4 Fenomena Alam Paling Mematikan yang pernah Terjadi di Bumi
Peristiwa non artifisial yang tidak diciptakan oleh manusia kita kenal dengan fenomena alam.
Kadang jaman sekarang fenomena alam acapkali juga terjadi akibat campur tangan manusia karena kecanggihan teknologi dan ilmu pengetahuan.
Dari sekian fenomena alam dari yang indah hingga yang mengerikan, kami merangkum fenomena alam yang jarang diketahui tetapi ternyata memang terjadi di dunia ini.
Beberapa kejadian langka ini akan membuat anda terkagum kagum atas kebesaran Tuhan.
Berikut Fenomena alam yang terlihat indah namun mengerikan seperti yang telah dirangkum dari situs anehdidunia.com:
1. Fenomena Hailstone
Hujan es (hail) adalah presipitasi yang terdiri dari bola-bola es dengan garis tengah antara 5 – 50 mm atau kadang - kadang lebih.
Salah satu proses pembentukannya adalah melalui kondensasi uap air yang sangat dingin di atmosfer pada lapisan di atas freezing level. ES yang terjadi dengan proses ini biasanya berukuran besar.
Karena ukurannya, walaupun telah turun ke arah yang lebih rendah dengan suhu yang relatif hangat tidak semuanya mencair.
Hujan es tidak hanya terjadi di negara sub-tropis, tapi bisa juga terjadi di daerah ekuator.
Fenomena hujan es (hail) biasanya terjadi pada saat musim peralihan atau pada saat hujan di musim hujan yang hujannya masih banyak terjadi pada siang atau malam hari,
karena memang fenomenanya selalu terjadi setelah pukul 13.00–17.00, namun demikian tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada malam hari.
Hujan es hanya akan terbentuk bila partikel es atau butir air hujan yang membeku tumbuh atau berkembang dengan menyerap butir-butir awan terlalu dingin pada awan cumulonimbus (Cb) yang puncaknya melewati freezing level ketinggian dimana suhu udaranya 0oC atau sekitar 16.000 kaki di wilayah Indonesia).
Awan Cb mengandung partikel es dan butir air besar.
Untuk terjadinya Cb kondisi udara (cuaca) harus mendukung dengan labilnya lapisan udara sehingga mudah terjadi proses konveksi ditambah harus ada suplai uap air yang cukup sehingga massa udara yang terangkat oleh proses konveksi mengandung uap air yang banyak dan akan mempermudah terbentuknya awan cumulus yang berkembang menjadi awan Cb.
Pertumbuhan awan Cb bila disertai updraft yang kuat maka hail dapat terbentuk.
Hail biasanya juga terjadi di sepanjang daerah pegunungan sebab gunung mempunyai kekuatan upward angin horizontal (yang dikenal juga sebagai orographic lifting, dengan demikian meningkatkan updrafts dengan badai dan membuat kemungkinan besar sering terjadi hail.
Salah satu daerah yang sering terjadi hail yang besar adalah disepanjang pegunungan India Utara, yang mana dilaporkan sebagai salah satu hail paling besar berhubungan dengan kematian cukup besar pada tahun 1888.
Sepanjang Eropa juga sering mengalami hail.
Di Amerika Utara, hail juga biasanya terjadi di Colorado, Nebraska, dan Wyoming, yang di ketahui sebagai "Hail Alley."
Hail di daerah ini biasanya terjadi antara bulan Maret dan Oktober selama sore dan malam, dengan sebagain besar terjadi di bulan Mei sampai September.
Hujan es (hail) juga sering terjadi di Indonesia meskipun Indonesia terletak di daerah tropis yang suhu udaranya (di permukaan) selalu hangat dengan kelembaban udara yang relatif tinggi meskipun pada musim kemarau.
Hujan es (hail) di daerah tropis, akan terjadi bila batu es yang turun bersifat kering dan memiliki ukuran yang cukup besar saat keluar dari dasar awan.
Hal ini mengingat bahwa suhu udara permukaan cukup tinggi dan batu es masih bisa mempertahankan bentuknya dengan ukuran sekitar 3 mm dalam diameter saat sampai permukaan tanah,
sementara dalam perjalannya (jatuh bebas) dari dasar awan sampai tanah batu es harus menyusut ukurannya akibat kontak dengan suhu udara yang cukup tinggi
Hail bisa menyebabkan kerusakan serius, seperti misalnya untuk penerbangan, atap kaca, peternakan, dan banyak lainnya.
