Grace Melia Kristanto, seorang ibu 2 anak dan blogger dulunya pernah berperilaku seperti Karin Novilda dan Anya Geraldine. Grace punya pesan pada anak-anak muda.
"Setelah menikah terutama, karena ternyata hal-hal yang dulu saya banggakan (gaul, keren, dll) nggak ada faedahnya sama sekali dalam peran jadi istri dan ibu. Pelan-pelan saya menyadari bahwa peran abadi saya adalah istri dan ibu, bukan anak gaul. Tapi saya nggak menyesali apapun. I am what I am today because of my past. Hikmahnya saya jadi lebih memahami pentingnya menjalin kedekatan dengan anak-anak saya," pesan Grace Melia.
Pesan Grace itu disampaikannya dalam wawancara tertulis dengan AWAK MEDIA pada Kamis (29/9/2016). Grace menceritakan dulu saat mudanya pernah berperilaku seperti Karin Novilda, pemilik akun instagram @awkarin.
Pengalaman Grace ini sudah dituliskan dalam blognya gracemelia.com dalam artikelnya yang berjudul "Catatan untuk Para Orangtua: Dulu Saya Pernah Menjadi Karin Novilda " yang diunggahnya pada 23 Juli 2016 lalu. Namun, jika anak-anak muda itu sudah dengan sadar memilih mengunggah konten negatif, maka harus siap menanggung konsekuensinya.
"Untuk anak muda, mungkin masih belum kebayang pentingnya, tapi kalau bisa, pikirkanlah dulu konsekuensi dari apa yang kalian lakukan. Untuk diri kalian sendiri bertahun-tahun kelak, untuk keluarga, ayah, ibu, calon mertua, dll," pesan Grace.
Baca juga: Mengapa Konten Medsos Negatif dari Awkarin dan Anya Geraldine Bisa Muncul?
"Namun, jika memang itu sulit, karena memang di masa muda kita ingin express ourselves yah, oke let's say kalian lakukan itu, namun jika ke depannya ada konsekuensi yang kurang menyenangkan, hadapi dengan gentle. Akui kalau kalian pernah keliru, dan jalani konsekuensinya dengan kesatria. Jangan mengeluh lagi, karena ibaratnya itu adalah buah dari yang kalian lakukan sendiri," imbuh dia.
Grace menambahkan kekhawatiran sejumlah orangtua yang melapor ke KPAI atas konten-konten negatif yang diunggah para anak muda itu, menurut Grace sangat beralasan. Anak-anak muda itu sangat berpotensi menjadi idola remaja.
"Cukup beralasan karena memang sebetulnya konten yang diupload Awkarin dan Anya bukan konten positif untuk ditiru para remaja. Sebut saja merokok, berkata kasar, gaya pacaran. Tapi, kalau memang orangtua merasa bisa membangun kedekatan dan keterbukaan dengan remaja mereka, biasanya orangtua tersebut akan lebih tenang menyikapi fenomena Awkarin dan Anya ini," papar Grace.
Dalam kasus Grace, mengapa dia berperilaku liar di luar rumah pada masa muda dulu, karena memiliki hubungan yang kurang harmonis dengan sang ibunda. Memiliki prestasi akademik yang bagus sejak SD hingga kuliah yang membanggakan sang ibu, membuatnya jadi berpikir prestasi akademik adalah segalanya sehingga sang ibunda tidak berhak lagi mengomeli dirinya dan mengurusi pergaulannya. Grace jadi bersikap 'semau gue' dalam gaya hidup, gaya pakaian hingga pergaulan.
"Kalau remaja sekarang, alasannya apa kok begitu, saya nggak begitu paham dan mungkin sudah kurang relevan dibandingkan dengan zaman saya single, ya," jawab Grace.
Grace menambahkan, anak muda sekarang mudah sekali berbagi konten negatif mungkin kombinasi alasan dari sekadar untuk berbagi, menunjukkan eksistensi diri, mencari perhatian, krisis identitas, hingga alasan finansial dan material.
"Bisa jadi karena kombinasi alasan-alasan tersebut. Tapi mungkin juga mereka nggak merasa bahwa apa yang mereka upload itu kurang baik. Kita realistis saja ya. Remaja di Jakarta yang akrab dengan gaya pacaran dan pisuhan seperti itu ada banyak, kan? Sebelum Awkarin dan Anya, yang seperti itu pasti sudah ada juga kok," tuturnya.
Dalam menjawab pertanyaan AWAK MEDIA, Grace menegaskan bahwa dirinya bukan psikolog dan tidak bermaksud menggurui. Dia hanya berbagi pengalamannya saat menjadi remaja dulu yang semoga bisa bermanfaat.
"Saya hanya menceritakan pengalaman saya, dengan harapan semoga bisa menjadi sharing yang memberi pandangan terutama untuk orangtua karena saya pernah di posisi Awkarin, dll," kata Grace yang kini jadi blogger dan getol melakukan edukasi mengenai rubela. Putri pertama Grace adalah anak berkebutuhan khusus lantaran virus rubela.
Baca juga: KPAI dan Kominfo Adakan Pertemuan dengan Awkarin, Ini Hasilnya
KPAI sudah menemui Karin Novilda, pemilik akun instagram @awkarin. KPAI mengimbau agar anak muda seperti Karin mengunggah konten-konten yang positif dan menghapus konten-konten negatif yang sudah terlanjur diunggah. Karin berjanji akan lebih banyak mengunggah konten yang positif.