Wilujeung Sumping di Blog GeegleHayoO

Kisah Pak Oyo Kakek ku dari Pining Ciamis yang Luar Biasa

Foto Pak'Oyo yang diambil tahun 2014 silam sedang menggoda main kepada cucunya

Aku memiliki seorang kakek yang luar biasa bernama Pak Karyo, Aku biasa memanggil beliau Pak'Oyo. Kakekku adalah kakek yang paling hebat di dunia ini. Aku sangat menyayanginya. Sebelum ia Meninggal, pekerjaan kakek adalah seorang pemimpin keluarga yang tidak kenal lelah dan takut.

Waktu aku kecil kedua orang tuaku bekerja. Sehingga mereka harus menitipkanku kepada kakek dan nenekku. Saat aku hendak pergi tidur di siang hari, maka kakekku akan mendongengiku dengan cerita Si Kancil Pencuri Timun. Aku menyukai cerita itu terlebih lagi kakekku selalu menunjukkan ekspresi dan memeragakan adegan dalam setiap kalimat yang digambarkannya.

Saat aku beranjak SMP, aku dan kedua orang tuaku pindah dan tidak lagi tinggal bersama kakek dan nenekku. Tapi aku rajin mengunjungi mereka setiap akhir pekan. Aku datang di Sabtu siang dan pulang di Minggu sore. Mereka senang jika aku datang berkunjung. Terutama kakekku. Malam hari ketika nenek ku sudah pergi tidur, maka aku dan kakekku akan menonton film-film yang ada di televisi sambil berbincang mengenai berbagai macam hal. Beliau sering menceritakan kepadaku sejarah keluarga kami. Mulai dari cerita rumah keluarga kami yang dulu digunakan sebagai markas tentara Belanda (rumah itu masih ada sampai sekarang di Pining Kab. Ciamis) sampai cerita kakekku bersama keluarganya yang mengugsi di masa perang.

Pak'Oyo kini sudah wafat pada tahun 2016 silam dengan meninggalkan kami dan semua kenangan bersama kami. Pak'oyo bagiku adalah kakek yang luarbiasa. Sa'at sedang sakit ia tidak pernah mengeluh dan beliau sangat tidak mau jika merepotkan semua orang. Bahkan pak'oyo tetap memaksakan dirinya untuk tetap bekerja walau dalam keadaan saat sakit demi menafkahi keluarga.

Istri pak'oyo sekaligus juga nenek terbaikku bernama Tini atau aku biasa memanggilnya Mak'Entin. Nenekku selalu bilang bahwa pak'oyo itu bukan galak, namun sangat tegas tapi pak'oyo sebenarnya lebih baik dari mak'entin kata nenekku. dalam fikirku, nenek kan yang paling baik dan tak pernah sekalipun memarahiku, tapi kenapa nenek bisa bilang pak oyo lebih baik dari nenek? dan disana aku semakin bersyukur mendapat kakek dan nenek yang sangat luar biasa.

Oya, Pak'oyo itu menurutku juga memang sangat tegas, Bahkan waktu kecil aku sempat kesal karena waktu itu aku menganggapnya terlalu cerewet dan tukang marah.

Ternyata ada sebuah kebaikan dibalik itu yang belum aku mengerti pada kala itu. Aku ingat saat kecil dulu, Ketika aku pertama kalinya ingin menginap di rumah pak'oyo dan mak'entin. Karena aku sangat senang jika berada di rumah kakek dan nenek serta bermain dengan saudaraku yang baik hati bernama De Ulan di pining ciamis.


foto De Ulan

Serta aku tak lupa dengan Bi'Empit Bibi ku yang cerdas dan memiliki suara merdu sepertiku hehey.


foto Bi'Empit

Jadi aku sangatlah betah tinggal bersama orang-orang baik dan baik hati serta baik akhlak ah pokoknya mereka semuanya sangat baik.

Menjelang libur sekolah aku memutuskan untuk ngendong / Menginap.

Karena saking betahnya, aku sampai tak ingin pulang. aku ingin terus bersama mereka hingga mataku terlelap tidur. Maka aku memutuskan untuk menginap.

Tapi...

Saat menjelang tidur setelah seharian bermain ternyata bayanganku malah melayang ke Rumahku di Cibeunying yaitu tempat dimana Ayah dan Ibuku tinggal. Aku benar-benar ingin bertemu dengan kedua orang tuaku. Entah kenapa aku tiba-tiba merindukan mereka bersama suasana indah di rumah.