Hail merupakan salah satu bencana badai yang cukup penting dalam dunia penerbangan. Ketika batu es berukuran 0.5 inci (13 mm), pesawat terbang bisa mengalami kerusakan yang sangat serius.
Dengan adanya fenomena hujan es (hail) yang bisa terjadi di wilayah ekuator,
meskipun jarang terjadi, paling tidak, kita yang berada di zona ini harus tetap waspada dan hati – hati, jika terjadi fenomena tersebut.
Namun demikian masyarakat tidak perlu risau karena pihak BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) di setiap daerah akan tetap terus memantau dan menginformasikan fenomena–fenomena cuaca khususnya cuaca ekstrim selama 24 jam dalam satu hari.
2. Fenomena WaterSpouts
Naiknya air laut ke langit atau yang biasa disebut dengan waterspouts merupakan salah satu fenomena alam yang menakjubkan.
Air laut menjulang ke atas dalam satu pusaran corong yang terlihat seperti menembus langit.
Seperti kekuatan di alam lainnya, waterspouts dapat menjadi indah dan berbahaya.
Peristiwa yang juga disebut dengan belalai air ini terakhir terlihat pada akhir 2014 lalu di perairan dekat kota Darwin, Australia.
Waterspouts atau umumnya didefinisikan sebagai tornado di atas air ini merupakan fenomena angin puting beliung yang membentuk pusaran air hingga menjulang dan terhubung ke awan cumuliform.
Setiap satu corongnya memiliki diameter sekitar 50 meter hingga 100 meter dengan kecepatan angin 80 kilometer per jam.
Peristiwa ini biasanya berlangsung sekitar lima sampai sepuluh menit, jika sudah menghampiri daratan, maka dengan sendirinya akan menghilang.
Peristiwa alam ini biasanya terjadi di atas perairan laut yang hangat dan beriklim tropis.
Waterspout paling sering di perairan Florida dibanding tempat lainnya di dunia. Beberapa peristiwa waterspout pernah dilaporkan terlihat di daerah lain termasuk Eropa, Selandia Baru, Great Lakes, Antartika bahkan Indonesia.
Waterspouts terbentuk pada air laut hangat di mana kondensasi terjadi antara air dan awan yang berisi udara sejuk dan lembab. Butuh udara yang sangat basah dan lembab untuk mendorong terciptanya belalai air ini.
Para ilmuwan yang mempelajari waterspouts umumnya menggolongkan waterspouts dalam dua kategori, yaitu waterspouts tornadik dan Waterspouts cuaca tenang.
Waterspouts tornadik kebanyakan berawal sebagai tornado diatas tanah/daratan dan kemudian pindah/berjalan ke atas air.
Mereka juga membentuk badai besar di atas badan air. Mereka dapat mendatangkan malapetaka dengan angin kencang, hujan es dan petir yang berbahaya.
Sementara Waterspouts cuaca tenang berkembang dalam cuaca yang tenang. Mereka terbentuk hanya di atas air terbuka, berkembang di permukaan air dan benar-benar naik ke langit menuju awan.
Waterspouts jenis ini relatif transparan dan awalnya terlihat hanya dengan pola yang tidak biasa mereka ciptakan di atas air.
Meski menjadi fenomena alam menakjubkan, namun Waterspout sama bahayanya dengan Tornado.
Walaupun biasanya lebih lemah daripada tornado, waterspouts bisa menghasilkan kerusakan yang signifikan pada perahu, merusak kapal-kapal besar, dan mengancam kehidupan.
Jika Anda melihatnya, anda harus ekstra hati-hati dan menjaga jarak.
3. The Lightning of Catatumbo
Di banyak tempat munculnya petir dan guntur biasa terjadi pada saat mendung atau hujan, dan hampir tidak pernah ditemui munculnya petir pada hari cerah.
Tetapi yang satu ini berbeda.
Di suatu tempat di Venezuela terdapat fenomena alam yang sangat aneh dan telah sangat lama ada.
Petir muncul bersahutan setiap saat tanpa ada sebab, bahkan pada hari cerah sekalipun. Begitu tingginya frekuensi petir menyambar sehingga keadaan itu dianggap sebagai badai petir yang terlama di dunia.
Fenomena yang disebut Petir Catatumbo (The Lightning of Catatumbo) itu diperkirakan telah menyambar lebih dari 1.000.000 kali setiap tahun.
Anehnya lagi posisi munculnya tidak pernah berubah.
