundang  mereka  untuk  masuk  ke  pesantren  untuk  mendapatkan  penjelasan.

"Kami  disebut  ada  keterlibatan  sudah  biasa.  Ada  aparat  yang  selalu  datang  ke  pesantren.  Kami  pun  terbuka  dan  memberikan  data  yang  mereka  tanyakan  di  tempat  ini.  Kita  lihat  saja  nanti  kebenarannya  bagaimana,"  kata  Maksum.

Pihak  pesantren  pun  tak  mengakui  pernah  memiliki  santri  bernama  Anton  asal  Banyumas,  terduga  teroris  yang  ditangkap  polisi  beberapa  hari  lalu.  Namun,  Maksum  mengaku  kalau  ada  santrinya  yang  berasal  dari  Cilacap.

"Di  sini  santri  ada  400  orang  yang  berasal  dari  seluruh  provinsi  di  Indonesia.  Kami  tak  pernah  memiliki  santri  yang  asalnya  dari  Banyumas  bernama  Anton.  Kalau  asal  Cilacap,  kami  punya,"  tambah  Maksum.

Meski  pihak  kepolisian  mengatakan  terduga  teroris  Banyumas  pernah  menimba  ilmu  di  Pesantren  Nurussalam,  Tasikmalaya,  Maksum  meyakini  kalau  tujuannya  adalah  ke  pesantren  yang  dikelolanya.  Soalnya,  di  daerah  Tasikmalaya  tidak  ada  pesantren  bernama  Nurussalam.

"Lihat  saja  banyak  polisi  yang  salah  tangkap  terduga  teroris  di  Tasikmalaya.  Bahkan,  ada  seorang  yang  diduga  jaringan  ditangkap  di  Tasikmalaya,  tapi  keterangan  polisi  menyebut  lokasi  penangkapan  di  Semarang.  Itu  kan  sudah  semena-mena  memberikan  keterangan,"  ungkap  Maksum.

Diberitakan  sebelumnya,  Kabid  Humas  Polda  Metro  Jaya  Kombes  Rikwanto  mengatakan,  seorang  terduga  teroris  bernama  Anton  telah  ditangkap  di  sebuah  warnet  di  Banyumas,  Jawa  Tengah,  Selasa  kemarin.  Polisi  menyebut  tersangka  ini  terlibat  dalam  beberapa  aksi  teroris,  termasuk  penembakan  polisi  di  Polsek  Pondok  Aren,  Tangerang,  beberapa  bulan  lalu.

Rikwanto  pun  menyebut  terduga  teroris  ini  pernah  belajar  perakitan  bom  di  Ponpes  Nurussalam,  Tasikmalaya.

Bersyukurlah Jika Semua Orang Bisa Tertawa Dan Senang Karena Kebodohanmu, Daripada Menjadi Orang Pintar Tetapi Selalu Menyusahkan Semua Orang...

Anda mungkin menyukai postingan ini

Posting Komentar

Bagaimana dengan Artikel ini?
Silahkan Anda Bebas Berpendapat!
((
___; )
(6