Mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang Visual Efek Film apakah Jaminan bahwa Perusahaan itu akan tetap berjalan ?
Artikel ini chakly buat setelah membaca sebuah pertanyaan di Grup After Effect Indonesia yang mengatakan mengapa Film Indonesia tidak ada yang memiliki film dengan efek CGI Luar biasa.. Jawabannya setelah chakly pikirkan dan renungkan sendiri, bahwasanya
bikin film itu Gambling, oke sekarang chakly tanya diantara kalian ada yang tahu nama-nama dibawah ini
INDUSTRIAL LIGHT & MAGIC, WETA DIGITAL, DIGITAL DOMAIN, RYTHM AND HUES, METHOD STUDIOS ?
Pasti sebagian dari kalian atau mungkin kalian akan mengrenyitkan dahi
Tapi coba chakly tanya siapa yang tak kenal nama-nama dibawah ini
WARNER BROSS, UNIVERSAL, SONY PICTURES, FOX, DISNEY, MGM ?
Kalau kalian tak kenal maka amat sangat TER...LA...LU... !!! Patut dipertanyakan Apakah kalian penikmat Hollywood apa bukan..
Oke chakly Jawab
INDUSTRIAL LIGHT & MAGIC adalah Perusahaan Visual FX yang sudah menangani film seperti Star Wars, Indiana Jones, Jurassic Park.
WETA DIGITAL adalah perusahaan Visual FX yang menangani Lord Of The Ring, Avatar
DIGITAL DOMAIN adalah perusahaan VFX yang menangani Titanic
RYTHM AND HUE adalah perusahaan VFX yang menangani Life Of Pi
METHOD STUDIOS adalah perusahaan yang menangani Black Swan
pertanyaannya adalah apakah Perusahaan VFX bisa menjadi jaminan bahwa bisnis visual efek sangat cerah disana ? Jika chakly jawab, maka kalian mngkin takkan percaya,
Semua orang tahu bahwa Life Of Pi memiliki visual efek yang fantastis bahkan menjadi perbincangan dalam mata Kuliah perfilman di negara manapun, Luar biasa Ang Lee. Tapi tahukah kalian Bahwa Rythm and Hue akhirnya BANGKRUT ? tak percaya
http://en.wikipedia.org/wiki/Rhythm_and_Hues_Studios
"However, a short time after Life of Pi was released, Rhythm & Hues Studios filed for bankruptcy under Chapter 11, on February 11 2013.
On March 29 2013, an affiliate of Prana Studios, 34x118 Holdings, LLC won the bidding of Rhythm and Hues in a bankruptcy auction. The sale was "valued at about $30 million"
Atau dalam terjemahannya
Setelah film Life Of Pi dirilis, Rhythm and Hues mengalami Kebangkrutan pada tanggal 11 Februari 2013, Pada tanggal 29 Maret 2013 setelah LLC bekerjasama dengan Prana Studio, Akhirnya membeli Perushaan Rhythm And Hues dari kebangkrutan, dengan harga sekitar $30 Juta
Bayangkan ! Perusahaan yang tak diragukan lagi bisa mengalami kebangkrutan seperti itu, Bagaimana dengan Film Indonesia ?
Ada perbedaan kultur mendasar disini, Bahwasanya orang luar negeri berani Jor-joran dalam menggarap sesuatu. Mereka ingin agar yang mereka capai terwujud meski Uang taruhannya.. Tanpa mengharapkan Cash Back.. Bahkan bertahun-tahun mereka menggarapnya.
Sedangkan Indonesia ? orang Indonesia selalu berpikir dua kali dalam memulai sesuatu.. Orang Indonesia selalu menginginkan Instant, buat seadanya dengan harapan Modal balik. Jadi sudah tahu bukan mengapa Film Indonesia untuk Saat ini belum berani membuat film dengan efek CGI canggih. Mungkin baru The Philosoper yang dapat dikatakan film dengan efek ok, tapi maaf Mimin masih anggap film The Philosoper adalah film Internasional. Bukan film asli Lokal. Bukan pula film Hollywood.