Petir Catatumbo tersebut mampu menghasilkan arus sebesar 400.000 ampere, dan dapat dilihat hingga jarak 400 kilometer.
Sebagai akibatnya, fenomena ini merupakan salah satu produsen ozon terbesar di dunia.
Lantas apa gak berisik ya? Biasanya lompatan kilat kan disusul gemuruh guntur? Untungnya lompatan petir terjadi dari awan ke awan, dan hanya sangat jarang mencapai tanah, sehingga tidak terlalu menimbulkan suara guntur yang menggelegar.
Mungkin Anda bertanya, bagaimana itu bisa terjadi? Ceritanya begini. Catatumbo adalah nama sebuah sungai di Venezuela. Sungai ini bermuara di Danau Maracaibo.
Aliran sungai Catatumbo ke danau tersebut melewati rawa-rawa yang sangat besar yang banyak mengandung bahan-bahan organik yang membusuk.
Sebagai hasil proses pembusukan tersebut terbentuklah ‘awan gas’ besar yang terionisasi (kebanyakan gas metana, khas gas rawa). Awan gas ini terbawa naik ke atmosfer, dan ketika bertabrakan dengan angin kencang yang datang dari pegunungan Andes awan tersebut terangkat naik lebih tinggi lagi hingga mencapai sekitar sepuluh kilometer.
Selanjutnya proses yang terjadi mirip dengan gejala munculnya petir saat mendung seperti yang kita pelajari waktu SMP: karena begitu banyaknya awan gas yang terionisasi, pada titik tertentu secara kumulatif timbul perbedaan potensial yang amat tinggi, dan terjadilah lompatan petir yang saling menyambar di awan.
Pada bulan Januari sampai April 2010 fenomena petir tersebut sempat berhenti total. Banyak yang mengira bahwa fenomena tersebut telah menghilang.
Belakangan diketahui ternyata pada waktu itu terjadi kekeringan di wilayah tersebut sehingga proses pembusukan di rawa berkurang drastis.
Ketika kekeringan berakhir, maka fenomena petir tersebut muncul kembali hingga sekarang.
Ada sedikit cerita jaman dulu yang menarik mengenai petir Catatumbo tersebut.
Konon menurut sejarah Venezuela, pada tahun 1595 Sir Francis Drake berencana menyerang kota Maracaibo untuk menguasainya.
Dia merencanakan penyerangan saat malam hari agar tidak terlihat.
Malangnya, atas bantuan petir yang selalu menyambar tadi para prajurit penjaga kota mampu melihat kedatangan pasukan musuh sehingga pasukan Francis Drake bisa dipukul mundur.
Cerita ini kemudian dikisahkan dalam puisi ‘La Dragontea’ yang ditulis Lope de Vega pada tahun 1597.
Begitu terkenalnya Petir Catatumbo di Venezuela ini hingga digambarkan dalam bendera dan lambang negara bagian Zulia dimana Danau Maraciabo terdapat, bahkan juga disebutkan dalam lagu kebangsaannya.
Sementara itu pemerintah Venezuela berencana mengajukan fenomena alam Petir Catatumbo tersebut sebagai salah satu situs warisan dunia, meski menurut UNESCO sebenarnya kriteria untuk itu tidak ada.
4. Fenomena Brinicle
Brinicle adalah pembentukan es laut ketika air garam yang sangat dingin terjadi di dalam air laut. Selama musim dingin, suhu di atas laut - 20C, sedangkan suhu air laut hanya - 1.9C.
Panas cenderung mengalir dari laut lebih hangat ke udara yang sangat dingin, sehingga terjadi pembentukan pipa es.
Garam dalam es ini baru dibuat terkonsentrasi dan kemudian akan ditekan ke dalam saluran air garam.
Sifat dingin dan asin, membuatnya lebih padat daripada air di bawahnya.
Hasilnya, air garam dalam pembekuan air laut akan tenggelam.
Proses ini menghasilkan pembentukan lapisan es halus yang berkembang menjadi brinicle.
Ketika permukaan laut membeku seperti di Kutub Utara dan Selatan, maka akan ada air asin dan air tawar yang berkumpul di bawah lapisan es.
Sudah pasti lapisan garam akan lebih padat daripada air laut sehingga membuatnya cenderung tenggelam ke dasar.
Lantaran sangat dingin, kumpulan air garam itu membeku dan hal itu disebut dengan nama stalaktit es atau memiliki julukan keren brinicles.