Wilujeung Sumping di Blog GeegleHayoO

Sejarah Asal-Muasal Kampung Cibodas di Ciamis Jawa Barat

4 min read

GeegleHayoO - Asal-Muasal Kampung Cibodas di Ciamis

Ilustrasi Zaman Doeloe

Dimanakah Cibodas itu letaknya?

Yaa letaknya masih dekat dengan Gunung Ardilaya dan jalannya kalau di arah timur sekitar 1/2 km dari pasar ikan Imbanagara, Kemudian menuju arah Ciamis ada jalan kecil yang ditandai dengan Sebuah Pos Ojeg dan Puskesmas. jadi Belok ke arah kiri saja...

Naahhh disana kamu akan masuk ke Kampung Cibodas dengan Symbol Gapura / Gerbangnya yang keren. Jalan keluar dari Kampung Cibodas bisa menuju Cisadap lalu Cibeunying,Puncak Asih, Bangsawit, Dan Imbanagara tentunya.

Back To Top, lalu bagaimanakah Kisah Sejarah Cibodas?

Simak ceritanya berikut ini...

Dahulu disebuah desa tinggallah seorang Dalem yang sangat adil memerintah rakyatnya, ia hidup berdampingan dengan rakyat, susah ataupun senang mereka tanggung bersama. Kegemarannya adalah berburu, masuk keluar hutan mencari hewan buruan, namun semua itu tidak melalaikannya dalam mengurus rakyatnya. 

Begitu juga dengan abdi-abdi Dalem kerajaan, ia begitu patuh dan hormat kepada Dalem. Terutama Sang Patih, disamping berilmu tinggi, ia sangat santun dan sopan pada semua orang terutama pada Dalem.

Sampailah kesetiaan itu diuji oleh Tuhan, Nyai Mas Putri Dalem ingin menjenguk sang Nenek di Negri seberang sana, maka persiapan dan perbekalan pun disiapkan sebanyak mungkin, mengingat jarak perjalanan yang cukup jauh.

Di pagi yang cerah Sang Patih dan beberapa prajurit mengantar Nyai Mas Putri Dalem untuk menjenguk Neneknya dengan diiringi do’a keluarga. Ditengah perjalanan rombongan Nyai Mas Putri Dalem dihadang oleh para perampok yang sakit, pertumpahan darahpun tidak dapat dielakkan, sang patih sekuat tenaga melindungi Nyai Mas Putri Dalem. Namun para perampok begitu kuat, pertarungan terjadi begitu hebat dan semua prajuritpun mati diterkam pedang lawan.

Berita itu sampai ketelinga Dalem dari seorang prajurit yang lolos, dengan sigap Sang Dalem pun mengerahkan semua pasukannya menuju tempat para perampok menghadang.
Adapun Sang Patih yang begitu sakti tiada tanding mengeluarkan semua ilmunya dan berhasil membunuh semua perampok, namun sayang nyawa Nyai Mas putri Dalem tidak tertolong, ia terkena tikaman pedang musuh. Sang Patih pun tak kuasa menahan tangisnya ia begitu merasa bersalah tidak dapat melindungi Nyai Mas Putri.

Adapun Sang Dalem dan prajuritnya yang tengah menuju ke arah pertempuran tiba-tiba dikejutkan dengan laporan warga yang lari terengah-engah yang padahal ia adalah salah seorang dari komplotan perampok tadi dengan badan yang penuh luka, ia mengadu bahwa patih kerajaan telah berkhianat , ia berhasil membunuh semua perampok namun ia pun membunuh semua prajurit adapun Nyai Mas Putri kini telah meninggal ditusuk pedang si Patih sialan itu.

Ia sengaja dibunuh untuk menghilangkan jejak kejahatannya setelah ia mengambil kesucian Nyai Mas Putri dengan menyetubuhinya di pinggir muara sungai dibawah pohon nan rindang.

Mendengr berita itu , sang Raja Dalem yang sedang panik langsung emosi termakan hasutan perampok yang licik tadi . Setibanya di tempat kejadian Sang Patih terlihat sedang menangis disamping mayat Nyai Mas Putri Dalem. Namun semua itu dianggap sebagai tipu muslihat saja. Patih hanya berpura-pura bersedih setelah menodai Nyai Mas putri , mendengar ucapan sang dalem seperti itu Sang Patih amat terkejut serasa disambar petir disiang hari, perhelatanpun tak dapat dielakkan lagi dan terjadi sangat sengit, akhirnya sang dalem yang marah menantang perang tanding melawan patihnya dan itu tak mungkin dihindari maka perkelahianpun terjadi, namun sampai setengah hari Sang Dalem belum mampu membunuh Sang Patih yang hanya berusaha menghindar tanpa mau melawan.

“Wahai Tuanku sendainya engkau tahu apa yang hamba pikirkan dan hamba lakukan, pasti engkau tak akan berbuat seperti ini, baiklah aku relakan pedangmu merobek-robek tubuhku agar hatimu tenang dan damai. Namun perlu Tuanku tahu , sama sekali aku tidak pernah berkhianat padamu apalagi sampai menodai putrimu. Bila Tuanku tidak yakin bunuhlah aku, baru Tuanku percaya , bila darahku yang keluar berwarna merah berarti aku berkhianat padamu namun bila darahku berwarna putih berarti aku teguh setia pada janjiku padamu”, kata Sang Patih.

Raja yang sedang khilaf semakin geram mendengar omongan Sang Patih dan tak segan-segan ia menebaskan pedangnya tepat mengenai Patihnya itu. Tubuh Sang Patih roboh seketika , tersungkur ke tanah dan mengalirlah dari tubuhnya darah berwarna putih, melihat itu Sang Dalem menjerit seketika dan memeluk tubuh Patihnya yang sudah tak bernyawa lagi. 

Ia amat menyesal telah khilap diliputi napsunya. Demi mengenang Sang Patih yang setia itu, maka disebutlah daerah itu menjadi kampung Cibodas di Desa Imbanagara Raya, Ciamis.

Pekerja Sedang Senang Memotong Tahu

Dan Sekarang Cibodas berubah menjadi Kampung yang sangat maju karena banyaknya Pabrik-pabrik Tahu yang berjejeran sepanjang jalan dan pelosok Cibodas.

Sekian postingan Chakly hari ini jangan lupa baca post yang lainnya dibawah ini yah! Terimakasih dan Wassalamu'alaikum...
((
___: )
((

Kisahku Saat Mendapat Wangsit di Gunung Ardilaya Ciamis


Bersyukurlah Jika Semua Orang Bisa Tertawa Dan Senang Karena Kebodohanmu, Daripada Menjadi Orang Pintar Tetapi Selalu Menyusahkan Semua Orang...

Anda mungkin menyukai postingan ini

Posting Komentar

Bagaimana dengan Artikel ini?
Silahkan Anda Bebas Berpendapat!
((
___; )
(6