Berdasarkan sejarah, India awalnya mendukung perjuangan Palestina, namun selama dua dekade terakhir India mengubah kebijakannya dan kini mendukung Israel. Perubahan sikap India dapat diukur dari tweet yang dikirim langsung oleh Perdana Menteri India Narendra Modi, “Sangat terkejut dengan berita serangan teroris di Israel. Pikiran dan doa kami bersama para korban yang tidak bersalah dan keluarga mereka. Kami berdiri dalam solidaritas dengan Israel pada saat yang sulit ini.” Menteri Luar Negeri India S Jaishankar me-retweet pernyataan tersebut.
Selama tiga dekade terakhir, India semakin dekat dengan pendirian Israel dan menjadi pendukung setia Israel di panggung global. Ada alasan bagus bagi India untuk mengubah pendiriannya terhadap hubungan Hamas-Israel.
Hampir dua dekade lalu, Perdana Menteri Israel Ariel Sharon, telah memfasilitasi penarikan seluruh tentara dan pemukim Israel dari Jalur Gaza secara menyakitkan dan menyeluruh. Hal ini dimaksudkan sebagai isyarat untuk hidup damai dan membiarkan Palestina menentukan nasib Gaza.
Terlepas dari sikap bersahabat ini, Hamas terus menerus menyerang Israel. Baru setelah Hamas secara de facto mengambil alih Jalur Gaza pada tahun 2007, Israel terpaksa menerapkan blokade. Ini adalah titik balik dalam sejarah Palestina, karena pada tahun yang sama, Hamas menggulingkan gerakan Fatah, yang didirikan pada akhir tahun 1950an oleh Yassir Arafat. Sejak itu, warga Palestina menderita karena penutupan perbatasan secara berkala.
Dalam dua dekade terakhir, Hamas tak henti-hentinya memprovokasi konflik yang tidak dapat dibenarkan dengan Israel pada tahun 2008, 2009, 2012, 2014, 2021 dan sekarang lagi pada tahun 2023 dengan serangan teroris skala penuh. Alih-alih membangun kemitraan untuk perdamaian dan menciptakan kemungkinan perdagangan, mereka malah membangun terowongan bawah tanah bermil-mil untuk melindungi pejuang mereka sendiri dan menyimpan senjata dan roket.
Masyarakat umum Palestina belum melihat adanya peningkatan dalam standar hidup mereka; sebaliknya, mereka melihat semua sumber daya yang masuk ke Gaza dialihkan untuk upaya perang. Uni Eropa dan negara-negara Barat lainnya kini menghadapi dilema karena semua bantuan yang dikirim ke Gaza dikendalikan oleh Hamas, dan pada saat yang sama serangan antisemit meningkat di ibu kota negara-negara Barat seiring dengan banyaknya orang dari Timur Tengah dan Pakistan. sering bersimpati dengan perjuangan Palestina dengan mengatur demonstrasi yang mengancam dan keras. Kemarin, Menteri Dalam Negeri Perancis Gérald Darmanin mengumumkan larangan sistematis terhadap demonstrasi pro-Palestina di Perancis, di tengah perang antara Hamas dan Israel.
Setelah serangan teror keji terhadap penduduk sipil, Israel tidak mau kembali ke status quo. Kebijakan Israel yang secara pasif menerima Hamas dan mengelola konflik berkala adalah sebuah bab yang tertutup. Israel telah memutuskan bahwa Hamas perlu dibasmi dan dikalahkan untuk selamanya, sehingga memberikan solusi yang lebih baik dan layak bagi rakyat Palestina untuk kembali ke Gaza dengan model pemerintahan yang benar-benar berbeda. Ini adalah mantra baru di Israel, yang kini juga diterima oleh para politisi berhaluan kiri.
Gencatan senjata dengan Hamas telah berakhir, dan India perlu mengingat bahwa ketika mereka berdiri sendiri ingin menyingkirkan Lashkar-e-toiba dan kelompok teror Pakistan lainnya, Israellah yang membantu India. Uni Eropa dan sebagian besar negara Timur Tengah belum membantu India dalam perjuangannya melawan penyelundupan Jihadis dari Pakistan. Pertanyaannya adalah: Akankah India membantu Israel? Tiongkok tidak mendukung Israel dan mengincar keuntungan dari penguatan hubungan dengan Iran.
Kami di India terus mengeluh bahwa AS tidak datang menyelamatkan kami saat kami membutuhkannya. Kini, ketika Israel dihadapkan pada peristiwa 9/11, atau yang dulu merupakan peristiwa 26/11 di India, kita harus membantu Israel. Tidak dapat dilupakan, Israel membantu kami ketika kami mengalami peristiwa 26/11.
Oleh karena itu, India wajib membantu Israel dan tidak hanya memberikan dukungan diplomatik, namun menjelaskan kepada dunia Arab bahwa terorisme juga tidak menguntungkan mereka.
India Dicuekin Presiden Israel Benjamin Netanyahu
Momen memalukan terjadi bagi negara India di media sosial yang beberapa hari ini viral soal konflik Israel dan Palestina. Pasalnya dukungan India tidak dianggap oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu yang menuliskan cuitan ucapan terima kasih atas dukungan negara-negara sekutunya yang selama ini.
Hal ini dikarenakan pada postingan tersebut Benjamin Netanyahu juga memasukan deretan bendera-bendera negara sekutu yang selama ini mendukungnya. Tapi Perdana Menteri Israel itu ternyata tidak mencantumkan bendera India yang selama ini para warga ‘Prindavan’ tersebut mengaku sangat mendukung Israel. “Terima kasih karena secara tegas berdiri bersama Israel dan mendukung hak kami untuk membela diri melawan serangan teroris,” tulis cuitan Benjamin Netanyahu.
Ternyata cuitan tersebut adalah sebuah postingan lama yang kembali viral saat ini di media sosial TikTok pada Minggu 15 Oktober 2023 kemarin. Diketahui, dari postingan tangkapan layar cuitan Benjamin Netanyahu itu diunggah pada 16 Mei 2021 silam pada pukul 15.47 waktu setempat. Meskipun begitu, postingan itu menarik perhatian para netizen, karena berisi beberapa tangkapan layar dari balasan netizen India yang memberi tahu kalau negaranya itu juga mendukung Israel. balasan netizen India pada cuitan Perdana Menteri Israel,
Dukungan India Dicuekin Oleh Israel, Cuitan Benjamin Netanyahu Diserbu Netizen Prindavan Berikut tanggapan netizen India yang sudah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia:
“Bendera kami ketinggalan, tapi Ok,” balas akun @ritu9980
“Pak, tolong mention bendera India juga, kami warga India selalu support Israel,” tulis akun @kattarhindu1511
Sumber: Times Of India & Disway.id
India Berhenti Mendukung Palestina Dan Memilih Pro Israel
4 min read