Wilujeung Sumping di Blog GeegleHayoO

Roleplay Viral Tiktok, Awas Berbahaya!

3 min read
Belum lama ini jagat maya dihebohkan dengan permainan roleplay di TikTok. Permainan ini tengah diperbincangkan karena dikhawatirkan mengganggu perkembangan anak hingga berdampak pada gangguan kejiwaan. 

Baca Selanjunya>

Hal itu terjadi karena ada beberapa permainan peran berbau dewasa. Seperti belakangan ini viral, ada seorang bocah digambarkan sudah memiliki anak yang perannya dimainkan oleh pengguna TikTok lain. Dilansir dari detikHealth, lantas apa itu sebenarnya roleplay?

Pengertian Roleplay

Roleplay sendiri adalah singkatan dari role player. Dikutip dari TechTarget, roleplay merupakan sebuah permainan yang memungkinkan penggunanya berperan sebagai karakter fantasi dan fiksi ilmiah, menyerupai identitas atau idola yang diperankan.Menurut amatan detikcom di TikTok, roleplay berperan seolah-olah dirinya adalah karakter di acara TV, film, buku, selebriti. Mereka berakting dengan menyesuaikan gaya bicara, sampai aktivitas sehari-hari. Pengguna roleplay di TikTok diawali dengan berinteraksi melalui saling follow akun satu sama lain, dilanjutkan dengan berhubungan secara fiksi berbagi roleplay lewat konten video berlatar belakang dialog, penampilan sesuai karakter, dilengkapi fitur-fitur TikTok musik, efek, dan lainnya.

Beberapa genre yang saat ini paling populer adalah genre Korea dan Western. Kedua genre roleplay ini kemudian dibagi lagi menjadi kelompok karakter seperti penyanyi, aktor, boyband, hingga girlband. Sayangnya, ada beberapa adegan berhubungan dewasa yang memang terekspos dalam pencarian roleplay TikTok.

Bahaya Roleplay Bagi Anak-anak

Menurut ahli, permainan roleplay jika dilakukan oleh anak-anak, berisiko memicu gangguan kepribadian. Roleplay di media sosial juga dikhawatirkan bisa menjadi wadah pelecehan seksual dan kekerasan verbal pada anak-anak. "Misalnya dia melakukan permainan roleplay tadi, pembentukan jati dirinya itu menjadi rusak karena yang tadinya harusnya sesuai dengan norma nilai tapi menjadi kacau, dan menimbulkan kebingungan terhadap masalah psikologisnya," kata spesialis kejiwaan dr Lahargo Kembaren, SpKJ kepada detikcom beberapa waktu lalu.

Tanpa pengawasan dari orang tua, permainan roleplay juga bisa membuat anak menjadi kesulitan memilah mana yang benar-benar nyata atau hanya imajinasi belaka. Kondisi ini akan mengarah ke gangguan psikotik, saat ketika anak tidak lagi bisa tidak bisa membedakan mana yang nyata dan tidak karena dia semakin meyakini bahwa sudah memiliki ataupun menjadi seseorang dalam roleplay tersebut.

"Maturitas atau kematangan sel-sel sarafnya masih belum cukup untuk bisa memahami situasi ini dan dalam pertumbuhan perkembangannya juga jadinya terganggu," pungkas dr Lahargo.

Respons Pemerhati Anak Sementara mantan Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bidang pendidikan/Satuan Tugas Pengungsi Luar Negeri Indonesia Retno Listyarti menyoroti minimnya peran orangtua dalam pengawasan media sosial anak. Di tengah era digital, permainan semacam itu memang sulit dihindari anak, terutama rasa ketertarikan meniru yang tinggi di kalangan usia tujuh tahun ke atas.

"Namanya anak, anak dalam tumbuh kembang, di mana mereka tuh bukan usia dewasa dalam bentuknya mini, jadi anak ini nggak ngerti risiko, mudah terpengaruh, peniru ulung dan lain-lain," jelas pemerhati anak tersebut, saat dihubungi detikcom Rabu (21/6). Orang tua diimbau untuk sering berdialog dengan anak terkait apa itu roleplay seperti batasannya, apa yang bisa dimainkan, jangan hanya sekadar memarahi dan langsung melarang. Namun, disebutkan dampak dan risiko apa yang bisa muncul ketika terus-menerus memainkan peran roleplay di TikTok.
Bersyukurlah Jika Semua Orang Bisa Tertawa Dan Senang Karena Kebodohanmu, Daripada Menjadi Orang Pintar Tetapi Selalu Menyusahkan Semua Orang...

Anda mungkin menyukai postingan ini

Posting Komentar

Bagaimana dengan Artikel ini?
Silahkan Anda Bebas Berpendapat!
((
___; )
(6