Ciamis - Saat itu terjadi hujan disertai petir melanda wilayah Desa Bendasari, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis.
Kabar tersebut viral di beberapa media sosial dan grup perpesanan. Namun pihak keluarga mengklarifikasi hal tersebut. Tidak ada luka bakar pada tubuh korban. Lalu bagaimana faktanya bocah SD itu meninggal dunia ketika petir menyambar?Lili Setiadi (48) mengatakan saat sedang berdagang mendapat kabar dari keluarganya bahwa anaknya pingsan setelah petir menyambar. Ia pun langsung bergegas pulang ke rumah.
Sedangkan anaknya dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya setelah diperiksa olah mantri. Namun di perjalanan, Dizzah menghembuskan napas terakhir.
"Kalau kejadian pastinya saya tidak tahu pasti. Kata yang di rumah mau mengcas hp, tapi belum dicolok. Pas ada petir anak saya pingsan," ungkapnya saat ditemui di rumahnya, Selasa (21/3/2023).
Lili menyebut anaknya meninggal bukan karena tersambar petir. Tidak ada luka bakar di tubuh korban. Rumah miliknya pun tidak ada yang tersambar dan listrik masih menyala.
"HP nya juga tidak rusak, casannya (charge) masih di luar, listrik di rumah masih menyala. Kalau rumah yang lain iya ada yang meterannya rusak setelah tersambar petir," ungkapnya.
Anak pasangan Lili Setiadi dan Siti Maryam tersebut sempat dibawa ke RSUD Ciamis dan diberikan pertolongan. Namun sayang nyawanya tidak tertolong. Lili mengaku belum mengetahui pasti penyebab anaknya meninggal dunia.
"Memang setelah diperiksa diberikan pertolongan dan dipastikan meninggal dunia belum mengambil hasil pemeriksaan. Kemarin langsung dibawa pulang untuk dimakamkan," jelasnya.
Lili pun sudah mengikhlaskan kepergian anaknya sebagai suatu musibah. Ia pun menduga anaknya meninggal karena kaget setelah mendengar suara petir yang keras.
Korban Tewas Kesetrum
Kapolsek Ciamis Kompol Ismet Inono memastikan bocah tersebut tewas bukan karena tersambar petir. Hasil pemeriksaan, korban tewas karena kesetrum saat mencabut charger HP (ponsel).
Menurut Kapolsek, pada saat korban mencabut charger HP, ada petir menggelegar. Pada saat itu tangan korban kena korsleting listrik.
"Jadi bukan tersambar petir, berbeda pengertiannya. Anak itu di dalam rumah mencabut charger HP di dalam rumah listrik. Kebetulan saat itu hujan petir berbarengan dengan mencabut charger HP. Korslet dari petir itu langsung kesetrum. Bukan disambar petir," ujar Kapolsek Ciamis Kompol Ismet Inono kepada detikJabar, Selasa (21/3/2023).
Kapolsek mengatakan setelah kesetrum, korban langsung dibawa ke RSUD Ciamis oleh pihak keluarga. Namun sampai di rumah sakit, korban meninggal dunia.
"Dari hasil pemeriksaan medis kesetrum dari aliran listrik. Tapi tidak ada luka bakar apa apa hanya kesetrum saja. Namanya anak anak ya. Jadi sementara kesetrum saat mencabut charger HP," ungkapnya.
Kapolsek menegaskan pihak keluarga sudah menerima kejadian ini sebagai musibah.
"Sudah dibuatkan juga surat pernyataannya oleh Babinmas. Orang tua sudah menerima dengan kejadian tersebut. Tidak ada masalah," pungkasnya.
"Kalau riwayat penyakit tidak ada. Hanya memang anak saya jarang makan nasi. Seringnya minum susu," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Bendasari Jalil Kurdiana membenarkan kejadian tersebut. Namun menurutnya bocah SD tersebut meninggal bukan karena tersambar petir.
"Kemungkinan kaget setelah mendengar suara petir, kondisi tubuhnya lemah karena informasi dari keluarga jarang makan," ucapnya.
Menurut Jalil, kejadian petir menyambar membuat 10 rumah di Desa Bendasari padam. Karena alat meter listrik di setiap rumah tersebut hangus.
"Kalau yang meteran listrik tersambar itu ada 10 rumah. Listrik padam. Tapi untuk rumah korban itu tidak tersambar petir. Listrik rumahnya masih menyala dan juga di tubuh korban tidak ada luka bakar," pungkasnya.
Sumber: detik.com
Source: Patroli Indonesia TV Jabar