Foto Ibu & Ayahku

Dan benar saja sampai tengah malam aku tidak bisa tidur dan terus saja memikirkan ayah dan ibuku, Rasanya aku ingin pulang. Oya nama ibuku Bu Eti dan Ayahku Pak Elan.

Karena pada waktu itu di keluargaku masih belum ada yang memiliki kendaraan, Jadi kakek dan neneku serta semua orang yang tinggal dirumah pining kebingungan dengan diriku yang terus saja merengek ingin pulang.

Best Moment dari Kakek ku

Dan akhirnya pak'oyo mengeluarkan jiwa pahlawan sejati keluarga, Beliau memutuskan akan mengantarkanku. "Pakai apa?" Yeah, Pak'oyo menggendongku dari Pining ke Rumahku di Cibeunying Tonggoh.

Bukan masalah takut karena hantu, Tapi menggendongku tengah malam itu sangat berbahaya. Karena jalan yang dilewati untuk sampai kerumahku itu, kita harus melewati sungai cipalih yang tanpa jembatan. Jadi pak'oyo menyebrangi sungai cipalih sembari menggendongku. coba bayangkan? bagaimana jika sungai "Ca'ah"? yakni dimana arus sungai cipalih akan membesar ketika hujan.

Ya allah nyuhunkeun kasalameutan kangge simkuring sareung ieu murangkalih. mugia gusti oge masihan pangartos kangge ieu incu nu nuju rewel, Salereusna abdi mah ikhlas kikieuan. Mung kasieun abi bilih aya nanaon ka anaking.

Mugia sing di balageurkeun cai, Sato, nu teu araya, sareung sadaya nu aya didieu. (Ya allah tolong berikan keselamatan bagiku bersama anak ini. Semoga Gusti juga memberikan pengertian terhadap cucu yang sedang rewel. Sesungguhnya aku ikhlas seperti ini, Namun ketakutanku adalah takut terjadi apa-apa pada sang anak. Maka tolonglah supaya membuat baik Air, Binatang, yang tidak terlihat dan semua yang ada disini)

Aku ingat saat digendong kakek, Beliau berdo'a seperti itu. dan disepanjang jalan beliau melantunkan ayat-ayat suci al-qur'an dan pupujian dengan sesekali mengajaku bercanda. Dan alhamdulillah akhirnya aku sampai kerumah dengan selamat.

Aku menangis dan Dimarahi

Sesampainya dirumahku, Ibu dan ayahku malah memarahiku (tapi sambil meluk dan mengusap) karena memang sudah merepotkan kakek atau "ngagawekeun" katanya. Dan aku menangis bukan karena ketakutan dimarahi ibu, Tapi aku menangis karena aku melihat wajah pak'oyo yang terlihat begitu lelah, Tubuhnya sangat kotor dengan lumpur dan pakaiannya basah.

Sejak saat itu, aku mulai menyayanginya. Kemudian beberapa hari kemudian aku kembali ingin menginap di Rumah kakek. dan aku berjanji tidak akan pernah mau pulang ditengah malam meskipun membayangkan ibu dan ayahku masih selalu menggodaku untuk pulang. namun aku cukup mendoakan supaya ibu dan ayahku baik-baik disana.

Karena aku sadar nanti juga aku akan pulang

Tapi aku jadi suka nginep dan Bahkan ketika menginap, aku susah untuk diajak pulang sama ibu dan ayahku. Sampai akhirnya mereka berhasil menggodaku dengan memberikan mainan baru yang aku inginkan hehey.

Ketika Pak'Oyo Tegas

Aku tidak pernah menganggapnya remeh lagi, Karena seiring bertambahnya usiaku juga aku mengerti bahwa yang dikatakan pak'oyo itu sangat benar dan baik juga untukku. Tapi kini tidak ada lagi orang yang tegas yang selalu menegurku ketika aku nakal. Aku benar-benar merasa kehilangan ditinggal olehmu pak'oyo

Selamat jalan Pak'Oyo semoga engkau diberikan tempat indah disana untuk menunggu kita berkumpul kembali nanti di Surga. Semoga Engkau mendapatkan ke Ridhoan Allah SWT amin.