Hidup kaya, haruslah rajin bekerja. Tapi Mitro, 42, dari Surabaya ini justru pilih cari pesugihan. Istrinya yang seksi dikorbankan untuk menyusui tuyulnya. Takut mati karena disedot darahnya oleh si tuyul, Mira, 38, memilih cerai dari Mitro. “Percuma kaya, wong uangnya dipakai royal suami.” Kata Mira.
Banyak cara untuk menjadi kaya. Yang normal dan masuk akal, rajin bekerja dan hidup hemat sebagai pepatah anak SD. Jika mau kaya dengan cepat, jadilah anggota DPR dan korupsi. Cuma resikonya bilamana, belum juga kaya sudah kena OTT KPK. Lalu bagaimana yang aman? Cari mertua kaya atau jika tidak takut dosa, memuja setan yang biasa disebut: cari pesugihan.
Ternyata pasangan Mitro – Mira dari Surabaya ini memilih opsi terakhir, meski resikonya berat fidun ya wal akhiroh (dunia akhirat). Sebab Allah memang melarang umat-Nya memuja setan. Itu sudah termasuk perbuatan syirik. Tapi apa kata Mitro ketika diingatkan si dukun perantara, “Yang penting kaya dulu, soal sanksi di akhirat kan urusan nanti.” Ya sudah…….
Sampai tahun 2015, kehidupan keluarga Mitro memang selalu kerepotan. Gaji kecil, banyak utang, tiap hari dikejar-kejar debt kolektor. Mau pinjaman utang lagi sudah tak dipercaya, karena pasti susah bayarnya. Maklum sehari-hari Mitro dalam rumahtangganya selalu menggunakan politik anggaran GLTL alias gali lobang tutup lobang.
Kemudian ada teman memberi petunjuk, bagaimana menjadi kaya dengan cepat. Bukan main saham atau korupsi, tapi cari pesugihan di daerah Lamongan. Lantaran sudah putus asa menjalani kehidupan, Mitro – Mira pun pergi ke tempat mencari pesugihan itu. Si dukun sudah memberikan nasihat segala sisi buruknya memuja setan itu, tapi karena sudah kepepet dan capek jadi orang miskin, segala resiko siap dijalani.
Kata si dukun, jika sudah mantap dengan cara itu, syaratnya suami istri ini harus meninggalkan salat lima waktu, tak boleh membaca syahadat dan jangan berdoa kepada Allah. Kata dukun, “Dan kamu sebagai suami tak boleh cemburu ketika thuyul pesugihan itu netek pada istrimu. Nanti duit akan datang dengan sendirinya.”
Begitulah, Mitro-Mira sudah memenuhi segala nasihat juru kunci tempat pesugihan itu. Paling berat bagi Mitro, dia harus rela ketika thuyul itu netek pada istrinya. Padahal istrinya tidak dalam kondisi menyusui anak, sehingga yang disedot thuyul itu sesungguhnya darah Mira sendiri. Nyut, nyut…., biar geli Mira mencoba bertahan karena ingin kaya.
Sejak itu keluarga Mitro memang banyak dapat duit misterius di kamarnya. Ada ratusan ada lima puluhan, yang semuanya tak terdeteksi oleh PPATK. Ini memang hasil kerja si tuyul. Bila malam netek pada Mira, siang hari harus cari duit dari pukul 07.00 sampai pukul 16.00 sore. Hari Sabtu dan Minggu libur, full day money kata tuyul, seakan menjiplak program Kemendikbud.
Sekarang kehidupan Mitro jadi enak, tapi tubuh Mira jadi kurus kering. Yang bikin istri kecewa, uang itu banyak dipakai royal, main perempuan. Lama-lama Mira sadar. Ketimbang mati disedot darahnya oleh tuyul
sementara suami main gila, mending cerai saja. Kini Mira bertobat pada Allah dan menggugat cerai ke Pengadilan Agama Surabaya. Cuma tuyulnya jadi marah, karena tak bisa netek lagi pada Mira.Biar nggak ngamuk, tuyulnya kasih susu botolan saja.